Akaashi terbangun. Dia berada di ruangan putih. Rumah sakit?
Akaashi mencoba menoleh ke samping. Dia mendapati Kuroo yang menatapnya tak habis pikir.
"Akhirnya sadar juga," kata Kuroo.
"Memangnya aku kenapa?"
Kuroo menghela nafas kasar. "Aku memintamu menjaga (f/n), tapi malah pingsan. Kenapa? Kurang makan? Apa kurang kasih sayang?" cerocos Kuroo.
Akaashi tertawa. "Nggak, hehe. Memangnya berapa lama aku nggak sadar?"
"Dua tahun."
Akaashi langsung terbangun. Dia kaget. "Jangan bercanda!"
Kuroo tertawa. "Dua jam bodoh."
Akaashi pengen banget ngebuang Kuroo ke rawa-rawa. Ada yang mau bantu?
"Kenapa kok bisa pingsan?" tanya Kuroo.
Akaashi memutuskan untuk bercerita. Tak ada gunanya juga dia berbohong. Tak ada yang perlu disembunyikan lagi.
"Kau tahu, aku takut jatuh cinta. Aku berusaha mengungkapkan perasaanku, tapi akhirnya seperti ini."
Kuroo tersenyum. "Setidaknya sudah usaha."
"Ngomong-ngomong ruangan (f/n) dimana?"
"Tepat disebelah kamarmu."
"Aku sudah baik-baik saja, aku mau menjaga dia."
Akaashi hendak mencabut infus yang menempel di tangannya. Namun, dengan cepat Kuroo menepis tangannya.
"Udah diem sini aja," kesal Kuroo.
"Nggak!"
Kuroo menghela nafas lelah. Percuma bicara pada Akaashi.
"Aku urus administrasi dulu, uangku ganti ya nanti."
○●○
Akaashi duduk di dekat (f/n). Dia akan mengatakan semuanya besok. Well, dia nggak mau pingsan lagi dan membuat orang lain panik."Bagaimana keadaanmu Keiji?" tanya (f/n).
"Aku baik, jangan khawatir."
(F/n) tersenyum ke arah Akaashi. "Keiji menginap disini?" tanya (f/n).
Akaashi mengangguk. Dia senang bisa melihat (f/n) tersenyum lagi.
"Tetsu bagaimana?" tanya (f/n) sekali lagi.
Kuroo mengangguk. "Tapi aku kesini tengah malam, aku mau ngerjakan tugas dulu."
(F/n) tertawa. "Tumben rajin, hehe."
Jelas aja Akaashi sama (f/n) heran. Kuroo paling anti yang namanya tugas sekolah. Datang ke sekolah pagi-pagi cuma buat nyalin pr temennya.
Kuroo memasang wajah masam. "Ingin menampol rasanya."
.
.
.
.Akaashi tertidur pulas. Bahkan pukul dua belas malam pun Kuroo tak kunjung datang. Memangnya tugasnya sebanyak apasih?
Akaashi terbangun di tengah tidurnya yang nyaman. Matanya menyipit, melihat jam. "Setengah satu pagi?"
Kemudian Akaashi mengedarkan pandangannya menuju kasur (f/n). Seketika Akaashi terkejut.
Dia dengan cepat berjalan ke kasur (f/n), siapa tahu dia salah lihat. Namun, nihil. Tak ada (f/n) disana.
Dengan cepat Akaashi mencari (f/n).
Dia sudah keliling rumah sakit, tapi tak dapat menemukan keberadaan (f/n).
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold || Akaashi Keiji
FanfictionMenyukai seseorang dalam diam. Tak berani mengungkapkan. Hal yang rumit. Namun, sering terjadi. "I can't come to you." ------------- Haikyuu!! ©Haruichi Furudate I DO NOT OWN HAIKYUU + PICTURES HERE WARNING⚠ Suicide!!