Part 7

578 51 0
                                    


Baekhyun pov

Suara pintu terbuka Seseorang yang kutunggu sudah datang dan melewati ku begitu saja dan langsung menaiki anak tangga, 'Apa dia tak melihatku? Atau kah memang sengaja' batinku

Aku memutuskan untuk kedalam kamar menghampiri nya, ia terkejut karena aku langsung membuka pintu dan menariknya, memojokkannya pada dinding samping lemari besar kamar ku

"Aw.. yak apa yang kau lakukan?" Pekik nya

"Kau bermain dibelakang ku?"

"Mwo?"

"Aku melihat mu berpelukan dengannya"

"Hah? Nugu?"

"Jangan pura-pura kau tak tahu Irene"

"Apa maksud mu, aku tak mengerti Baek"

"Aku melihatmu bersama Taehyung"

"Aaaahh Taehyung, kau habis dari luar?"

"Apa hubungan mu dengannya?"

"Untuk apa kau bertanya?"

"JAWAB AKU!!" aku tak dapat menahan emosiku lagi, bagaimana tidak, aku melihatnya keluar bersama Taehyung dijam kerjanya lalu mereka berpelukan, padahal ia sudah memiliki aku disini, dia tahu aku sedang sakit namun ia lebih memilih pergi kekantor dibanding menemani ku dirumah. aku geram dan tak sadar membentaknya

Aku dapat melihat mata Irene yang sedikit membengkak itu kini menahan air matanya yang akan segera keluar, sungguh aku menyesal membentaknya seperti tadi 'Bodoh kau Baekhyun, kau malah membentaknya'

"Apa urusanmu Baek?" Tanya nya

"Apa mau mu, apa hubungan kita ini hah? Apa aku salah, disini aku yang salah? Apa aku pernah marah padamu setiap kali kau sedang bercumbu dengan yeoja itu, aku tak tahu alasan mu selalu pulang larut malam, aku tak pernah mencampuri urusanmu, kau sendiri mengatakan bahwa kau memiliki yeoja chingu bukan? Apa aku melarang mu tidak bukan?lalu kau?" Ucapnya kembali yang membuatku berdiam diri mematung mendengar penuturan nya

"Irene..." Ucapku lirih

"Satu hal lagi, apa kau lupa? bukankah aku hanya perlu menikah denganmu dan setelah itu bebas apa mau ku"

Aku melihat Irene yang sudah menteskan air matanya didepan ku saat ini, sudah lama aku tak melihatnya menangis seperti ini, aku sangat bodoh dengan apa yang aku lakukan selama ini padanya, tentu dia tak salah, semuanya bermula dariku sendiri.

"Irenenah..." Ucapku sebelum Irene mendorong ku dan langsung keluar dari kamar dengan menutup kencang pintu kamar ini, aku meruntuki diriku sendiri 'Seharusnya tak begini caranya aku salah aku yang bersalah disini'

****

Aku memutuskan turun menghampiri Irene, namun aku tak menemukan keberadaanya disemua ruangan, hingga suara isakan tangis menggema di pendengaran ku, aku menuju asal suara tangisan itu hingga aku berhenti tepat di depan kamar lantai satu pasti Irene didalam dan sedang menangis saat ini
'Aku membuatnya menangis, maafkan aku irene, aku terlalu cemburu melihat mu dengannya' batinku. Aku menyandarkan diriku pada pintu yang terkunci itu dan terduduk dilantai mendengarkan Isak tangis Irene yang mengisi ruangan tersebut

Sudah sangat larut malam dan aku masih dapat mendengar Isak tangisnya walau tak sekencang sebelumnya, hingga suara derap langkah menyadarkan aku hingga aku berdiri dan langsung menuju lemari besar yang berada diruang tv, lampu saat ini sudah mati hingga Irene tak kan melihatku disini. Pintu terbuka, Irene berjalan keluar dengan wajahnya yang sangat sembab, ia menuju ke dapur lalu membuka laci dan mengambil sesuatu, seperti sebuah obat hingga ia menuangkan air dan meminum obat tersebut, ia terduduk di meja makan dan melamun cukup lama hingga memutuskan kembali kekamar yang berada dilantai satu itu

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang