[10] Mau Sama Agam

428 21 0
                                    

Sinar matahari memancarkan sinarnya di celah jendela kamar Agam, pria itu masih terlelap dan bersahabat dengan mimpinya, sangat damai, hingga pria itu tidak sadar kalau sekarang menunjukkan pukul tujuh pagi.

Tiba-tiba ada yang menggedor dengan keras pintu kamar Agam, "Agam... Buka pintunya, kamu gak sekolah apa?"

"Agam..."

Ucap seseorang dibalik pintu dengan nyaring.

"Agam! Sekolah nak!"

Agam yang mendengarnya langsung menarik guling yang ia peluk menjadi menutupi telinganya, agar sang pembicara dibalik pintu tidak terdengar ditelinga Agam. Sangat menganggu tidur nyenyak Agam yang sedang memimpikan ciwi-ciwi cantik.

"Berisik woi! Gue mau nembak cewek cantik dulu ah elah," sahut Agam menarik selimutnya hingga menutupi kepala dan guling yang ia tempelkan di telinganya.

"AGAM, BANGUN NAK... MASIH PAGI KAMU MIMPI YANG ANEH ANEH YA?!" teriak Mama nya di balik pintu.

Mama Agam tinggal di apartemen nya selama beberapa hari kedepan, karena Gama sudah pindah kerumah sang istri tercinta, dan tersisa satu kamar yang dihuni oleh Papa dan Mama Agam.

"AGAM INI UDAH JAM TUJUH NANTI KAMU TELAT," Ujar sang Mama masih belum menyerah membangunkan putra keduanya itu. Tapi, tetap saja belum aja jawaban dari Agam.

"AGAM! BANGUN DAN SEKOLAH SEKARANG! ATAU MAMA SITA LAPTOP KAMU TERUS MAMA UNINSTALL PES KAMU?!"

"KALO PERLU KASET PES KAMU MAMA BAKAR SEMUA!"

Horror.

Aset berharga pria.

Bagaikan petir di pagi hari, mata Agam langsung terbuka lebar dengan spontanitas, dan Agam langsung bangkit dari tidurnya, "IYA MAH IYA!"

Agam berjalan dengan malas membuka pintu kamarnya, dan terdapat Mama yang sudah memasang muka kesal.

"Agam! Kamu yah! Udah kelas dua belas, masih aja bertingkah, kalau kamu di skors terus dikeluarkan gara-gara telat gimana?!" Oceh Mama Agam dengan sebal, sementara Agam hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Udah biasa ma, yaudah Agam siap-siap dulu ya." Ucap Agam sambil keluar kamar menuju kamar mandi, sebelum sang Mama tercinta memarahinya.

~🖤~

Agam melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, sambil berdecak sebal.

"Ck! Sialan! Jam pertama pak Salamon lagi, bisa kena sumpah serapah gue." gumamnya sambil berlari menuju lantai tiga yang terdapat kelasnya.

Ini semua gara-gara Arga yang mengajaknya bermain PES sampai lupa waktu, mainnya mulai jam dua belas malam sampai jam tiga pagi. Setelah bermain Agam tidak langsung tidur, ia malah streaming YouTube sampai jam empat. Untung saja kepala Agam tidak pusing karena tidur hanya sekitar dua jam.

Agam berjalan dengan menunduk agar kepalanya tidak terlihat di jendela dekat pintu masuk, supaya pak Salamon tidak melihatnya, tapi nihil, dugaan Agam salah.

"AGAM ALFREDO!" Panggil pak Salamon dengan tegas dan menghampiri Agam.

"Kenapa telat?! Udah jam berapa ini?"  Tanya pak Salamon dengan nada meninggi.

"Ini juga, bajunya dimasukkan, mau jadi preman sekolah kamu?!" Lanjutnya sambil menyentuh ujung baju Agam.

"Pak, saya kan pangeran kelas, bukan preman," jawab Agam dengan polos, sontak para murid yang mendengarnya tertawa pelan.

Boy FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang