"Park Sejeong!!!!! Sebenarnya mudah saja kalo aku mau memasukanmu ke penjara lagi!!!"
Begitulah derita Min Namjoon yang berteman dengan most wanted polisi. Dilema antara ingin melindungi dan ingin memenjarakan Sejeong. Karena setiap jam, hari, bulan selalu saja ada masalah yang dibuat Park Sejeong. Dan lebih mirisnya, Namjoon dan Sejeong berbagi tempat tinggal. GILA!
"Ayolah Kapten Namjoon!! Ini tengah malam! Temanin aku! Kita aman kalo tengah malam begini!"
"Sejeong!" Namjoon membentak Sejeong yang selalu meminta aneh aneh. Ia langsung melepaskan tangan Namjoon yang sedari tadi dia pegang. Sejeong pergi meninggalkan Namjoon yang masih berdiri didepan ruko orang. Mau tidak mau Namjoon harus mengejar Sejeong.
"Ayolah jangan ngambek." Namjoon merangkul Sejeong yang mungil
"Apasih." Sejeong ngambek dan ia menyingkirkan tangan Namjoon dari bahunya
"Yaudah sih kalo ngambek. Aku tinggal pulang nih."
"Kapten Namjoon gak asik!" Seketika Sejeong berhenti dan menatap Namjoon yang tinggi
"Kali ini apa yang akan kamu lakukan hm?"
"Bagaimana kalo kita makan?"
"Tapi aku gak bawa uang Sejeong."
"Tenang." Sejeong menepuk nepuk bahu Namjoon
"Ayo!" Sejeong menarik tangan Namjoon dan mereka mencari kedai yang masih buka di tengah malam seperti ini.
Hanya tengah malam Namjoon dan Sejeong bebas berjalan bersama. Itupun Namjoon harus memakai topi dan masker, demi Sejeong. Min Namjoon seorang polisi terkenal di Korea Selatan, dan dia harus menjaga nama baiknya. Apa kata warga jika mereka melihat polisi yang sangat terkenal jalan bersama dengan most wanted polisi? Pemikiran itulah yang ada dibenak Namjoon.
"Kita ke kedai itu aja Kapten Namjoon!" Sejeong menunjuk ke arah kedai yang sangat ramai
Namjoon langsung menolak, karena dia takut akan terjadi sesuatu, "Gak!"
"Sini aku beritahu kamu suatu."
"Apa itu?" Karena Sejeong pendek, Namjoon harus membungkukkan badannya agar Sejeong bisa berbisik di telinganya
"Kita masuk ke dalam sana. Kamu yang jaga tempat duduk, biar aku yang antri makanan!" Belum lagi Namjoon mengiyakan perkataannya, Sejeong langsung menarik tangan Namjoon dan berlari masuk kedalam kedai tersebut.
Mereka menjalankan tugas masing masing. Sekitar 10 menit menunggu, Sejeong datang dengan membawa satu mangkok besar yang berisi mie samyang dan segelas air putih. "Kenapa cuma 1?" Tanya Namjoon
"Cepatan makan! Kita berbagi! Ini cara hemat." Pintah Sejeong yang geram sama Namjoon
"Kamu bayar?"
"Gak."
"Seje—"
"Makanlah kapten Namjoon! Jangan berisik! Polisi seperti apa kamu ini! Kalo kamu jadi maling udah ketahuan duluan karena kamu ribut."
Setelah di omel Sejeong, Namjoon langsung makan. Bukan takut. Namjoon cuma gak mau Sejeong ngambek. Dasar Min Namjoon yang takut pada Sejeong.
"Udah?" Tanya Sejeong
"Udah. Kita ngapain lagi?" Namjoon berbalik tanya pada Sejeong
Sejeong memutar kedua bola matanya, dia tidak menyangka bahwa seorang polisi terkenal seperti Min Namjoon tidak mempunyai pemikiran yang panjang. Begitu juga sebaliknya, Namjoon geram melihat Sejeong dari tadi membuat ulah.
"1, 2, 3!"
Dan kini Sejeong menarik tangan Namjoon. Mereka berlari secepat mungkin agar tidak ketahuan pemilik kedai bahwa mereka tidak bayar. Sejeong telah menodai Min Namjoon.
Di perempatan jalan, Sejeong dan Namjoon berhenti berlari. Mengatur napas mereka yang sedang tidak beraturan. Dan ini semua karena Sejeong. "Gimana kapten Namjoon? Apakah kamu suka?"
"Suka bagaimana?! Kamu membuatku takut setengah mati!" Namjoon memarahi Sejeong
"Kapten Namjoon... Hitung hitung saja ini latihan lari untuk nengejar penjahat. Ambil positifnya." Namjoon langsung memasang ekspresi datar. Seolah olah Namjoon ingin melahap Sejeong
"Yuk pulang!" Sejeong kembali menarik tangan Namjoon dan mereka berjalan dengan beriringan.
"Kapten Namjoon!"
"Yah?"
"Kamu seperti idol!"
"Aku seorang polisi. Tugasku untuk menertibkan negara."
"Ah yakin? Tadi kamu makan hasil curian loh." Sejeong menyenggol badan Namjoon
Namjoon mengangkat kedua tangannya dan siap untuk mencekik leher Sejeong. Bukannya takut, Sejeong malah memeluk tubuh Namjoon. "Kapten Namjoon marah marah ih."
Seketika luntur sudah niat untuk mencekik Sejeong, kini Namjoon merangkul tubuh mungil Sejeong dan mereka siap untuk kembali kerumah.
"Sejeong ganti pakaianmu dengan pakaian tidur. Jangan lupa cuci kaki sebelum tidur. Lampu dimatikan saat tidur. Berdoa sebelum tidur. Jangan melarikan diri dari rumah." Namjoon selalu memperlakukan Sejeong seperti anak kecil ketika dirumah dan layaknya seorang ayah yang menjaga putri kecilnya
"Siap kapten Namjoon! Selamat malam!!" Sejeong mengucapkan selamat malam pada Namjoon. Namun ekspresi Namjoon hanya datar.
"Selamat malam kamu bilang? Ini sudah jam 2 pagi dan besok aku harus berangkat kerja! Fix, besok aku seperti zombie di kantor!" Namjoon mendumel seorang diri dan menyesali perbuatannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Better
RandomMin Namjoon adalah seorang polisi terkenal di Korea Selatan. Hidupnya tidak jauh dari membahas masalah kekerasan, kenakalan dan semua yang termasuk dalam daftar kriminal. Namun siapa sangka bahwa Min Namjoon berbagi tempat tinggal dengan Park Sejeon...