14. Smell

186 29 4
                                    

Park Chorong
Jung Eunji

. . .


3 tahun yang lalu, Chorong masih seorang
murid sekolah, dia melakukan sebuah perjalanan dengan sahabatnya, Eunji. Mereka baru saja selesai mengikuti ujian dan sedang mencari hiburan dan petualangan. Eunji pun membawa anjing peliharaannya untuk menemani mereka dalam perjalanan.

Karena tidak memiliki cukup uang, mereka tidak bisa menyewa sebuah penginapan. Jadi, mereka berdua hanya berhenti di pinggir jalan dan tidur dalam mobil.

Suatu petang, ketika sudah hampir gelap, Chorong dan Eunji melintas di sebuah pemukiman kecil dekat laut. Lokasinya berada di pinggir pantai, di dasar gunung. Ketika itu bahan bakar mereka juga hampir habis, jadi Chorong mengemudi dengan pelan sambil mencari tempat untuk mengisi tanki mobil.

Melaju di pinggiran pantai, mereka menemukan satu-satunya pengisian bahan bakar disana, tapi tempat itu sudah tutup. Tempat itu hanyalah sebuah rumah kecil dengan pompa bensin di luarnya, jadi mereka berdua berjalan masuk dan membunyikan belnya.

Ada sebuah keranjang besar tergantung di depan pintunya. Keranjang itu berisi daging, sayur-sayuran, permen dan berbagai perhiasan kecil-kecil. Kelihatan seperti sebuah persembahan atau semacam sesajen yang biasa ditinggalkan di tempat-tempat keramat.

Eunji membunyikan belnya lagi dan melihat seseorang menengok keluar melalui celah di jendela, tapi tak seorangpun membuka pintunya.

"Hey, saya tahu kau di dalam! Buka pintunya!" sahut Eunji kesal.

Tidak ada jawaban. "Mobil kami sudah hampir kehabisan bensin dan kami tidak ingin terjebak di sini," sahut Chorong lagi.

Lampu menyala dan terdengar bunyi kunci bergeser. Pintunya terbuka hanya sedikit dan sesosok pria mengintip keluar dari sana. "Apa yang kau inginkan?" gumamnya.

"Kami hanya mau sedikit bahan bakar," jawab Chorong.

"Tidakkah kau lihat kami tutup hari ini?"

"Maafkan kami telah mengganggumu, tapi kami betul-betul tersendat," ucap Chorong.

"Tidak tahukah kau tengah berada di mana?" katanya. "Pergi dari sini sekarang!"

"Oke, tapi kami butuh bahan bakar," sahut Eunji.

"Tunggu sebentar," dia menggeram. Pria itu membuka pintunya lebih lebar dan mengeluarkan sekaleng bensin dan memberikan kepada mereka. "Sekarang pergi sana dan tinggalkan kami sendiri!" sahutnya, membanting pintu tepat di depan mereka berdua.

"Cuih, kasar sekali," sahut Eunji yang kesal dengan sikap pria itu.

"Terima kasih!" teriak Chorong pada pria itu.

Mereka kemudian berjalan kembali ke mobil, Eunji pun segera mengisi tanki mobil dengan sekaleng bensin itu. Sedangkan, Chorong melihat di sekeliling dan melihat jalanan yang sangat sepi. Semuanya sunyi. Rumah- rumah sangat gelap dan tiap rumah memiliki sebuah keranjang besar tergantung di pintu depannya.

"Apakah hari ini ada semacam festival atau semacam perayaan lainnya?" tanya Chorong dengan keras.

"Jika ada, saya tidak tahu apa itu." jawab Eunji.

Mereka berdua sangat lelah mengemudi seharian, jadi mereka memutuskan untuk tinggal di pemukiman ini semalaman dan melanjutkan perjalanan esok paginya. Mereka memarkirkan mobil di pinggir jalan yang menghadap ke arah lautan.

Eunji pindah ke kursi belakang dengan anjingnya, sementara Chorong membungkus tubuhnya dengan sebuah selimut di kursi depan dan mencoba untuk tidur sebentar. Tak lama kemudian, anjing milik Eunji mulai menggeram, mereka berdua terbangun dan menyadari ada sebuah bau busuk yang menyengat di udara.

Anjing itu menggeretakkan giginya dan terus menggeram seraya memperhatikan ke arah laut. Biasanya, anjing itu sangat baik dan tenang, tapi sesuatu sepertinya telah menakutinya. Mereka pun menoleh ke arah laut, laut itu terlihat tenang dan mengerikan, memantulkan cahaya hanya dari bulan yang berwarna pucat.

Tak lama kemudian, Chorong melihat sesuatu menggeliat-geliat di ujung dermaga yang ada di situ. "Apa itu?" desisnya.

"Tidak tahu," ucap Eunji dengan pelan.

Awalnya itu seperti sebuah batang kayu yang mengapung di air, tapi semakin lama melihatnya, benda itu terlihat seperti merangkak naik dari laut. Perlahan-lahan benda itu naik ke daratan, berputar dan menggelincir seperti seekor ular, tapi tak bersuara sedikitpun. Benda itu seperti sekepul asap hitam besar, berputar di sekelilingnya dan membentuk dirinya menjadi sesosok manusia raksasa.

Tiba-tiba bau busuk itu sangat menyengat membuat mereka mual. Sosok gelap itu lalu melintas ke jalan dan menjangkau rumah pertama yang ada di seberang tempat parkir. Bentuknya setinggi rumah dan memiliki lengan yang tergantung panjang dan kaki yang tajam. Sosok menakutkan itu mengintip dari jendela-jendela seperti memiliki wajah.  Lalu, dia menuju ke keranjang yang berada di pintu itu dan mulai mengeluarkan apapun yang ada di dalamnya.

Chorong melihat ke arah Eunji dan dia masih terduduk di sana di kursi belakang, gemetar seperti selembar daun. Chorong sangat ketakutan hingga tak dapat menggerakkan satupun otot-ototnya. Seluruh tubuhnya mematung dan jantungnya berdetak kencang sampai takut itu akan keluar dari dadanya.

Bau busuk dari ikan mati mengalir di udara seperti kabut tebal. Hampir tidak tertahankan. Sosok misterius itu bergentayangan dari rumah ke rumah, mengintip jendelanya dan mengambil barang-barang yang ada dalam keranjang.

"Nyalakan mobilnya," ucap Eunji dengan suara yang gemetaran.

Chorong pun segera memasukkan kunci ke kontaknya dan mesin mulai bekerja, sosok gelap itu membalikkan badannya perlahan dan menatap langsung ke arah mereka. Sosok itu mulai berjalan ke arah mereka. Chorong segera menginjak gasnya dan keluar dari tempat parkir itu.

Anjing Eunji mulai menyalak seperti anjing gila di kursi belakang. Sedangkan Eunji hanya terus berteriak ke arah sahabatnya itu dan Chorong sangat takut untuk menengok ke belakang lagi. Ia hanya melajukan mobil secepat yang ia bisa hingga keluar dari pemukiman dan menuju ke kota selanjutnya.

-

Paginya, mereka sudah sangat kelelahan, tapi mereka berdua harus meninggalkan tempat itu dengan segala keanehan yang ada. Mereka pun pulang ke rumah dan beberapa hari kemudian, Chorong menceritakan kepada orangtuanya tentang pengalaman mengerikan itu.

"Dulu waktu kanak-kanak ibu pernah mendengar sebuah legenda tentang sebuah kampung nelayan yang kecil di tepi pantai. Katanya kampung itu dikutuk dan dikuasai oleh berbagai macam makhluk supranatural dan setan. Pada hari yang sama, tiap tahunnya sesuatu akan bangkit dari laut dan menyerang para penduduknya, membantai dan melahap mereka semua. Untuk melindungi diri mereka, mereka harus mengunci pintu rumah mereka pada malam hari dan meninggalkan sesajen di luar rumah mereka untuk menjauhkan makhluk itu," ucap Ibunya.

Sejak itu, Chorong selalu menjauh dari laut. Selalu ada bau amis yang tercium membuatnya takut hingga tanpa sadar membuatnya gemetar dan gelisah. Tak beda jauh dengan yang terjadi pada Eunji, dia sama takutnya seperti Chorong.

. . .






Yuk Vomment :')

creepypasta | apinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang