01. Tatapan membius.

239 31 59
                                    

Happy Reading:

Bagaikan sebuah Trailer film. Hanya sebentar, tapi sukses menciptakan rasa penasaran.

 Hanya sebentar, tapi sukses menciptakan rasa penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya AKU!; 01.

~o0o~

Ulasan seyum manis terbit dari bibir seorang gadis yang sudah siap menjadi siswi kelas dua belas. Rambut panjangnya terikat indah menjadi satu, menampilkan leher jenjang yang putih mulus tanpa cacat.

Dia, Arvelieta Viona Navelia atau sering di panggil Viona, pemeran utama di cerita menarik ini.

Akhirnya setelah beberapa hari terakhir terkurung dalam kesedihan, Viona dapat kembali tersenyum, walau kesedihan sebelumnya belum hilang.

Viona mengambil tas berwarna tosca miliknya yang tentu saja sudah ia siapkan isinya. Setelah itu, Viona keluar dari kamarnya dan membuka ruangan di depan kamarnya. Terlihat gadis cantik dengan rambut pendek sebahu yang memiliki sedikit kemiripan dengan Viona duduk di kursi roda dengan ulasan senyum yang juga sudah terbit. Dia, Arvelieta Viana Navelie gadis yang menjadi kembaran Viona. Tapi mereka bukan kembar identik jadi wajah mereka tak sepenuhnya mirip. Termasuk urusan keberuntungan, ya, sepertinya Viana tak seberuntung kembarannya yang dapat mempergunakan kakinya dengan baik. Sedangkan Viana sendiri tak bisa berjalan karena suatu kecelakan yang menyebabkan kakinya lumpuh secara permanent.

"Good morning Via," sapa Viona pada kembarannya.

Viana hanya membalasnya dengan senyuman. Selanjutnya, Viona membantu mendorong kursi roda Viana dengan perlahan menuju meja makan.

"Pagi Bi Tantri," sapa Viona dan Viana secara bersamaan pada asisten rumah tangga mereka yang sudah setia bekerja selama kurang lebih sepuluh tahun.

"Pagi Non Via, Non Vio," balas Bi Tantri seraya menyiapkan sarapan untuk majikannya.

"Papa mana Bi? Belom pulang?" tanya Viona yang terlihat murung.

"Belom Non."

Terdengar helaan napas panjang keluar dari bibir Viona. "Sudahlah Vio, kita sarapan bertiga aja sama Bi Tantri," kata Viana berusaha menghibur kembarannya.

Viona mengangguk lemah lalu membantu Viana lebih mendekat dengan meja makan.

*****

Viana yang sebelumnya tenang serta damai membaca novel genre romance favoritnya harus terusik, karena mendengar suara-suara aneh dari tas milik kembarannya. Ia mengalihkan pandangannya pada Viona, gadis itu tengah fokus menyetir. Sedangkan tas Viona yang berada di kursi belakang mengeluarkan suara-suara aneh dan bergerak-gerak. Viana menghela napas pelan, ia menutup novelnya dengan sedikit kasar, membuat Viona menatapnya.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang