13 - Wedding

3.1K 128 32
                                    

Jangan lupa vote & comment

Gadis beriris biru itu tengah meringkuk diatas ranjang. Dia menangis.

Air matanya sedari tadi tak kunjung berhenti.
Sudah berapa kali ia menyeka, namun saat itulah bulirnya kembali turun.

Bahkan make up yang ia pakai sudah luntur tak bersisa membuat wajah cantiknya terlihat seperti boneka badut.

Zaneta yang baru saja datang, terkejut melihat keadaan keponakannya.

Pasalnya Arra saat ini benar-benar berbeda-beda, menangis hingga mata sembap lalu hidung yang sibuk mengeluarkan ingus karena terlalu lama ia terisak.

Zaneta mendekat, ia duduk disamping Arra. Tangannya terulur untuk membelai kepala Arra yang sudah dirias, "Why you are crying?."

Arra mendongak, meski matanya berkunang-kunang akibat air mata tetapi Arra percaya bahwa yang ada dihadapannya ini benar-benar bibinya.

Arra segera hambur kedalam pelukan sang bibi, kini gaun yang dipakai Zaneta telah basah akibat air mata dari keponakan cantiknya ini.

"HUWAAA BIBI!! HIKS.. HIKS.."

Zaneta menarik nafas dalam-dalam, astaga keponakannya ini semenjak mengenal Leon sifatnya langsung berubah menjadi manja.

"What's happen dear?" Tanya Zaneta saat melihat Arra sudah agak tenang.

Arra mengelap ingusnya yang sebentar lagi akan jatuh, sementara Zaneta yang melihat itu hanya bisa mendengus sebal.

"Hiks.. Arra gak mau pisah dari bibi.. hiks.."

Oh ternyata itu alasannya.

Zaneta terkikik geli, ada-ada saja keponakannya ini.

Zaneta menyetil dahi Arra membuat Arra mengerucutkan bibirnya sebal, "Bibi bisa tiap hari nemuin kamu."

"Masa sih? Apa iya?"

"Iya. Bibi bakalan sering berkunjung kesana kok." Ucap Zaneta menyakinkan.

"Hm. Aku sayang bibi." Balas Arra lalu kembali memeluk bibinya.

Zaneta tersenyum, ia membalas pelukan Arra dengan erat, "Kalo ada masalah dirumah tanggamu jangan sungkan untuk cerita dengan bibi." Dan dibalas deheman oleh Arra.

Zaneta mengurai pelukannya, ia mengecup kening Arra lama, "Lihat wajahmu. Make up sudah berantakan. Huh wajahmu sekarang hampir menyerupai bebek."

Arra mengatupkan rahangnya kesal, "BIBIIIII!"

Gelakan tawa Zaneta menggema seisi kamar ini membuat Betty yang baru saja sampai segera menutup telinganya

"Yaampun.. kenapa sichh teryakk teryakk." Ujar Betty mendayu-dayu.

Zaneta dan Arra saling memegangi dada mereka masing-masing. Astaga mereka sungguh dibuat terkejut dengan kehadiran Betty secara tiba-tiba.

Seperti hantu saja. Batin mereka kompak

Zaneta berdiri, ia menepuk bahu jantan pria tersebut-- ralat pria kaleng tersebut, "Rapihkan kembali wajah Arra yang sudah terlihat seperti bebek itu!" Ledeknya semakin membuat Arra kesal.

Betty menutup mulutnya, astaga apa-apaan ini.

Bagaimana bisa hasil karyanya rusak? Padahal baru saja ditinggal beberapa menit.

Betty sudah mendadani Arra dengan segenap hati dan jiwanya, tapi kenapa dandanannya sekarang malah terlihat seperti bebek terjepit?

"Oemjiuuu!! Bagaimana bisa riasanku hancur begini?" Teriaknya histeris.

Sweet MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang