#1. Mencari

853 36 2
                                    

Dear Diary #1,

Alarm kamar tidur berbunyi sangat kencang pagi ini membuat gua terbangun dengan tidak nyaman karena berbunyi cukup nyaring.

Gua terbangun dengan mata yang sangat bisa dibilang menyeramkan.

Kelopak mataku berwarna abu-abu karena gua bergadang kemarin malam. Gua terlalu asyik bermain game dengan teman gua sampai larut malam.

Seseorang menyetuk pintu kamarku, "MIYA! Mau sampai kapan kamu tidur terus? Kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa? Tidak mau sekolah?"

Gua kaget ketika jam menunjukan jam 6 pagi dan gua masuk sekolah jam setengah 7 pagi. Gua segera bangun dari tempat tidurku dan tidak sempat mandi.

Gua berdiri didepan kaca dikamar tidurku dan melihat betapa buruknya mataku karena tidak cukup tidur.

Biasanya karena gua tidak mandi, gua hanya menggunakan tissue basah untuk membersihkan seluruh tubuhku dan hanya mengandalkan parfum untuk mengharumkan seragamku.

Gua menggunakan beberapa alat make up untuk menutupi kelopak mataku yang nampak gelap ini.

Gua melihat kaca lagi, "Pantes aja banyak yang bilang gua cantik. Emg cantik tuh" Pujiku pada diri sendiri.

Gua mengambil tas dan menuju keruang tamu. Disana supirku sudah menunggu lama sekali dan gua baru turun dari pulau kapukku.

"Sudah siap, non?" Kata supirku.

Gua mengangguk untuk menjawabnya sekilas. Beberapa menit setelah menunggu lama dimobil, akhirnya gua sampai disekolah gua.

Saat baru turun dari mobil tiba-tiba ada seseorang yang menepukku dari belakang. Gua secara reflek menengok untuk mengetahui siapa yang menepukku.

Ternyata itu sahabatku, Layla.

Layla menarik tanganku isyarat untuk lebih cepat, "Lu lama banget sih, turun dari mobil aja kayak princess. Sok-sok elegan segala"

Gua memutarkan bola mataku, "Ya harus lah, Lay. Walaupun gua bukan Queen of The School tapi gua boleh kan jadi Princess Of My Car"

Kami pun tertawa karena candaanku pagi hari ini sudah lumayan lucu bagi Layla. Layla sangat mudah untuk tertawa meski bagiku itu sangat tidak lucu.

Kami masuk kekelas kami secara bersamaan. Tiba-tiba saat gua masuk kekelas ada yang berteriak sangat kencang ketika mereka melihatku.

"Woi Miya! Kata si cowok cupu ini, dia suka sama lu HAHAHAHA!" Teriak salah satu dari mereka.

Gua meruncingkan salah satu alis mataku, "Gak usah sampai digituin kali, kasian tuh dia. Lagi pula gua sama dia itu GAK LEVEL! Beda jauh gua sama dia"

Semua orang dikelas tertawa mendengar penolakanku yang sangat pedas kepada salah satu siswa korban bully tersebut.

Siswa itu hanya mendengar kemudian pergi dari kelas dan disambut oleh tertawaan teman-teman ku.

Layla menoelku, "Lu apa gak berlebihan kedia? Lu kasihan kok kayak gitu. Sama aja ngebully loh, Miy"

Gua berdecak mendengar omelan Layla, "Lu kok gak bantu gua sih? Malah jorokin gua? Coba lu diposisi gua dijodohin sama si cupu itu, pasti lu udah nolak kan, Lay?"

Layla hanya mendengar omelan balikku dan tidak meresponnya.

Gua pun hanya membuka hpku dan melihat isi hpku tanpa melihat sekeliling. Tiba-tiba ada yang entah sengaja atau tidak mengambil hpku dari genggamanku.

"Melamun aja lu" Kata suaranya.
Gua melihat kearahnya dan ternyata itu Odette yang mengambil hpku.

Gua berdiri untuk mengambilnya kembali, "Gak usah jahil deh, Det. Tumben lu gak sama pacar lu?"

Odette membuang nafasnya, "Biasalah dia, palingan telat jadinya gua kekelas lu lah, bosen gua"

Gua memberinya space untuk duduk disebelahku, "Emang pacar lu sering telat ya?"

Odette mengangguk, "Iya nih, Miy. Susah bangunin dia. Eh btw tadi pagi lu abis kenapa?"

Gua menghembuskan nafasku kencang, "Bodo ah. Satu kelas ngejodohin gua sama si cupu itu, bikin bete aja"

Odette hanya tertawa melihat reaksiku yang dimata dia cukup berlebihan, "Makanya cari pacar! Muka cantik kok disia-siain sih. Gebet cowok yang belom punya pacar. Yang udah jangan yak"

Gua berdecak dan melihat kearah lain. Tak terasa bel sudah berbunyi dan Odette kembali kekelasnya dan meninggalkan teka-teki sekaligus tanda tanya yang cukup besar didalam pikiranku.

Cari pacar? Dimana?

Gua gak mungkin nyari pacar dionline. Gua ga sebodoh itu untuk langsung percaya pada cowok dionline.

Gua udah sering dapet cowok dionline dan gua tetep gak puas karena tidak bisa merasakan rasa suka secara real orang berpacaran didunia nyata.

Gua terus melamun memikirkannya sampai-sampai pikiran negatif muncul merusak hayalanku

Gua gak butuh pacar banget! Kenapa harus kebelet nyari pacar kalo dulu gua bisa dapetin pacar yang deketin gua?

° ° °

Kantin, 11:00

Gua berkumpul bareng temen-temen segeng gua. Odette menghampiriku dan bertanya soal yang tadi lagi.

Gua memijit pelipisku, "Aduh, Det. Gua gak terlalu mikirin deh, pusing gua dengernya! Mending gua fokusin dulu belajar, pacaran bisa nanti"

Odette terlihat tidak puas dengan jawabanku, "Ya udah terserah lu sih, Miy. Gua coba nyaranin lu yang terbaik. Kasihan hati lu sunyi mulu"

Semua tertawa meledekku karena ucapan Odette yang ngawur. Tentunya gua masih hidup walau tidak berpacaran.

Rumah Miya, 15:30

Gua mengacak-acak pulau kapukku dengan frustasi, "Kenapa sih pacar aja dibikin susah! Lagipula disekolah tempat belajar dan cari sensasi. Mereka bercanda keterlaluan!"

Tiba-tiba hpku berbunyi tepat ketika gua ingin membanting hp ku. Gua melihat pesan masuk dari seseorang yang tidakku kenal.

unknown:
-Hai, boleh kenalan?

Miya A:
-Ini siapa ya?

Miya A:-Ini siapa ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kims!-

High Level Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang