03. Keki untuk dilema.

118 23 21
                                    

Happy Reading;

Apakah ini memang sudah menjadi konsepnya? Ketika mataku bertemu dengan matanya, organ dalamku seakan berhenti bekerja. Bagaikan menjadikannya titik pusat hidupku.

 Bagaikan menjadikannya titik pusat hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya AKU!; 03.

~o0o~

Suara pertemuan antara roda papan skateboard dengan aspal, memenuhi sepinya jalan yang Viona lewati.

Cewek bertopi hitam itu, seakan tak memiliki kesusahan apapun menjalankan papan skateboard-nya sambil sesekali melakukan aksi freestyle yang ia kuasai.

Tujuan cewek itu tentu saja untuk berkumpul dengan teman temannya di club freestyle skateboard. Tapi ia harus mengantar ular peliharaannya ke klinik hewan milik Papanya terlebih dahulu, sebab manusia yang ada di rumahnya saat ini semua pada takut dengan ular.


Papa Viona adalah seorang dokter hewan yang sudah memiliki klinik sendiri. Mungkin kecintaan Viona terhadap hewan diturunkan dari sang Papa. Benar, Viona sangatlah menyukai berbagai jenis hewan kecuali kelinci tentunya, ia mempunyai phobia terhadap kelinci. Unik memang, disaat kebanyakan orang menyukai kelinci dan menjauhi ular, Viona malah sebaliknya. Diantara semua hewan, Viona memang sangatlah menyukai ular.

Suara bisingnya motor terdengar semakin mendekat, lalu tas salempang yang Viona pakai langsung lenyap seketika dari bahu Viona.

Gadis itu, terkapar di aspal karena kuatnya tarikan tasnya barusan. "COPETTTT!!!" teriak Viona kelewat panik. Bukan apa-apa tasnya itu berisi Geki, ular peliharaannya.

Viona langsung berlari mengejar orang yang telah merampas tasnya itu, tapi sebelum Viona dapat menghadang orang itu ada sebuah motor sport hitam yang menghadangnya terlebih dahulu.

Viona diam terpukau, aksi cowok tampan yang melawan si copet membuat Viona terpesona. Namun, ia lebih memilih berbalik dan mengambil skateboard miliknya, dari aksi cowok itu dapat dipastikan ular Viona selamat. Dan, ia masih belum sadar, bawah cowok itu adalah cowok yang sama dengan si penabraknya di koridor sekolah tadi pagi.

*****

"Lain kali hati-hati."

Viona terdiam dengan masih memegang papan skateboard-nya dan dengan posisi membelakangi cowok yang berbicara barusan. Bukannya cowok itu tadi masih melawan si copet?

Viona berbalik, hendak mengucapkan terimakasih, namun matanya langsung menabrak mata cowok itu. Bibirnya kelu seketika, dia terpaku, terdiam dan membisu, seakan organ dalamnya berhenti bekerja. Ya, mata itu kembali membiusnya. Cewek dengan rambut yang di kuncir kuda itu, langsung memejamkan mata ketika sadar akan kesalahannya jika hayut dalam tatapan cowok tampan yang masih diam itu.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang