17

683 62 10
                                    

Author pov

Semalam di aula hotel yoongi dan Jiyeon meminta penjelasan tentang pernikahan yang dimaksud sahabatnya dan benar saja bahwa orang tua mereka memutuskan untuk menikahkan mereka secepatnya. Yoongi dan Jiyeon mencoba menjelaskan bahwa mereka masih enggan menikah dengan alasan karir namun kedua pasangan suami istri itu enggan mendengarkan dan memilih berpura-pura tuli mendadak.

Siang ini kedua keluarga saling bertemu untuk membahas pernikahan mereka. Yoongi masih duduk dengan wajah kesalnya, bagaimana tidak kesal dia diberikan ancaman oleh kedua orang tuanya jika menolak menikah maka seluruh fasilitasnya akan distop dan dia akan dipecat dari jabatan anak. Sedangkan Jiyeon hanya duduk pasrah karena dia adalah tipe anak penurut dan tak berani membantah.

"Jadi bagaimana jika pernikahan ini diadakan awal bulan depan" ucap tuan min

"Sepertinya harus diundur tanggal pernikahannya, appa kau tau kan awal bulan aku harus kembali ke Amerika untuk tanda tangan kontrak kerjasama dengan perusahaan Quin" ucap yoongi yang berharap agar pernikahan mereka diundur

"Kau benar....." Ucap tuan min

"Bagaimana setelah anak mu  selesai dengan bisnisnya" ucap tuan Park yang diangguki yoongi antusias

"Kalau begitu bukankah lebih baik pernikahan diadakan dua Minggu lagi sebelum yoongi kembali ke Amerika, jadi saat yoongi kesana dia sudah bersama Jiyeon sekalian bulan madu mereka" usul tuan min yang direspon gelengan oleh yoongi

"Setuju" ucap pasangan park dan nyonya min

"Kalian tenang saja biar kami para orang tua yang mengurus semuanya" ucap nyonya min bahagia

"Sekarang lebih baik kau antar Jiyeon pulang atau kalian berkencan saja, biar kami yang membahas semuanya" ucap nyonya park kepada yoongi

Yoongi pun berdiri dari duduknya dan menarik tangan jiyeon agar mengikutinya

Jiyeon pov

Yoongi mengajak ku bersantai di sungai Han sebelum mengantar ku pulang dan kini kami sudah duduk di kursi taman menikmati udara segar dan suara air yang mengalir.

"Ji maafkan aku membuat mu tak bisa bersama dengan pria yang kau cintai, maaf aku tak bisa menolak keinginan orang tua ku" lirih yoongi

"Jangan meminta maaf ini bukan salah mu saja, maaf aku juga tak bisa menolak keinginan orang tua ku" jawab ku

"Ji.... Kau sahabat ku kan?" Tanya yoongi

"Iya.." lirih ku

"Kau tau kan aku sangat mencintai Jennie dan tak akan sanggup tanpanya"  ucap yoongi penuh keseriusan

"I...iya" lirih ku lagi

"Kau memiliki pria yang kau cintai kan?" Tanyanya lagi

"I..ya" lirihku yang kesekian kalinya

"Ji lihat lah aku" perintahnya

Aku pun membalikan tubuhnya untuk berhadapan dengannya dan mata kami saling bertemu saat ini

"Kau masih mencintai ku?" Tanya nya menatap mataku

Aku terdiam tak berani menjawabnya seperti tadi

"Maksudku perasaan kita saat sma dulu, apa kau masih memiliki perasaan untuk ku?" Ucapnya membenarkan pertanyaannya

"Ji jawab jangan diam saja" ucapnya sedikit kesal

"Ti...dak" ucap ku lirih hampir tak bersuara

"Bagus jadi diantara kita tak akan ada yang saling tersakiti" ucapnya lega

"Maksud mu?" tanya ku bingung

"Kau mencintai pria lain dan aku mencintai jennie, jadi bagaimana jika kita menikah bohongan seperti dulu saat kita SMA berpacaran bohongan. Nanti kita akan tetap bercerai setelah membuat beberapa masalah, bagaimana menurutmu?" Tanyanya santai

"I...iya... Ter...serah kau saja" lirih ku lalu bangkit dari duduk ku

Aku berjalan menjauh dari yoongi dengan air mata yang sudah jatuh di pipi ku

Aku berjalan menjauh dari yoongi dengan air mata yang sudah jatuh di pipi ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji...." Panggil yoongi yang dapat kurasakan dia semakin mendekat

"Berhenti!!!" Bentak ku dengan suara ku yang dibuat biasa saja

"Ji....." Lirih yoongi

"Diam disitu jangan mengikuti ku, aku.... Ingin sendiri" jawab ku

"Tapi ji.." ucap yoongi yang langsung ku potong

"Sampai bertemu di hari pernikahan hiks" pamit ku lalu berlari menjauhi yoongi

Yoongi pov

Aku terdiam mendengar suara Jiyeon yang bergetar dan terisak, aku memilih mengalah dan membiarkan Jiyeon pergi.

"Apa dia menangis?" Gumam ku

"Tapi kenapa dia menangis?" Gumam ku lagi

"Apa aku berucap salah?" Pikir ku masih menatap punggung Jiyeon yang semakin jauh

"Tunggu..... Apa dia menyukaiku....?" Batin ku bingung dengan sikap Jiyeon

only you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang