Tepat ketika Jinyoung turun dari mobilnya, suara ledakan lagi-lagi terdengar.
Suaranya berasal dari belakang rumah sakit.
Tapi fokusnya sekarang bukan ledakan tersebut. Sekarang waktunya dia mencari keberadaan Daehwi dan Momo, yang berada di lantai atas.
Dengan tergesa, Jinyoung berlari menaiki tangga darurat yang agak penuh karena orang-orang memilih mengevakuasikan dirinya melalui tangga darurat.
Berbagai macam teriakan juga tangisan terdengar dari mana-mana.
Beberapa kali pula, tubuh ringkih Jinyoung terdorong—terbawa arus manusia-manusia yang mengarah turun. Sedangkan Jinyoung, melawan arus, karena tujuannya adalah keatas.
"Permisi, maaf." Sudah seringkali Jinyoung mengucapkan kata-kata tersebut karena terlalu terbawa emosinya yang memuncak.
Beberapa kali juga, dia tak sengaja mendorong seseorang hingga terperosok jatuh.
Hey, ini bukan keinginannya. Ini darurat, dan jangan salahkan Jinyoung, tolong.
30 menit, Jinyoung akhirnya berhasil melewati kumpulan manusia yang berkali-kali menyeretnya mundur.
Akhirnya, Jinyoung berhasil mencapai letak dimana kamar rawat Daehwi berada.
Dengan tergesa, Jinyoung berlari menuju kamar rawat Daehwi.
Tapi nihil. Tidak ada.
Yang Jinyoung temukan hanyalah sebuah mayat suster yang sepertinya mencoba melindungi Daehwi—namun malah harus kehilangan nyawanya karena tertembak.
Dengan sedikit amarah, Jinyoung berjalan menuju tangga untuk turun.
Namun langkahnya terhenti, tepat didepan tangga.
Disana, Momo dengan kepalanya yang sepertinya sedikit mengeluarkan darah, merintih kesakitan.
Dengan cepat, Jinyoung menolong Momo. Ia yakin kalau Momo berusaha menahan Daehwi.
"J-jinyoung?"
"Iya ini aku. Dimana Daehwi?" tanya Jinyoung cepat. Perasaannya mulai tidak enak.
"D-dia berhasil dibawa oleh orang-orang tadi. Maaf, aku tidak berhasil menahannya," sesal Momo. Kepalanya terkulai lemas. Perasaan bersalah membuncah didadanya.
Jinyoung menggeleng pelan, "Tak apa. Aku akan mencarinya."
Lalu Jinyoung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Dahyun.
"Hei, kekasihmu terluka akibat penyerangan Golden Horn di rumah sakit."
"Wah, kau serius? Bawa saja dia ke klinik apartemen. Tinggalkan saja disana, dia bisa mengatasi dirinya sendiri," balas Dahyun darisana. Terlihat jelas kalau Dahyun juga sedang pusing.