part 6

56 5 0
                                    

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"

RAE berundur kekiri menjauhkan diri dari Sara. Gadis itu seakan-akan dirasuk oleh sesuatu.

"Berikan tangkal itu... ", kata gadis itu tersenyum menampakkan gigi putihnya. Kemudian dia memuntahkan lumut kehitaman sambil ketawa mengilai.

"HAHAHAHAHAHAHAH! Jembalangmu sudah tewas ditangan aku!" Kata gadis itu lagi. Suaranya kini berubah kepada suara jelmaan wanita tadi.

"Keluar Rae!" Pekik Ah Ben yang meluru keluar dari dalam kereta. Diikuti oleh dukun Lavi yang berkumat kamit membaca mantera.

"A...aak..ku.. Ter....se....sekat! To...tolong...Be.....ben!" Suara jeritan Rae tersekat-sekat hampir tidak kedengaran. Lehernya dicekup kuat oleh jari jemari gadis itu. Kemudian, lidah gadis itu menjelir keluar dengan panjangnya!

Lidah itu melingkari wajah Rae dan menjilati bibir jejaka itu.

"Hmmmmmp!" Rae mengatup ketat mulutnya agar lidah itu tidak memasukinya. Tetapi kekuatan rasukan ditubuh gadis itu tidak terdaya dihalang oleh Rae. Kedua belah kaki dan tangan Rae pula dibelit oleh rambut gadis itu yang tiba-tiba tumbuh mendadak memanjang seperti akar kayu.

Kedua kaki Rae dikangkangnya habis.
Tangannya pula diangkat keatas hingga menyentuh bumbung kereta tersebut.
Gadis itu kemudian dengan ganasnya merentap pakaian yang membaluti tubuh jejaka itu.

Rae membuka mulut lalu menjerit sekuat hati.

"BEN TOLONG AKUUUU!"

ZAS! ZUP! ZAS!

Pakaian Rae disentap sehingga koyak rabak begitu juga dengan seluar jeans yang dipakainya.
Jejaka itu kini hanya tinggal seluar dalamnya saja.

"Pakcik! Buat sesuatu!" Jerit Ah Ben, dia berlari meluru kearah tempat duduk belakang lalu membuka pintu, tetapi gadis itu menatap tajam kearah Ah Ben, dan hanya dengan pandangan matanya, ia mengangkat dan melambung tubuh itu dan menghumbannya di pelusuk jalan raya.

DUBBB!

"ARGHHH!" Jerit Ah Ben pabila tubuhnya tersembam jatuh di permukaan tar jalan raya. Darah mengalir keluar dari hidungnya.

"Pakcik!!"

Dukun Lavi masih berkumat kamit
membaca mentera, sementara itu Rae bergelut dengan gadis tersebut didalam kereta.

"Sara please! Wake up hun!" Pekik Rae apabila cekupan dilehernya dileraikan. Gadis itu menyeringa memanjat tubuh jejaka dihadapannya.

"Rae sayang... ", kata gadis itu sambil lidah panjangnya menjulur masuk kedalam mulut jejaka tersebut.

"Arghhhh!" Jerit Rae meronta-ronta.

"Kau akan memberikan aku zuriat Rae... ", kata gadis itu lagi. Lidahnya menjolok kerongkong jejaka itu membuatkan wajah Rae kebiru-biruan menahan nafas!

"Pakcik Lavi!!!" Jerit Ah Ben lagi kepanikan.

"HAAAAAAAAAAAAAAH!" Gadis itu kemudiannya melepaskan Rae yang hampir mati akibat sesak nafas.

"UHHUK!! UHUKKK!" Rae terbatuk dan kemudian memuntahkan lumut hitam.

ZUPPPPPPP! POOOOF!

"Mana dia dah pergi!? Sara mana?!" Jerit Ah Ben meluru kearah Rae yang sedang termuntah lumut.

"Ayohhh! Kita jangan kelewatan! Kini sahabat kamu itu sudah didalam genggaman Jembalang itu!" Kata dukun Lavi dengan nada keras.

"Pakcik menghalaunya tadi ke?!" Kata Ah Ben tercungap-cungap, lantas meluru masuk kedalam kereta. Pintu belakang kereta juga sudah ditutupnya.

"Pakcik membaca mentera untuk menghalaunya." Jawab dukun Lavi memandu laju kereta itu menuju ke lubuk.

Rae yang berada dibelakang tempat duduk, bertungkus lumus memuntahkan lumut yang masih tersisa didalam tengorok kerongkongnya.

EW!

"FFS!" Jerit Rae menghamburkan makian terhadap jembalang yang merasuk aweknya.

"Saber! Doain aja semoga sahabat kalian tidak dia apa-apain oleh jembalang itu!" Kata dukun Lavi lagi.

"Macam mana ni Ben? Aku dah bogel! Tak guna punya setan!" Bentak Rae membuak kemarahannya terhadap makhluk itu.

"Dia mahu zuriat", jelas dukun Lavi lagi.

"What?!" Kedua jejaka itu memandang tepat ke wajah dukun Lavi.

"Iya! Memandangkan Nona Moli ngak bisa memberikannya zuriat untuk menemani anaknya, maka nona Sara menjadi mangsanya saat ini." Jelas dukun Lavi lagi.

"Dan kamu anak muda, kamu akan menjadikan impiannya ini tercapai", ujar dukun Lavi lagi.

"Hah! Apa ni pakcik, Rae tak faham langsung!" Jerkah Rae kebingungan.

"Lihat saja dia seperti mahu memperkosa kamu. Dan ketika aku berusaha untuk berinteraksi dengan dunia ghaib, dan ada satu roh dialam itu menyatakan bahwa, jembalang itu hadir didalam setiap mimpi kamu karena ingin mengajak kamu berselingkuh dengannya. Tetapi, hajatnya itu tidak kesampaian karena nona Moli telah mengambil tangkal itu, yang merupakan anak kecilnya. Maka, dia berang lalu meregut semangatnya nona Moli yang telah menjadi penghalang baginya." Jelas dukun Lavi panjang lebar.

"Whaaaat?! Apakah kegilaannya ini?" Kata Rae kembali kebingungan.

"Jikalau sahabat kalian tidak menginjakkan kaki dilubuk itu sebelumnya, maka apa yang kamu mimpikan adalah benar-benar terjadi dialam ghaib. Jembalang itu sudah pasti mengomoli kamu. Jembalang itu hadir disetiap mimpi kamu karena dia mahu mengoda kamu agar bisa bersetubuh dengannya. Jadi nona Moli telah menyelamatkan kamu dari mimpi ngeri tersebut. Sekarang tiba masanya kamu membalas balik kepada nona Moli. Kamu harus berkorban untuk menyelamatkan sahabat-sahabat mu itu! Kamu harus memberikan diri kamu untuk disetubuhi oleh jembalang itu!"

"Tidak ada jalan lain selain daripada bersetubuh dengan makhluk ini ke pakcik?!"

"Melainkan jika kamu ngak mahu berselingkuh, maka nona Sara menjadi korban mengantikan zuriat itu."

"What......", terkelu lidah Rae tidak terkata. Bagaimana ini terjadi? Mengapa dirinya dijerat dengan hal yang tidak masuk akal ini? Mengapa Sara yang harus jadi mangsa?!

" TIDAKKKKK!" PEKIK RAE DALAM HATI.

MISTERI LUBUK SIOL (Completed)Where stories live. Discover now