- 7 -

5.2K 878 553
                                    

Sejak (f/n) memberi Akaashi siraman rohani, mereka menjadil lebih dekat. Sering bertukar pesan, makan bareng, mengantar (f/n) pulang, dan (f/n) bahkan ikut melihat Akaashi latihan voli.

"Ciee yang sekarang sering berdua," goda Shirofuku.

(f/n) tertawa malu-malu.

Shirofuku ikut tertawa. "Nih, kasi minuman buat Akaashi."

Shirofuku memberikan botol minum pada (f/n).

"Loh! kok aku sih?!"

"Mempercepat pdkt hahaha, udah sana kasi."

Dengan terpaksa akhirnya (f/n) memberikan botol air minum penuh itu untuk Akaashi.

"Ini."

Akaashi menengok ke (f/n)."Makasih."

(f/n) melihat Akaashi yang penuh dengan keringat. Apakah main voli semelelahkan itu?

"Pasti capek ya?" tanya (f/n) tanpa sadar.

'Kok keucap sih begooo,' teriak (f/n) dalam hati.

Akaashi menoleh dengan senyum tulus. "Nggak kok."

"E-eh, beneran?"

Akaashi mengusap lembut puncak kepala (f/n). "Iya, asal ada kamu."

○●○

Akaashi, (f/n), Bokuto, dan Shirofuku berjalan bersama keluar sekolah setelah latihan.

"Hey! Kalian liat nggak? Ada jambul aneh di balik pagar sekolah."

Bokuto menunjuk jambul hitam yang menyembul di balik pagar.

"Apaan?" jawab Shirofuku.

"Eh? Itu kayak rambut," tukas (f/n)

Akaashi mengangguk membenarkan.

Bokuto tertawa. "Jaman sekarang siapa yang pake jambul begituan bahahahah."

"Woi, aku denger loh daar burung hantu!" kesal orang berjambul itu.

Semua yang ada disana terkejut, apalagi oknum Bokuto.

"Loh kamu ngapain disini!!!" teriak Bokuto gak nyelow.

"Mau jemput calon," kata orang itu dengan smirk andalannya.

"Loh, Tetsu ngapain disini?" tanya (f/n) bingung.

Kuroo cuma cengengesan gak jelas.

"Loh! Kalian saling kenal?" tanya Bokuto.

"Tetanggaku bro."

'Oh, tetangga,' pikir Akaashi.

Kuroo memperhatikan Akaashi dan (f/n) dengan curiga.

"Akaashi siapamu?" tanya Kuroo.

"Maaf?" jawab (f/n).

"Siapamu?" ulang Kuroo.

(f/n) tersenyum canggung. "Hehehe, cuma teman kok."

Shrofuku tertawa. "Duh, cuma temen ya? Gas pol dong, Shi."

(f/n) peka kalau Akaashi merasa terganggu.

"Te-tetsu ayo pulang!"

"Oke..."

Shirofuku melihat kepergian mereka berdua. Kemudian, menyikut lengan Akaashi.

"Kalau nggak gercep, bisa keduluan lo," gumamnya. Namun, cukup keras untuk didengar Akaashi.

The Truth Untold || Akaashi KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang