- 1 -

15.1K 1.5K 107
                                    

Pendiam, tertutup, dan cuek. Itulah hal dapat menggambarkan dirinya sendiri. Bisa disebut, menggambarkan seorang Akaashi Keiji.

Dibalik sifatnya yang tertutup itu, dia menyimpan rahasia dalam hidupnya.

Dan jangan lupakan, dia itu sabar. Sangat sabar malah. Jika tidak, dia tak akan bisa menangani temannya yang super berisik dan menyebalkan-Bokuto Koutaro.

Meskipun, di sisinya ada seorang seperti Bokuto. Dia masih merasa kesepian.

Bokuto hanya membuatnya terbebani. Dan membuat hidupnya sedikit lebih berwarna, mungkin. Itu semua terima kasih pada kebodohan Bokuto.

Bermain voli, hanya digunakan Akaashi untuk melampiaskan kesepiannya. Tak menyangka, dia akan menjadi ahli.

"AGHKAASI!!" teriak Bokuto di koridor.

Membuat murid disana menatapnya aneh. Yah, memang sudah biasa sih. Di pandangan mereka, yang selalu teriak nggak jelas dan berambut hitam-putih. Bokuto Koutaro namanya.

"Bokuto-san, aku ada di sebelahmu. Jadi, jangan teriak," Bokuto terlonjak kaget.

"HAH!! Aku nggak keliatan!" ucap Bokuto, agak dramatis.

Akaashi sweatdrop melihat over reaksi Bokuto itu. Di dalam hatinya, dia bersyukur punya teman seperti Bokuto-meskipun menyebalkan.

"Bantu aku belajar matematika dong, Akaashi," rengek Bokuto.

Nggak kebalik ya? Seharusnya kan Akaashi yang minta ajari ke dia. Eh? Ini malah kakak kelas yang minta ajari.

Akaashi tak bisa menolak. Karena, yah... Jika nilainya buruk, Akaashi yakin si Bokuto itu akan mood swing. Meskipun, dia-Bokuto, sudah sering dapat nilai jelek sih.

"He~ kalian akan belajar bareng ya?" tanya Shirofuku tiba-tiba.

Kedatangannya membuat dua orang tadi sedikit kaget.

"Iya, Shirofuku-san," Jawab Akaashi.

Shirofuku mengayunkan jarinya. "Kalau begitu, boleh aku ikut?"

"Aku akan mengajak seorang teman," lanjutnya.

"HOOO BOLEH BOLEH! Lebih ramai, lebih baik!" Seru Bokuto semangat. Matanya berapi-api.

Bokuto menoleh pada Akaashi. "Jadi gimana Akaashi? Boleh kan?" Pinta Bokuto

Akaashi menghela nafas lelah. Mengangguk.

"Temanku itu~ juga di tahun kedua, sama sepertimu," ucap Shirofuku.
Akaashi hanya mengangguk mengiyakan.

'Semoga saja dia nggak berisik.'

"Jadi di rumahku, nanti! Karena nanti nggak ada latihan voli!" Ucap Bokuto, antusias.

Full of loneliness, this garden is bloomed.

Full of thorns, i hung myself in this sand castle.

-∆-

Heyyo berjumpa lagi denganku :v
Gmana? Eeeee
Ini setelah sekian lama ga nulis jadi sangat berantakan

The Truth Untold || Akaashi KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang