Part 30

342 26 0
                                    


"Irene aku disini"
"Oppa?" Ucap irene terkejut melihat oppanya yang memasuki ruangan ini
"Kami akan mulai persalinannya" ucap dokter yang menangani irene
"Ne, tolong berikan yang terbaik" ucap oppanya
Irene harus melakukan sesar tidak melahirkan normal karena bekas pendarahan itu
"Jangan takut, Oppa disini bersamamu"
"Bogoshipoyo" ucap Irene
"Nado" ucapnya yang sudah menggenggam tangan milik adiknya itu memberikan kekuatan agar Irene tidak begitu merasakan sakit
"Hiks,, Oppa"
"Bertahanlah, ia akan segera lahir kedunia"
Irene menganguk dan mengatur nafasnya airmatanya sudah mengalir begitu saja dari mata indahnya, ia juga menggenggam kuat tangan oppanya. Oppa nya mengelus lembut rambut Irene dan mengecup kening adik kesayangannya itu

Operasi sesar sudah berjalan sedikit lama dokter dan para perawat sedang berjuang untuk mengangkat bayi yang berada dalam perut irene, hingga akhirnya suara tangisan bayi terdengar menggema keseluruhan ruangan itu
"Oweeee.... Oweeee" tangisan bayi
Senyuman tertera di semua wajah yang berada didalam ruangan termasuk Irene senyuman indah menghiasi wajah cantiknya bersamaan dengan airmata terharunya
"Dia sudah lahir Irene" ucap oppanya
Irene hanya mengangguk dan sedikit melonggarkan gengaman ditangan oppanya hingga ia menutup matanya.
"Irene... hey ireneah... dok mengapa dia tak sadarkan diri?" Panik oppanya yang melihat Irene tak kunjung membuka matanya.
"Kami akan memeriksa nya, tolong tunggu diluar tuan" ucap dokter itu
Oppanya mendengarkan arahan dokter tersebut dan segera keluar dari ruangan
Semua merasa panik dan segera memeriksa Irene dan menyelesaikan operasinya

****

"Irene"
"Baekhyunah, eodiseo?" Tanya Irene mencari keberadaan Baekhyun
"Aku disini" suara Baekhyun terdengar jelas ditelinga Irene
"Jangan bercanda Baek dimana kau?"
"Apa kau tak bisa melihat ku?" Tanya Baekhyun
"Baek.. kau dimana cepatlah kemari" ucap Irene sedikit merasa takut
Hingga ia dapat merasakan seseorang memeluknya dari arah belakang dengan erat yang membuatnya terasa hangat
"Baek?" Ucap Irene
"Ehm.. Wae?" Ucapnya
Irene membalikan badannya dan tersenyum senang melihat Baekhyun berada dihadapannya saat ini
"Kau ini, membuatku takut, jangan tinggalkan aku sendiri" ucap Irene memeluk Baekhyun dengan erat
"Ehm... Aku tak bisa berjanji Irene"
"Nde? Mwo? Wae?" Irene langsung melepaskan pelukannya
"Kau takut?" Baekhyun balik bertanya
"Nee, ige mwoya? kau sudah berniat meninggalkan ku?"
"Sebenarnya aku tak ingin, tapi aku tak bisa"
"Apa yang kau katakan, ini tidak lucu Baek"
"Aku pun berfikir seperti itu" ucap Baekhyun dengan tenang menatap istrinya tersebut

Mata Irene sudah berkaca-kaca dan airmatanya turun begitu saja, Baekhyun yang melihat itu mengusap air mata Irene dengan ibu jarinya
"Jangan menangis seperti ini, itu membuatku sakit" ucap Baekhyun
"Ini gara-gara kau" kesal Irene
"Mianhaeyo"
"Hiks... Kau tega sekali, apa alasanmu?" Tanya Irene
"Mungkin ini takdir kita irene"
"Aku tak ingin mendengar kau berbicara, berhenti" ucap Irene menutup kedua telinganya dengan keras
"Irene..". Baekhyun memegang tangan Irene dan melepaskannya dengan perlahan dari telinga Irene
"Hiks... Kau jahat... Baek"
"Jaga anak kita dengan baik hingga ia tumbuh dewasa"
"Kita harus menjaganya bersama Baek"
"Maafkan aku"
"Waeyooo ... Wae??"
"Aku benar-benar harus pergi irene"
"Andwe... Andweee" ucap Irene menggenggam erat lengan Baekhyun
"Aku mencintaimu irene, aku sangat mencintaimu"
"Maka dari itu jangan tinggalkan aku, aku juga mencintaimu" ucap Irene
"Mianhae" ucap Baekhyun lalu menghilang begitu saja bagaikan debu halus yang terbawa angin
"Baek.... BAEKHYUN ANDWEEE...." Teriak Irene

"BAEKHYUN" Irene membuka matanya dan berteriak memanggil nama baekhyun, keringat sudah membasahi pelipisnya nafasnya memburu tak beraturan, mimpi tadi membuatnya sangat ketakutan, ia merasa akan kehilangan suami tercintanya itu semuanya terasa begitu nyata bagi Irene

Irene pov

Takut, satu kata yang menggambarkan perasaanku saat ini, mimpi itu terlihat sangat nyata bagiku, aku berusaha bangun dari tidur ku sebelum oppaku menahanku untuk tidak terbangun
"Kau sudah sadar? Jangan duduk tetaplah berbaring" ucapnya
"Oppa, dimana baekhyun?"
"Dia ada diruang ICU"
"Mwo? Bagaimana keadaannya?" Tanyaku
"Dia baik-baik saja, walau belum tersadar setalah Operasi selesai"
"Aku ingin melihatnya"
"Jahitanmu masih basah Irene, kau belum diperbolehkan untuk berjalan"
"Aku ingin melihatnya Oppa" ucapku memohon
"Tapi...." Belum sempat oppaku berucap seseorang membuka pintu ruanganku dengan tergesa itu adalah Suho
"Hyung... Baekhyun Kri....tis.." ucapnya membuatku sangat terkejut
"Mwo??? Baehkyun andwe..." Ucapku langsung terbangun "Ahh... Sssttt" aku menahan rasa pedih dibagian perutku dan langsung turun namun aku dicegah kembali oleh oppaku
"Irene .. jangan seperti ini, jahitanmu bisa terbuka"
"Baekhyun... Oppa baekhyun dia kritis .. aku harus melihatnya... Biarkan aku melihatnya Oppa... Kumohon... Hiks.." aku sudah menangis aku benar-benar sangat takut saat ini
"Maafkan aku" ucap Suho
"Aniya Gwenchana" ucap oppaku langsung mengangkat ku, secara spontan aku langsung mengalungkan lenganku pada lehernya. Oppa membawaku langsung keruangan baekhyun aku hanya bisa menyembunyikan wajahku dipundaknya menangis sejadi-jadinya aku sudah sangat ketakutan

Aku diturunkan dikursi roda tepat didepan ruang ICU yang ditempati baekhyun, aku dapat melihat banyak dokter dan para perawat disana sangat sibuk menangani baekhyun air mataku tak ada henti-hentinya terus mengalir. Aku takut apa yang aku mimpikan itu terjadi, aku takut Baekhyun pergi meninggalkanku

"Sudahlah dia akan baik-baik saja" ucap oppaku menenangkan ku
"Aku tau, dia pasti baik-baik saja"
"Irene..." Ucap seorang yeoja paruh baya yang terdengar jelas ditelingaku
Eomma dan appa sudah berada disampingku saat ini, eomma langsung memelukku dengan erat dan aku hanya bisa menangis tanpa kata
"Bagaimana keadaanmu, maafkan eomma baru datang" ucapnya
"Kau pasti kuat nak" ucap appaku dan aku dapat merasakan ia menepuk pundakku dan mengelus rambutku dengan lembut

Aku pun dapat melihat orangtua baekhyun berada disana semuanya berkumpul disini dengan wajah penuh kecemasan membuatku benar-benar sangat ketakutan melihat mereka seperti itu aku merasa akan kehilangan Baekhyun. "Ani baekhyun pasti kuat dia akan baik-baik saja, dia tak mungkin tega meninggalkan ku, aku mohon kau pasti kuat Baek bertahanlah untukku dan anak kita, jangan pergi kumohon" batinku terus berucap

Suara dari alat pendeteksi jantung itu menggema sampai keluar ruangan ini, bunyi yang tak ingin kudengar, bunyi itu yang tak pernah diharapkan oleh siapapun terdengar begitu saja, hatiku sangat sakit  kepalaku sudah sangat pening seluruh  badanku terasa lemas aku sudah tak sanggup untuk mendengar apapun kesedihan langsung menyelimutiku

"Baekhyunah ......"

-
-
-
-
-

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang