Seven

33 11 0
                                    

Namjoon menyelimuti tubuh Sejeong, ia memandang wajah Sejeong yang begitu damai disaat ia tertidur. Namjoon mengelus lembut puncak kepala Sejeong, "Nanti malam kita akan bertemu."

Sejeong enggan untuk membuka kedua matanya. Ia masih menenggelamkan wajahnya dibalik selimut tebalnya. Ia tidak sadar bahwa hari semakin siang. "Kapten Namjoon mau makan apa?!"

Setelah teriak, ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 09.30. Ia menepuk jidadnya sendiri, "Ah Sejeong! Kapten Namjoon sudah berangkat kerja dari jam 7 tadi!" Sejeong memarahi dirinya sendiri karena telat bangun

Karena tidak ada yang bisa Sejeong kerjakan, ia memilih untuk mencuci semua pakaian kotor milik Namjoon dan dirinya. Sejeong duduk didepan mesin cuci, melihat pakaian yang berputar putar, "Kapan aku bisa seperti gadis lain? Dimana mereka sangat bebas keluar tanpa ada polisi yang mengawasi? Dan kapan aku seperti gadis lain, dengan cantiknya mereka memakai dress." Sejeong melihat pantulan dirinya dari kaca mesin cuci

"Semoga dengan ini aku bisa meringankan beban kapten Namjoon, walaupun cuma sedikit." Karena Namjoon selalu membawa pakaian kotor ke laundry dan jarang menggunakan mesin cuci di rumah. Maka dari itu Sejeong mengunakan mesin cuci dirumah daripada tidak dipakai sama sekali

"Kapten Namjoon!!!!" Sejeong langsung memeluk tubuh Namjoon yang mana ia baru saja pulang dari kantor polisi

"Kenapa?"

"Maafkan aku, karena aku tidak membuatkanmu sarapan pagi kapten. Sebagai gantinya, aku sudah mencuci semua pakaian kotor!"

"Cuci dimana?" Tanya Namjoon. Karena ia berpikir Sejeong membawa ke laundry

"Dimesin cuci. Didapur. Daripada gak di pakai kan sayang. Lagian masih bagus. Terus kenapa kapten Namjoon selalu mencuci pakaian kotor di laundry? Apa bedanya mesin cuci disini dengan mesin cuci dilaundry?"

Namjoon merangkul bahu Sejeong, lalu mereka beriringan jalan menuju ruang santai. "Karena aku pikir mesin cuci itu rusak. Makanya aku gak pakai."

"Mau makan malam bersamaku?" Namjoon menunjukan bungkusan makanan pada Sejeong

"Mau! Gimana kalo kita makan di balkon saja! Jadi aku bisa liat bintang malam!" Saran Sejeong, Namjoon langsung mengiyakan dan menuju balkon

"Wow!!! Malam hari yang sangat cerah!!!" Sejeong memeluk kedua kakinya dan terus menatap indahnya langit malam

"Kamu lupa loh sama tujuan kamu." Namjoon mengingatkan Sejeong

"Apa itu kapten Namjoon?"

"Makan bersamaku. Ayolah. Perutku sudah sangat lapar!" Namjoon mengeluh kepada Sejeong

"Kapten Namjoon juga gak ngomong kalo udah lapar. Yuk makan!"

"Gimana enak gak?"

"Emang kapten Namjoon beli dimana?"

"Dikedai."

Sejeong langsung memberikan Namjoon tatapan sinis, Namjoon menyadari kesalahannya dan langsung tertawa. "Hahaha maafkan aku Sejeong!"

"Makan jangan banyak bicara."

Sarkasme Sejeong mampu membuat Namjoon nunduk dan melahap makanannya sampai selesai. Sejeong masih diam dan ia sama sekali tidak menghiraukan Namjoon.

"Sejeong."

"Apa?" Sejeong melirik sekilas ke arah Namjoon lalu ia kembali menatap langit

"Kamu cantik." Ucap Namjoon sambil menatap wajah Sejeong dengan lekat

"Semua wanita itu cantik. Gak ada yang jelek. Yang jelek itu cuma sifatnya. Seperti aku. Kan aku tidak pantas untuk dikatakan cantik."

"Kenapa?"

"Karena aku nakal." Jawab Sejeong lalu ia kembali menatap langit

"Siapapun kamu, bagaimanapun nakalnya kamu, seburuk apapun yang pernah kamu lakukan, aku tidak perduli. Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa kamu cantik, dan aku suka."

Sejeong mengusap wajahnya, ia tidak bisa mencerna semua perkataan Namjoon, frustasi lebih tepatnya. Dan ia menatap Namjoon tanpa berbicara sepatah kata apapun.

"Bolehkah aku bertanya?" Namjoon mengawali percakapan mereka setelah beberapa menit canggung

"Yah."

"Kenapa kamu memanggilku kapten? Kenapa kamu tidak memanggil ku, Tn.Min atau Namjoon saja?" Itu menjadi suatu pertanyaan yang membuat Namjoon penasaran

"Karena kamu mengarahkan hidupku yang kacau, kapten Namjoon."

"Aku bukan nahkoda ataupun pilot. Aku polisi. Pangkatku sersan bukan kapten. Kenapa kamu tidak memanggilku sersan Namjoon?" Tanya Namjoon lagi

"Karena aku suka. Aku tidak memandang profesimu. Karena yang aku tau, kamu sudah mengarahkan hidupku untuk menjadi lebih baik." Jawab Sejeong lalu ia memamerkan senyum tulusnya ke Namjoon

"Ayo masuk kedalam. Hari semakin malam. Nanti kamu masuk angin. Aku lagi yang repot."

"Gendong tapi."

Namjoon memberikan Sejeong punggungnya, Sejeong langsung naik keatas punggung Namjoon, Sejeong seperti seekor koala yang menempel pada pohon.

"Sejeong."

"Park Sejeong!"

"Ah, aku yakin dia pasti tertidur dipunggungku."

"Sejeong bangun dulu."

"Kapten Namjoon....." Sejeong turun dari punggung Namjoon dan ia langsung menarik selimut untuk menutupi badannya

Namjoon menempelkan punggung tangannya ke jidad Sejeong, "Kamu sakit Sejeong?"

"Tidurlah. Sudah malam."

Make BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang