07 - Om

35.3K 1.1K 37
                                    

Jangan lupa vote & comment

Peluh keringat membasahi wajah cantik nan mulus miliknya. Gadis beriris biru itu nampak kesusahan dalam menjalani tugasnya.

Ia membuatkan coffee, memasakkan pesanan tortilla espanola kemudian memberikannya pada pelanggan dengan menggunakan baki.

Ia berulang kali menyeka keringatnya yang turun, ia menuliskan sesuatu di catatan kecil lalu segera kembali ke dapur.

Disinilah dia. Didapur kedai coffee milik Zaneta.

Dikedai ini tidak ada satupun seorang waiters, sehingga semuanya Arra lah yang bergerak. Ia hari ini bahkan bolos sekolah lagi.

Kalian pasti bingung kan? Kok mau menikah tapi masih sekolah, Arra tetep diperbolehkan sekolah kok. Cuma pada saat hari pernikahan dan honeymoon, Arra terpaksa mengambil cuti satu bulan dan sebagai gantinya ia akan melakukan pembelajaran homeschooling.

Tentu yang membayar semuanya adalah Tierra. Wanita paruh baya itu sangat menyayangi Arra, dia tidak ingin impian Arra pupus hanya karena menikahkan Arra dengan putranya.

Leon..
Pria itu entah kemana, sudah 3 hari berlalu semenjak acara makan malam itu dan sampai sekarang Arra masih belum melihat wajah tampan calon suaminya itu.

Tampan? Hm..
Arra memang mengakui bahwa calon suaminya itu sangatlah tampan.

Menikahi pria dewasa yang terpaut usia 11 tahun dengannya? Astaga bahkan Arra sama sekali belum pernah membayangkan bahwa hal ini akan terjadi pada dirinya.

Ia tidak mempermasalahkan siapapun suaminya, asal jangan saja sudah beristri.
Ia bersyukur sekali kepada mama mertuanya, karna setelah menikah ia masih di perbolehkan sekolah.

Tapi Arra yakin bahwa Leon--- calon suaminya, tidak menyetujui pernikahan ini. Terlihat sekali dari raut wajahnya yang selalu ditekuk ketika acara dinner waktu itu.

Arra menghela nafas panjang terlebih dahulu sebelum ia menyajikan semua pesanan diatas baki lalu kembali mengantarkannya kepada para pelanggan.

Kedai Arra memang kecil, tapi meski kecil pengunjung yang datang sangatlah ramai. Ya wajar sih ramai, Arra itu sangat pintar dalam urusan dapur tak salah bila banyak yang tertarik untuk mengunjungi kedainya.

Meski banyak pengunjung, tapi uang hasil kedai ini dipakai untuk membayar kontrakan bibinya, membayar uang perbulan sekolah Arra, membeli bahan-bahan masak dan masih banyak lagi keperluannya.

Setelah memberikan pesanan pada para pengunjung disini, Arra duduk disebuah kursi usang dikedai yang terletak didekat jendela. Ia menatap embun-embun hujan yang masih melekat dikaca jendela. .

"Arra." Arra memegangi dadanya, huh dia sangat terkejut saat mendengar seseorang memanggilnya secara tiba-tiba.

Arra berdiri, membalikkan badan, seraya menghembuskan nafas lega. "Are you okay?." Tanya Zaneta heran

"Arra kira tadi hantu, eh taunya bibi." Kekehnya

Zaneta memutar matanya malas, "Tidak ada hantu secantik bibi Arra." Candanya

Bibir Arra melengkung dengan sangat lebar, "Iya bibi memang paling cantik."

"Arra hari ini Leon akan menjemputmu, jadi bersiaplah."

Arra menunduk lemas, ia sangat enggan untuk pergi. Ia tahu bahwa Leon menjemputnya pasti untuk fitting gaun.

Zaneta tahu bahwa Arra terpaksa menyetujui pernikahan konyol ini, tapi Zaneta yakin bahwa Arra akan lebih bahagia jika telah menikah dengan Leon. "Bersiap lah sayang, lakukan ini demi bibi."

Sweet MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang