06. Keikhlasan hati.

98 14 6
                                    

Happy Reading;

Dari awal aku sudah memantapkan diri untuk tak apa. Tetapi kenapa baru permulaan, hatiku meronta? Merasa tak terima, dan tak mengizinkan ikhlas melaksanakan tugasnya.

 Tetapi kenapa baru permulaan, hatiku meronta? Merasa tak terima, dan tak mengizinkan ikhlas melaksanakan tugasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya AKU!; 06.

~o0o~

   Tak ingin larut dengan perasaan aneh yang sedari tadi terus menggerogotinya, Viona beranjak dari kasur. Ia mencoba menenangkan pikiran dengan membersihkan diri. Air dingin akan ampuh menyegarkannya.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Viona keluar kamar untuk mencari camilan di dapur. Dengan mengenakan kaos polos berwarna kuning dan celana training selutut berwarna abu-abu, rambut panjangnya ia cepol secara asal, bukannya terlihat tidak rapi, Viona malah terlihat lebih menawan.

Samar-samar Viona mendengar tawa seseorang dari belakang dapur, ia sedikit mengintip. Dan benar, di taman belakang terdapat Zio dan Viana yang tengah asik bercanda gurau. Kedua sudut bibir Viona melengkung ke atas dengan indah, sudah lama ia tak melihat tawa Viana selepas itu. Akan tetapi anehnya, hati Viona tak merasa ikut bahagia, hanya tubuhnya saja yang ia paksakan untuk ikut merasakan apa yang Viana rasakan. "Harusnya aku Zio," lirihnya tanpa sadar.

Detik berikutnya cewek itu langsung menampar pelan kedua pipinya. "Lo apa-apan sih Vio! Jangan gitu! Pokoknya lo harus senang dan bahagia," ujar Viona pada dirinya sendiri.

Viona tak ingin seperti ini, kenapa ia rasa ia seperti tak ikhlas jika Viana sedekat itu dengan Zio? Tidak! Apapun itu Viona harus ikhlas. Cewek itu berusaha biasa saja, dengan sangat berusaha untuk tenang, ia memilah-milih camilan yang ada di kulkas. Namun, lagi-lagi pendengarannya terbuka lebar dan malah mendengar percakapan antara Zio dan Viana.

"Kenapa sekarang rambut kamu pendek? Bukannya kamu suka banget ya, rambut panjang." Viona yakin, itu pertanyaan yang dilontarkan Zio. "Aku-kamu Yo? Ke aku aja, kamu pakai kata ganti saya-anda. Ternyata aku orang asing di mata kamu," batin Viona.

"Ya, kan dari dulu aku emang suka rambut pendek. Eh, maksudnya sejak aku lumpuh aku lebih suka rambut pendek. Rambut panjang ribet ternyata."

Viona terkekeh garing mendengar jawaban Viana. Viana sulit berbohong, tapi dengan mudahnya cewek itu berbohong pada Zio.

Viona memandang sebentar Zio dan Viana yang terus berbincang dengan perasaan yang tiba-tiba semakin terasa aneh dan bergemuruh. "Semoga lo selalu tersenyum seperti ini Via," kata Viona sebelum melangkah pergi.

*****

Sang surya keluar dari persembunyiannya, menampakkan diri dengan malu-malu. Cahayanya dipancarkan menghiasai langit yang semula menggelap. Banyak pasang mata pasti tak akan melewatkan kesempatan yang belum tentu didapat untuk hari esok, seperti halnya seorang gadis cantik yang menyaksikannya sembari melakukan peregangan kecil di belakang rumahnya.

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang