- 4 -

6.8K 1K 230
                                    

Entah kenapa hari ini Shirofuku mengajak (f/n) untuk datang ke latihan klub voli. Karena punya waktu luang, (f/n) mengiyakan ajakan Shirofuku.

'Untuk membunuh rasa bosan,' katanya.

Saat datang ke GYM tempat klub voli laki-laki latihan, (f/n) langsung dihadiahi tatapan tanda tanya dari tim fukurodani.

"Hey! Hey! Hey! Ada (l/n) ya," teriak siapa lagi kalau bukan si burung hantu berisik—Bokuto.

(f/n) tersenyum canggung dengan sapaan Bokuto.

Konoha langsung memukul pelan kepala Bokuto, "Hei, jangan gitu. Nanti dia terganggu."

Bokuto memasang wajah syoknya, "Eh, apa benar (l/n) ?!" Bokuto panik.

(f/n) langsung melambaikan tangannya di depan dada dengan canggung. "E-eh, tidak kok Bokuto-senpai!"

"Ara, (f/n)-chan sudah datang ya," sapa Shirofuku. Sementara Kaori, melambaikan tangan menyapa di sebelah nya.

(f/n) mengangguk dan tersenyum. Akaashi hanya melihat mereka dengan wajah datar.
.
.
.

Saat latihan, (f/n) memerhatikan Akaashi dari jauh dan menatapnya  dengan  kagum yang tentu saja disadari oleh Shirofoku.

Shirofuku tersenyum penuh arti, "Nee, jadi kamu ngeliatin siapa (f/n)-chan?" ejeknya.

(f/n) terperanjat dan langsung menoleh pada senpai-nya itu, "Eh, nggak ngelihatin siapa-siapa kok."

"Masa?" Shirofuku kembali memastikan.

"I-iya." 

Kini perhatian Shirofuku teralihkan pada klub voli yang istirahat berlatih. Mereka nampak kelelahan, dengan sigap kedua manager Fukurodani langsung memberikan mereka handuk dan juga botol air minum.

Namun, ada yang aneh dari mereka—yaitu Bokuto. Ia tampak tak bersemangat dan juga lesu, tak seperti dirinya.

"Bokuto-senpai kenapa ya?" Pertanyaan itu terlintas di benak (f/n).

(f/n) reflek menhampiri Bokuto, "Bokuto-senpai, kenapa?" tanya (f/n) penasaran.

Perhatian semua orang disana langsung menuju pada (f/n) dan Bokuto. Mereka menatap (f/n) dengan takjub karena dia menanyai keadaan Bokuto yang sedang emo mode.

Akaashi diam disana sambil memerhatikan, entah apa yang ada di benaknya sekarang.

"Aku ini tak berguna, (l/n). Jadi, jangan bicara denganku!" jawab Bokuto degan dramatis.

(f/n) bingung, "Hah?"

Tiba-tiba anggota klub voli Fukurodani berdesis, memberi kode pada (f/n) untuk bicara dengan mereka. Ia akhirnya menurut dan berjalan menuju mereka.

"Dia itu sedang emo mode," bisik Washio yang dihadiahi dengan tatapan bingung oleh (f/n).

Konoha menghela nafas lelah, "Tolong jelaskan padanya Akaashi."

#Konohapasrahkonohalelah

Akaashi hanya mengangguk dan berjalan ke arah (f/n).

"Jadi, Bokuto-san sedang dalam masa labil atau bisa disebut agak kurang percaya diri yang membuat permainannya kacau. Butuh waktu agar dia kembali normal."

(f/n) mengangguk mengerti lalu kembali pada Bokuto.

Semua disana langsung sweatdrop karena seakan (f/n) tak mendengarkan kata-kata Akaashi. 

"Dia ini sebenarnya polos atau gak paham kata-kata ku?" batin Akaashi

"Bokuto-senpai! Senpai yang paling keren yang pernah kutemui ditambah lagi  ace fukurodani yang bisa membanggakan sekolah kita ini. Meskipun, senpai agak sedikit berisik," (f/n) menjeda kalimatnya.

Bokuto terdiam.

"tetapi senpai adalah orang yang keren dan juga seorang ace yang hebat. Jadi aku bangga bisa kenal dan berteman dengan Bokuto-senpai," (f/n) mengakhiri kalimatnya dengan senyuman manis.

Bokuto diam terpaku disana, begitu juga dengan anggota klub voli Fukurodani dan managernya. Mereka ada yang kagum dan juga syok, karena baru pertama kali ada orang  yang menyemangati Bokuto yang sedang emo mode.

Akaashi tersenyum tipis. "Jadi dia ini pintar menyemangati orang ya?" batinnya.

Keheningan melanda, bibir (f/n) terasa kaku karena tersenyum mulai tadi. Hal itu, disebabkan oleh Bokuto yang tak berkutik sejak tadi. Ia hanya menatap (f/n) yang membuatnya tak nyaman

Bokuto mulai bergerak, ia mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke udara.

"Memang aku ini yang terbaik!  Hey! Hey! Hey!" teriak Bokuto.

Bokuto segera berjabat tangan dengan (f/n) dan mengucapkan terimkasih. (f/n) tersenyum canggung dengan hal itu.

Setelah itu, Bokuto langsung kembali ke lapangan. Berteriak dan berlari tidak jelas.

Akaashi berjalan mengampiri (f/n), "Awalnya, kupikir kamu nggak ngerti maksudku," Akaashi menoleh pada Bokuto sebentar dan melihat tingkah bodohnya.

"Ternyata, kamu lebih baik dari apa yang kukira. Terimakasih," ucap Akaashi dengan nada lembut.

Hal itu spontan membuat (f/n) salah tingkah. Pipinya merona, "Eh, e-enggak kok! A-aku memang suka me-membantu orang lain."

"Yah, pokoknya terimakasih," tambah Akaashi.

Setelah itu, Akaashi membiarkan (f/n) mematung disana.

Jujur saja sekarang (f/n) salah tingkah karena Akaashi.

"Ciee...ada yang lagi berflower-flower," goda Shirofuku.

And i know

Your heat is real

The Truth Untold || Akaashi KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang