Nine

37 7 0
                                    

Namjoon terbangun dengan kondisi yang sangat pusing, ia beberapa kali memijat pelipisnya agar terasa sedikit lebih nyaman. Namjoon mengambil jam wekernya dan melihat jam yang tertera disana. Setidaknya ia bisa lebih lega karena dirinya bangun lebih cepat.

"Sejeong!" Namjoon menggerak gerakan badan Sejeong agar Sejeong terbangun

"Se—"

"Kenapa kapten Namjoon?" Sejeong terbangun dan ia masih mengumpulkan semua nyawanya

"Semalam kita ngapain?"

"Tidurkan?"

"Ah iyah. Aku mandi dulu. Aku harus berangkat kerja. Kamu tidur aja dulu, hari ini aku akan sarapan di kantor saja."

"Hmm." Yang tadinya Sejeong duduk untuk menyiapkan sarapan Namjoon, setelah dirinya di beri perintah oleh Namjoon, ia kembali merebahkan badannya ke tempat tidur Namjoon

"Sersan Namjoon!" Seo-Joon kembali datang menghampiri Namjoon untuk mengkonfirmasi kembali

"Aku tau maksudmu sersan Seo-Joon, datanglah kerumahku malam ini."

"Apakah kamu bawa mobil?"

"Iyah."

"Kalo begitu kita kerumahmu pakai mobil mu saja. Hari ini aku sengaja menggunakan bis untuk berangkat kerja. Oyah, nanti antar aku pulang juga yah!" Seo-Joon menuntut ini itu kepada Namjoon yang sangat baik hati dan tidak pernah menolak permintaan orang lain

"Tentu saja sersan Seo-Joon! Kamu kan yang membeli makanannya, sekarang giliranku yang mengantarmu pulang nanti."

"Baiklah. Siapa saja ada dirumah? Orang tuamu?" Tanya Seo-Joon lagi

"Orang tua ku ada Ilsan. Apakah kamu lupa Seo-Joon?" Namjoon sangat malas dengan pertanyaan Seo-joon yang jelas dia sudah tau jawabannya

"Aku cuma basa basi saja sersan Namjoon. Jangan emosi."

"Sersan Seo-Joon, aku ingin bertanya padamu."

"Silahkan."

"Kenapa kamu selalu memanggilku ketika ada masalah yang Park Sejeong lakukan? Disini polisi bukan aku saja, dirimu juga seorang polisi. Yang lain juga polisi."

Seo-Joon tersenyum pada Namjoon, menepuk bahu Namjoon, "Kamu mau tau kenapa? Karena kamu adalah polisi yang sangat becus dalam mengurus masalah kekerasan, kenakalan dan yang lainnya. Karena Tn. Kang, jenderal polisi disini ingin mengujimu dalam mengurus kasus Sejeong."

Namjoon belum puas dengan jawaban Seo-Joon dan ia melontarkan pertanyaan lagi, "Bukankah kamu dan polisi yang lain mendapatkan tugas yang sama sepertiku? Kalo ini tugas khusus untuk aku, kenapa kamu selalu ingin memasukan Sejeong kedalam penjara? Kamu selalu menguntitnya kan?"

"Sersan Namjoon ada satu hal yang perlu kamu tau, aku ingin memasukan Sejeong kedalam penjara karena aku ingin membuat dia jera. Aku ingin dia berpikir kalo dia tidak akan mengulangi semua kenakalannya lagi. Ini tugas untuk semua polisi tapi persennya lebih banyak ke kamu."

"Sejeong gak bisa berubah dengan caramu sersan Seo-Joon." Jawab Namjoon dan membuat Seo-Joon heran "Bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu?"

"Gunakan otak dan pikiran. Aku yakin dia pasti bisa berubah menjadi lebih baik."

"Semoga."

"Apa reaksimu kalo aku berteman dengan Sejeong?"

"Jangan! Dia orang yang buruk!" Seo-Joon langsung menghakimi Sejeong karena perbuatan buruknya

Namjoon tersenyum miris melihat sifat temannya yang satu ini, selalu saja menilai orang dengan buruk. Iyah, Sejeong memang buruk, tapi dia punya kebaikan yang belum pernah Seo-Joon lihat. Seo-Joon terlanjur membenci Sejeong.

"Baiklah." Namjoon menyetujui permintaan Seo-Joon untuk berhenti disuatu tempat makan

Saat Seo-Joon turun untuk membeli makanan, pikiran Namjoon terus berjalan. Ia memikirkan Sejeong. Bagaimana kalau Sejeong lupa? Bagaimana kalau Sejeong masih berada dirumah sekarang? Mau menghubungi, Sejeong tidak punya handphone.

"Hei! Apa yang kamu pikirkan?" Seo-Joon yang sudah masuk kedalam mobil daritadi namun Namjoon tidak menyadarinya

"Aku sangat lapar. Makanya aku melamun."

"Okelah. Mari kita kerumahmu!"

Namjoon dan Seo-Joon menaruh semua makanan di atas meja dan menyusunnya dengan sangat rapi, "Ayo makan."

Namjoon dan Seo-Joon masih diam dan menikmati makanannya. Beberapa menit kemudian, mereka mendengar suara yang sangat keras.

"Sersan Namjoon suara apa itu?!" Seo-Joon menatap Namjoon dengan tatapan interogasi

"Mana aku tau. Dari tadi kita makan. Aku bukan cenayang." Namjoon tetap melanjutkan makannya dan ia berusaha untuk menutupi kekhawatirannya

Berbeda dengan Seo-Joon ia langsung menuju kearah sumber suara tadi, ia melihat bayangan yang sedang berlari. "Apa yang kamu liat?" Tanya Namjoon saat melihat Seo-Joon kembali kemeja makan

"Aku melihat bayangan orang yang sedang berlari. Tapi aku cek seluruh rumahmu tidak ada yang asing." Namjoon terkejut mendengar perkataan Seo-Joon

"Apa yang kamu liat disetiap kamar disini?" Tanya Namjoon

"Tidak ada hanya ada tempat tidur."

Namjoon merasa sedikit lega dengan pernyataan Seo-Joon, tapi dia yakin bahwa Sejeong lah yang dimaksud Seo-Joon tadi. Namjoon siapa untuk memarahi Sejeong.

"Terima kasih sersan Namjoon. Aku kenyang malam ini."

"Santai aja sersan Seo-Joon. Mau aku antar pulang sekarang?" Tawar Namjoon

"Kamu tidak mandi dulu?"

"Nanti saja setelah aku mengantarmu pulang. Setelah mandi aku pasti langsung tidur."

"Baiklah. Ayo antar aku pulang."

Make BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang