08.2 - Wedding preparations

37.3K 1.5K 380
                                    

Jangan lupa vote & comment

"Maaf om gak sengaja." Ucap Arra sembari cengengesan.

Dengan cepat Leon berusaha menetralkan kembali jantungnya, ia tidak boleh terlihat seperti ini didepan bocah kecil tak tahu malu ini.

"Cepat ganti gaunmu Arra." Perintah Leon yang berusaha untuk mencairkan suasana tadi.

Arra menggeleng keras, ia tidak mau lekuk tubuhnya dilihat banyak orang. Makanya dari itu ia memilih gaun ini, padahal tadi Betty sudah melarangnya dengan keras.

"Cepat ganti atau aku akan menelpon Zaneta." Ancamnya membuat Arra kecut seketika, jika sudah menyangkut Zaneta, Arra hanya bisa menurut pasrah.

Betty berdehem sebentar, ia ingin menarik lengan Arra bermaksud untuk membantu Arra mengganti gaunnya Arra.

Tapi lagi-lagi Leon menepis lengan Betty secara kasar, "Biar aku saja." Ucapnya tajam.

Betty menggeleng keras, ia sudah tahu watak Leon yang playboy ini. Bisa-bisa ntar Arra jebol duluan sebelum nikah seperti Mireya. Ups maaf keceplosan.

"Kalian belum sah Le."

Leon nampak tersinggung atas ucapan Betty, "Tutup mulutmu jika tulangmu tak ingin kupatahkan. Lagian aku gak bakalan tertarik sama bocah yang badannya datar bak triplek ini." Sinisnya dan dibalas helaan nafas berat oleh Betty

Mata Arra memanas, bisa-bisanya pria ini menghina body dirinya. Ia tak suka!!!

"Enak aja ngomong begitu. Emang om pernah liat punya Arra hah!?!" Arra berujar dengan emosi yang menggebu-gebu.

Leon sedikit terkekeh kecil, ia tidak menyangka bahwa gadis disebelahnya ini akan tersinggung. Berarti nyadar dong Arra kalo ia sampe tersinggung.

"Berhenti berbicara bocah." Tanpa ba-bi-bu Leon mengangkat Arra secara tiba-tiba bak sedang mengangkat karung beras.

Tentu saja Arra terkejut bukan main, ia reflek mengalungkan kedua tangannya di leher Leon. Arra pun dapat merasakan hembusan nafas pria ini.

Lagi dan lagi senyum indah terukir di bibir Betty. Ia tahu bahwa sebentar lagi Leon akan mencintai Arra. Ia sangat yakin akan hal itu.

Betty juga sangat menyayangi Arra. Pria kaleng-kaleng ini bahkan terharu saat melihat Arra mencoba membela dirinya.

Coba kalo pelanggan yang lain? Waduh mereka semua tak mau disalahkan, dan mereka malah menyalahkan lelaki bertubuh semok ini.

Apalagi dengan Mireya. Cih Betty sangat ingat bahwa Mireya dulu pernah mencacinya didepan umum gara-gara kancing disalah satu gaun milik Mireya hilang entah kemana. Padahal masalah sepele, tapi Mireya sudah mencaci nya sampai sebegitu.

Huh untung saja, sahabatnya--- Tierra, memilihkan calon istri yang tepat untuk Leon.

Jika tidak?.. astaga Betty tak mampu membayangkan nasib Leon hidup dengan wanita yang hanya sibuk memikirkan kecantikannya itu.

•••••

Leon mengusap-ngusap dagunya yang tak berjanggut. Matanya masih sibuk meneliti satu persatu gaun yang ada di ruangan ini.

Arra terkekeh melihat Leon yang berjalan mondar-mandir hanya untuk melihat gaun yang telah dipajang.

Padahal banyak sekali disini gaun-gaun yang indah, tapi entah kenapa pria itu masih belum menemukan yang pas.

Mata Leon tak sengaja menangkap sebuah gaun yang sangat cantik, cocok untuk tubuh Arra yang mungil.

Leon bergerak menuju rak yang terletak diujung, ia mengambil gaun tersebut lalu memberikannya pada Arra.

"Cepat coba gaun ini." Arra menerima gaun tersebut, ia berdiri menuju ruang ganti. Tapi sebelum itu ia menghentikan langkahnya, menatap tajam pria yang ada dihadapannya ini, "Jangan coba-coba ngintip om."

Leon memutar matanya malas, apa katanya? Mengintip? Cih kurang kerjaan saja Leon mengintip tubuh yang datar bak triplek itu.

Selagi menunggu Arra, ia kembali merogoh ponselnya. Tak ada satupun notif dari Mireya. Mungkin wanita itu tengah sibuk pemotretan.

15 menit berlalu...

Arra tak kunjung keluar membuat Leon menggeram kesal. Ngapain aja sih bocah itu didalam?

"ARRAAAA!"

"BENTAR WOYYY!!" Dari nada bicara Arra, terdengar sekali kalo Arra sedang kesal. Ada apa dengan bocah itu?

Leon berdiri menuju ruang ganti pakaian, tanpa aba-aba lagi ia langsung masuk kedalam. Terserah orang mau bilang apa, toh dia juga akan masuk keruang ganti calon istrinya.

Alis Leon saling bertaut saat melihat Arra tengah meringkuk didekat kaca besar. Leon mendekat, ia menepuk bahu Arra.

Arra tersadar. Ia segera mundur, sialan kenapa pria tua ini ada didalam!

"Om ngapain sih kesini!" Kesal Arra

"Lamban." Arra semakin berangsur mundur hingga tubuhnya membentur dinding. Sialan kenapa mesti ada dinding sih!?!

Leon bingung saat kedua tangan Arra ia taruh dibelakang, seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu.

"Om, kalo om gak pergi Arra teriak nih!." Leon menghentikan langkahnya tepat didepan Arra, ia mendekap kedua tangannya diatas dada.

Astaga ia lupa bahwa apa yang ia lakukan tadi menakuti Arra. Pasti sekarang Arra tengah berpikir macam-macam.

"Mundur om!" Leon masih enggan mundur, ia tetap bergeming sembari menatap lekat wajah Arra.

Demi apapun, Leon baru menyadari bahwa tubuh Arra sangatlah menggoda. Ia bahkan meneguk salivanya berulang kali.

Meski bertubuh datar alias triplek entah kenapa ada sesuatu dari tubuh Arra yang menarik gairahnya.

Tapi Leon menahan itu semua, Arra bukanlah tipe gadis ranjangnya. Ia tak suka Arra.

Ia segera mengalihkan pikiran kotor itu dan menatap wajah Arra yang kian menciut ketakutan.

"Kau pasti berpikir mesum kan!?!"

Arra menggeleng bohong, ia memang sekarang ia sedang ketakutan. Takut pria tua dihadapannya ini akan menodai dirinya. Huh Arra bergidik ngeri deh jadinya.

"Dasar otak kotor."

Telinga Arra memanas mendengar ucapannya, ia menarik tangannya dari belakang berniat mencekik pria dihadapannya ini.

Belum sempat tangan Arra dileher Leon, ucapan Leon terlebih dahulu membuat Arra bungkam lalu merosot ke lantai.

Tolong dong kak, di vote dan komen.
Ica bener-bener sedih banget, pas liat banyak yang baca tapi yang vote ga nyampe 500.

Jangan jadi silent readers ya kak, please:')

Instagram : @alsagstn

Sweet MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang