"KAPTEN NAMJOON BANGUN!!!! 1 JAM LAGI KAMU TELAT KAPTEN!!!"
Namjoon refleks melempar jam weker ke arah Sejeong. Tepat sasaran sekali. Jam weker itu mengenai hidung Sejeong, dan berdarah.
"Aw!" Sejeong kesakitan saat ia menyentuh hidungnya. Sejeong duduk didepan cermin Namjoon, ia membersihkan darah yang terus mengalir dari lubang hidungnya.
"Siapa yang melukaimu?!" Namjoon langsung memegang kedua bahu Sejeong
"Kamu."
"Aku?" Namjoon menunjuk dirinya sendiri dan ia masih tidak sadar apa yang telah dia perbuat
"Kapten Namjoon telah melukaiku!" Bentak Sejeong. Namjoon sudah seperti orang kebakaran jenggot. Sibuk sendiri entah apa yang membuatnya sibuk.
"Kapten Namjoon segeralah mandi! Kamu harus kerja!" Teriak Sejeong
"Bagaimana bisa aku melukaimu?" Namjoon menangkup kedua pipi Sejeong. Sejeong tersenyum lebar memamerkan deretan giginya dan darah dari hidungnya keluar lagi. Membuat Namjoon langsung memeluk Sejeong.
Sejeong menggigit tangan Namjoon agar Namjoon melepaskan pelukannya. "Mandi cepat! Nanti kamu telat lagi! Aku gakpapa. Aku kuat."
"Siap tuan putri Sejeong!" Namjoon langsung berlari menuju kamar mandi sambil menenteng baju kaos dan celana pendek sebagai baju gantinya. Sejeong mengintip dari balik pintu kamar Namjoon, memastikan Namjoon sudah kekamar mandi atau belum. Dan kini Sejeong berguling guling di ranjang Namjoon. Sejeong tak kuasa menahan sakit dari hidungnya. "Huaaaa hidungku sakit!!!!!!!"
"Tadi katanya gakpapa. Sekarang guling guling di ranjangku." Namjoon yang selesai mandi langsung mengejek Sejeong yang sedang kesakitan
"Kapten Namjoon basah ih!" Sejeong kecipratan air rambut Namjoon yang sedang ia keringkan menggunakan handuk
"Sejeong aku lapar. Buatin aku sarapan." Pintah Namjoon disela sela ia memakai seragam polisinya
"Gak ah. Hidungku sakit." Sejeong memakai alasan hidungnya sakit padahal dia sangat malas untuk bergerak
Namjoon langsung keluar dari kamarnya namun Sejeong tahan, "Gendong aku dipunggungmu!"
"Gak ah malas. Kamu bau belum mandi." Namjoon sengaja menolak permintaan Sejeong karena Namjoon ingin melihat ekspresi ngambek dari Sejeong.
Karena ditolak oleh Namjoon, Sejeong terus menerus lompat di atas ranjang Namjoon dan membuatnya berantakan. "Udah sini buruan!" Akhirnya Namjoon memberikan punggungnya untuk Sejeong
"Kapten Namjoon mau sarapan apa? Aku mau makan roti bakar sama sosis dan minum susu. Biar kayak orang barat."
"Samain aja."
"Siap Kapten Namjoon!" Sejeong masih saja berada dipunggung Namjoon, sampai didapur baru Sejeong turun dari punggung Namjoon dan mulai membuat sarapan untuk dirinya dan Namjoon.
"Sejak kapan kita dekat seperti ini?" Tanya Namjoon pada Sejeong yang sedang melahap makanannya
"Sejak kita bertemu."
"Bagaimana dengan orang tuamu? Apakah mereka tidak mencari keberadaanmu?"
Sejeong menghentikan aktivitasnya dan menatap wajah Namjoon, "Kedua orang tuaku cerai. Mereka hidup bebas di California. Sama halnya denganku yang bebas dan nakal. Sampai di Korea aku jadi most wanted polisi."
"Aku berdarah California Korea. Ayah Korea dan mamah California." Sambung Sejeong
"Terimakasih telah membuat hidupku berwarna. Warnanya aneh." Namjoon menjelaskan makna hidupnya setelah ia bertemu dengan Sejeong
"Warna apa?" Sejeong penasaran dengan warna kehidupan Namjoon
"Gak tau. Warna apa aja deh."
"Kapten Namjoon!!" Sejeong sangat tidak suka dengan orang yang berbicara tidak jelas seperti Namjoon saat ini
"Buka!" Pintah Namjoon pada Sejeong untuk membuka mulutnya
"Apa yang mau dibuka. Pintu? Jendela?"
"Bawel ah!" Namjoon langsung menyuap Sejeong dengan roti bakarnya
"Dikunyah pelan pelan. Baru ditelan." Namjoon tau kalo Sejeong marah pasti dia mengunyah dengan cepat dan langsung main telan.
Sejeong terus mengunyah makanannya dan menatap Namjoon yang sedang bersiap siap untuk berangkat kerja. "Udah jangan liatin aku terus. Nanti kangen lagi."
Sejeong masih diam dan Namjoon pun mengacak puncak kepala Sejeong, "Aku kerja dulu. Malam baru pulang. Jangan buat onar." Pintah Namjoon pada Sejeong
"Hati hati." Nada suara Sejeong seperti suara orang yang tidak ikhlas
"Siap tuan putri Sejeong!"
"Bosan! Bosan! Bosan! BOSAAAANNN!!!!!!!" Sejeong memukul mukul wajahnya sendiri karena frustasi tidak tau apa yang mau dilakukan
"Mau mandi malas. Emang ada aja yang ngajak jalan? Gak ada kan? Yaudah sih gak usah mandi. Mending diam dirumah kasihan kapten Namjoon."
Sejeong masih betah duduk dikursi makan. Ia melamun entah apa yang dia lamunkan. "Bagaimana kalo aku kerja? Kan bisa bantu kapten Namjoon!"
Sejeong langsung bergegas untuk mandi dan siap siap untuk melamar kerja. Karena selama ini Namjoon yang mengurus semua keperluan Sejeong. Walaupun Namjoon tidak pernah mempermasalahkan semua itu, tetap saja Sejeong tidak enak. Maka dari itu ia ingin meringankan sedikit beban Namjoon.
"Ah udah cantik! Waktunya mencari kerja!"
Dengan memegang berkas penting, Sejeong terus mencari tempat kerja yang sesuai dengan apa yang ia inginkan. Sampai siang hari, ia belum menemukan pekerjaan. Dan akhirnya Sejeong menyerah. Kini ia berjalan kembali kerumah.
Dalam perjalanan pulang, Sejeong melihat ada siswa yang diganggu. Ia menghampiri siswa tersebut. "Kenapa kamu menyiksa dia?"
"Apa urusan kakak? Dia anak haram! Dia selalu membawa sial!" Siswa itu dengan berani membentak Sejeong yang bertanya baik baik. Emosi Sejeong langsung naik dan ia menampar siswa yang kasar tadi. "Siapapun kamu aku tidak takut!"
"SEMUANYA ANGKAT TANGAN!"
"Sial!" Sejeong dan kedua siswa itu mengangkat kedua tangannya dan menghadap kesumber suara.
"Ikut saya kekantor polisi!" Polisi tersebut menarik Sejeong dan kedua siswa tersebut
"Apalagi yang kamu lakukan Sejeong! Belum puas mematahkan tulang rusuk orang lain sampai kamu masuk penjara?" Tanya Seo-Joon pada Sejeong
Namjoon hanya bisa menghembuskan napas panjang dan ekspresi datar saat melihat temannya diseret ke kantor polisi. "Apa yang terjadi?" Tanya Namjoon
"Kakak ini menyelamatkanku dari temanku yang jahat ini!"
"Benar itu Sejeong?" Polisi Seo-Joon masih belum percaya
"Iyah! Siswa ini dicaci maki sama dia! Temannya sendiri. Aku tanya baik baik malah dia meninggikan nada suaranya! Dia sangat tidak sopan pada orang tua!" Seo-Joon mengangguk ngangguk saat mendengar ucapan Sejeong. Sedangkan Namjoon berusaha untuk menahan tawanya saat mendengar ucapan Sejeong bahwa dia adalah orang tua
"Tapi dia menamparku!"
"Itu tindakan kekerasan. Park Sejeong kenapa kamu lakukan itu? Dia masih anak dibawah umur sedangkan kamu sudah menjadi orang tuakan? Seperti yang kamu katakan tadi." Sejeong makin dendam dengan Namjoon karena pertanyaan yang dilontarkan Namjoon untuk dirinya
"Park Sejeong, mau aku masukan ke penjara?" Seo-Joon bertanya pada Sejeong yang terus menatap kesal pada Namjoon
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Better
RandomMin Namjoon adalah seorang polisi terkenal di Korea Selatan. Hidupnya tidak jauh dari membahas masalah kekerasan, kenakalan dan semua yang termasuk dalam daftar kriminal. Namun siapa sangka bahwa Min Namjoon berbagi tempat tinggal dengan Park Sejeon...