MARK meringis pelan; ia berjalan di barisan paling belakang karena tugasnya sebagai Beta dari White Moon pack adalah untuk melindungi sebagian werewolf. Belum lagi banyak sekali yang terluka karena perang kali ini, yah bagaimana tidak terluka jika lawannya saja adalah Penyihir? Tapi Mark bersyukur karena ia masih bisa selamat dan kembali.
Tubuh Mark terhuyung ketika seseorang memeluknya dengan sangat erat. Hanya dengan mengendus aroma tubuhnya saja Mark sudah tahu siapa yang mendekap tubuhnya seperti ini.
"Haechan,"
"Hiks, aku mengkhawatirkanmu Hyung.. Maafkan aku.." tangis Haechan pecah; ia memeluk Mark semakin erat. Penyesalan di dalam hatinya tidak menghilang.
Sungguh, Haechan sangat menyesal akan tindakannya. Seharusnya ia membicarakan hal tersebut kepada Johnny atau Mark, bukannya mengambil tindakan sendiri dan membantu bangsa Penyihir.
Mark menghela nafas dalam; lalu melingkarkan kedua tangannya pada punggung serta pinggul Haechan. Ia sangat merindukan lelaki manis itu melebihi apapun. Mark juga tahu bahwa Haechan tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang di lakukannya kemarin. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua dan Haechan tidak mungkin mengulangi kesalahan yang sama.
"Tidak apa, aku memaafkanmu.. Tapi kumohon, jika ada sesuatu seperti itu lagi. Bisakah kau memberitahuku?" bisik Mark pelan; karena ia juga ingin berguna untuk Haechan.
Mendengar itu Haechan mengangguk cepat; ia menyembunyikan wajah di ceruk leher Mark. Tentu, ia tidak akan menyimpan semuanya sendiri lagi. Haechan membutuhkan Mark, ia tidak ingin membuat belahan jiwanya itu kecewa. Mark adalah segalanya.
"Maaf Hyung.."
"Hm, jangan menangis." Mark mengecup surai hitam Haechan dan melepaskan pelukan mereka. Tubuhnya masih terasa sakit, ia membutuhkan pengobatan secepatnya.
Haechan yang mengetahui hal tersebut segera membantu Mark berjalan masuk ke dalam kastil; ia masih harus meminta maaf kepada Jaehyun dan Taeyong. Tapi, apakah ia sanggup berhadapan dengan Alpha dari White moon Pack itu? Haechan sangat takut, namun ia harus bertanggung jawab serta mengakui kesalahannya.
"Dimana Papa?" tanya Haechan, ia menghawatirkan keadaan Johnny.
"Alpha Johnny kembali ke Red Moon karena banyak prajurit yang terluka. Ia juga harus mengurus sesuatu terlebih dahulu." gumam Mark seraya menatap lurus ke depan. Kastil terlihat sepi karena prajurit yang berjaga turut andil di dalam perang.
Setelah ini, mungkin mereka semua akan kembali berkunjung ke Black Moon untuk memberi penghormatan terakhir bagi Changmin. Tapi Mark ragu, apakah Jaehyun akan datang? Karena Taeyong tidak terlihat baik-baik saja.
Haechan mengantar Mark menuju unit kesehatan; lelaki tampan itu segera mendapatkan penanganan dari beberapa penjaga yang memang sudah siaga di sana. Haechan menghela nafas panjang; ia akan menunggu Mark di sana sampai keadaan lelaki tampan itu stabil.
Tubuh Mark berbaring di atas ranjang; lalu penjaga unit kesehatan memberi tiga suntikan untuk memulihkan tubuh serta tenaga Mark. Untung saja tidak ada yang perlu di khawatirkan karena Mark baik-baik saja.
Setelah para penjaga pergi, Haechan duduk di samping ranjang dan mengenggam erat tangan Mark. Ia masih merasa bersalah, tapi Mark akan kesal jika ia kembali meminta maaf.
"Aku mencintaimu Hyung, terimakasih karena sudah pulang dengan selamat." Haechan mengecup punggung tangan serta pergelangan tangan Mark.
Hati Mark menghangat, ia membalas genggaman tangan Haechan dan mengangguk. "Aku memilikimu sebagai rumahku, jadi aku harus pulang, apapun yang terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Hope《Jaeyong》✔
Фэнтези[Fantasy] [Sad Romance] "It's like the winds. I can't see it, but i can feel it." •Jaehyun x Taeyong •Werewolf au. •BXB || GAY || YAOI •Don't read if u don't like bitches. •Cerita Asli Milik Rachel (Penulis) Start : 131218 End : 040619