"SEJEONG!!!! KAMU MAU BUAT AKU KENA SERANGAN JANTUNG?! MATI DIUSIA MUDA?!!" Namjoon bolak balik dihadapan Sejeong seperti setrika rusak
"Salah apa aku?" Dengan polosnya Sejeong bertanya seperti itu dan Namjoon langsung jongkok didepan Sejeong, "Gak ingat?"
Mode children Sejeong mulai aktif, ia menggeleng gelengkan kepalanya, "aku gak ingat."
"Bagus." Namjoon kembali berdiri didepan Sejeong
"KENAPA TADI KAMU MASUK KEDALAM MOBILKU SEJEONG?!! GIMANA KALO POLISI YANG LAIN LIAT APA LAGI MUSUH BEBUYUTANMU ITU?!!!!"
"Oh itu. Hehehe." Sejeong cengengesan dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal
"Udah ingat?" Tanya Namjoon sekali lagi
"Belum."
"Sejeong, ada pisau babi didapur. Bunuh aja aku." Namjoon menghempaskan dirinya disofa tepat disamping Sejeong
"Malam malam gini enaknya ngapain kapten Namjoon?" Tanya Sejeong
"Kenapa? Mau ngapain lagi? Mau apa? Hah?" Namjoon sudah sangat tekanan melihat perilaku Sejeong
"Kapten Namjoon gak lapar gitu?"
"Lapar. Tapi malas makan. Mau ngemil, tapi gak ada yang mau di ngemil." Namjoon mengelus perutnya seperti ibu hamil
Sejeong langsung beranjak dari tempat duduknya, ia memakai mantel tebal Namjoon, "Mau kemana jam 11 malam begini Sejeong?!!!!"
Sejeong menangkup kedua pipi Namjoon, alhasil bibir Namjoon terjepit diantara kedua pipinya, "Kapten Namjoon, aku cuma mau cari makanan ringan sama minuman soda! Aku jangan gak buat masalah lagi." Sejeong memberikan senyum tulusnya kepada Namjoon dan ia langsung berlari keluar dari rumah. Namjoon pasrah, ia memijat pelipisnya pelan.
"Kapten Namjoon...." Sejeong berbisik di telinga Namjoon yang mana saat ini ia sedang tertidur
"Hm." Respon Namjoon tanpa membuka kedua kelopak matanya
Sejeong menyetel salah satu stasiun tv, ia sengaja membesarkan volume tv, agar Namjoon terganggu dan membuka kedua kelopak matanya.
"Sejeong!!!!" Namjoon langsung merangkul Sejeong. Alhasil ia membuat Sejeong bersandar diatas dadanya dan sukses membuat Sejeong diam
"Bangun!! Aku sudah membeli beberapa makanan ringan dan minuman soda!" Sejeong menusuk pipi Namjoon
Namjoon membuka kedua kelopak matanya, ia menatap Sejeong yang sedang membuka bungkusan makanan ringan dan menyiapkan 2 kaleng minuman soda. "Ini untukmu." Sejeong menyodorkan kaleng minuman soda ke Namjoon
"Cheers!" Namjoon dan Sejeong saling menyatukan kaleng minuman mereka
"Kapten Namjoon, hari ini aku bahagia sekali."
"Kenapa?"
"Iyah bahagia. Akhirnya ada orang lain yang mengakui kebaikanku." Sejeong senyum dan lalu ia menundukan kepalanya
Namjoon langsung menyentuh dagunya dan mengangkatnya naik, "Hei, apa kamu menangis?"
"Gak kok."
"Kenapa tidak tidak nunduk?"
"Karena mau nunduk." Jawab Sejeong santai tanpa merasa bersalah
Namjoon tersenyum, setidaknya tidak ada air mata Sejeong yang tertumpah begitu saja. "Makasih yah makanannya. Coba begini aja setiap hari."
"Kenapa harus terima kasih? Kan ini belinya pake uangmu." Sejeong menoleh kesamping untuk menatap wajah Namjoon
"Terimakasih atas usahamu."
Sejeong masih bingung dengan ucapan Namjoon, ia merubah tempat duduknya agar ia bisa memandang Namjoon, "Usaha apa?"
"Usaha untuk tidak membuat hal hal aneh. Usahamu menjaga dirimu agar tidak terlibat masalah walaupun setiap hari kamu ada masalah. Terima kasih sudah mengurusku."
"Kapten Namjoon."
"Jangan nangis."
"Aku mencuri."
Namjoon langsung melotot, ia menggenggam tangan Sejeong dengan kuat dan ia bisa merasakan dinginnya tangan Sejeong.
"Tapi bohong." Sejeong langsung tertawa
"Tanganmu dingin." Namjoon berbicara dengan nada serius
"Eh." Sejeong menarik tangannya yang masih dalam genggaman Namjoon
Namjoon dan Sejeong langsung kaku. Mereka berdua hanya terfokus pada acara tv yang sedang mereka saksikan.
"Kapten Namjoon"
"Sejeong."
"Eh kapten Namjoon duluan aja." Sejeong mempersilakan Namjoon untuk berbicara duluan
"Kamu aja." Namjoon malah menyuruh Sejeong untuk memulai pembicaraan mereka
"Apakah semua polisi mengawasiku? Aku merasa terkekang. Aku ingin seperti gadis lain yang bebas berjalan dengan temannya atau seseorang yang membuatnya bahagia." Sejeong menundukkan kepalanya
"Iyah. Kamu most wanted polisi. Tapi cuma Seo-Joon aja yang sangat ambisius untuk memasukanmu kembali kedalam penjara."
"Kalo polisi yang lain, bagaimana kapten?" Tanya Sejeong lagi
"Iyah sama aja kayak Seo-Joon. Tapi bedanya mereka gak terlalu mengawasi kamu diluar. Ngerti?" Namjoon tidak percaya bahwa Sejeong akan mengerti pembicaraannya tadi
"Iyah. Berarti kita bebas dong jalan walaupun siang hari!" Sejeong sangat senang
"Tetap gak bisa." Namjoon membuat kesenangan Sejeong runtuh
"Gak bisa? Kenapa?"
"Warga. Mereka selalu memandangmu dengan tatapan bahwa kamulah satu satu yang gadis yang selalu membuat onar dan membuat suatu lingkungan tidak aman." Sejeong mengangguk mengerti
"Tetap gak bisa kan?" Sejeong menyakinkan lagi
"Hm."
"Yasudah." Sejeong pasrah. Ia memilih untuk menonton tv walaupun acaranya sangat membosankan
Beberapa menit kemudian, Sejeong rebah kedada Namjoon karena ia tertidur, "Aku tau kamu lelah dengan semua ini. Ku mohon, berubahlah menjadi lebih baik. Agar kita bisa bersama." Namjoon mematikan tv dan ia memilih untuk tidur juga
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Better
RandomMin Namjoon adalah seorang polisi terkenal di Korea Selatan. Hidupnya tidak jauh dari membahas masalah kekerasan, kenakalan dan semua yang termasuk dalam daftar kriminal. Namun siapa sangka bahwa Min Namjoon berbagi tempat tinggal dengan Park Sejeon...