Vote dulu ya sebelum baca
Ramein dong biar cepet up
__________________________________
Setengah jam, akhirnya Fea sampai berhenti tepat dihalte sebelah sekolahnya. Dari depan gerbang sekolah ia bisa melihat banyak murid yang terlambat, bahkan ada murid yang sempat - sempatnya tertidur menyenderkan badannya kepagar sekolahDengan senyuman liciknya, ia akan membuat alasan agar tidak dihukum. Yakali cewek cantik level sultan dihukum
" Assalamualaikum, permisi ya cecan mau lewat, kasih jalan dong " ujar Fea pedenya, seraya menerobos barisan para murid yang terlambat didepannya.
Mereka yang mendengar salam dari Fea pun serempak menoleh, dengan gerakan slow motion dan otomatis memberi jalan untuk Fea.
Hilmi yang berada disamping gadis itu menatap heran, ia pun memandang Fea dari atas sampai bahwa, bagaimana penampilanya. Rambut yang sebagian awut awutan, dasi melenceng ke kanan, tapi ia tetap akui jika Fea tetap manis meski keadaanya mirip preman
Merasa dirinya diperhatikan, ia langsung melihat penampilannya sendiri " Kenapa lo merhatiin gue kayak gitu? "
Hilmi mengangkat sebelah alisnya, menatap fea penuh curiga " kok lo bisa terlambat Fe?, bukannya lo masuk daftar murid teladan? "
" Gue kan emang gak terlambat, buktinya gue gak bawa tas "
" Terus lo ngapain disini, bukannya di kelas? "
" Gue tadi pulang ngambil ini " menunjukkan buku yang ia bawa
Ia mendengus malas yang melihat Hilmi tak percaya akan ucapannya "Soalnya nanti ada ulangan, terus gue pulang ngambil buku, jadinya gue terlambat " lanjutnya dengan alasan yang sama
Karna terlarut dengan pertanyaan Hilmi , ia tidak tau jika gerbang sudah dibuka. Ia pun langsung masuk begitu saja, tanpa melihat Bu Gina yang berdiri didekat Pak Aji
" Fea Agatha Wijaya " merasa dirinya dipanggil Fea langsung mencari sumber suara tersebut, dan melihat Bu Gina dengan pandangan menatam tajam kearahnya
Ia menyengir melihat Bu Gina menatapnya tajam " Ibu manggil saya " tanya Fea kikuk
" Kenapa kamu terlambat?, rambut sudah acak acakan, dasi melenceng mau jadi preman kamu?"
Gini ya rasanya kalo punya ibu kayak mak lampir batin Fea
" Gini ya Bu Gina yang cantik, rajin menabung kayak Asmirandah, saya tadi pulang ngambil buku yang ketinggalan, masalah penampilan saya ini namanya tren masa kini " jawabnya santai sambil membenarkan tatanan rambutnya
Bu Gina hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari murid ngawur satu ini
" Sekarang kamu masuk kelas, yang lainnya langsung ke lapangan "
Alan yang mendengar perkataan Bu Gina langsung protes tak terima " Lo bu kok Fea gak dihukum?, jangan curang dong bu "
Sedangkan yang dibicarakan malah menjulurkan lidah ke arah Alan, Alan yang melihat pun tersulut emosi dan langsung berjalan menuju lapangan diikuti oleh teman temannya.
☀️☀️☀️Beda lagi dengan laki laki tampan, bermata teduh, yang sedari tadi tengah asik mendengarkan musik di earphone yang slalu ia bawa kemana mana. Laki laki dengan senyuman manis yang siapa saja yang melihatnya akan tertarik padanya.
Ia Alvin Alvero Muktar laki laki berparas blesteran sahabat Fea sejak kecil.
Karena bosan ia pun menutup novelnya dan menyimpan earphonenya di loker. Lalu menoleh kebelakang, menghadap Leo yang tengah asik bermain game dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYLIGHT
Teen FictionKetika hati ini harus memilih. Fea tak pernah membayangkan kisah persahabatannya akan berakhir seperti ini. Ia harus memilih satu diantara dua orang yang ia sayangi. Ia takut pilihannya akan membawa luka dan kesedihan nantinya Alvin dan Leo, dua na...