Vote ya mana nih?
Happy Reading❤
" Tetaplah disampingku genggam tanganku, berikan aku senyuman yang selalu kau berikan padaku
Tetaplah bersamaku, meski cahayaku meredup"
__________________________________Satu alasan hidup ku tetap bertahan, meski keadaan ini menuntut ku untuk menyerah. Meski cahaya yang aku berikan kelak akan meredup menemani disisa hidupku, yakinlah hanya dirimu alasan ku bertahan.
Alvin menutup buku diary ya, tempat selama ini ia mencurahkan kelemahannya
Ia merebahkan diri diatas kasur, menatap langit - langit kamar. Selama ini selalu memikirkan apakah ia bisa bertahan melawan penyakit yang mulai mengerogoti tubuhnya, ia takut jika tuhan tak membantunya sembuh, sedangkan ada satu alasan ia ingin sembuh
☀☀☀
" Mak lampir bangun, Alvin udah nungguin lo dari tadi. Cepetan turun woi " Satria mengedor - ngedor pintu kamar Fea, ini dia salah satu contoh titisan manusia bar - barFea langsung keluar dengan seragam yang sudah lengkap "Berisik banget sih lo Bang Sat, masih pagi udah bar bar "
"Kurang ajar banget sih lo , panggil gue bang sat "
Satria melihat penampilan Fea dari atas sampai bawah. Mencurigakan nih anak
" Bentar - bentar cepet banget lo dandannya, gak mandi ya lo? "Fea mendelik tak terima " kurang ajar lo emang, dasar abang laknat " ketus Fea melangkah menuruni anak tangga sambil menenteng tas pink kesayanggannya
" Pagi pa " Fea mencium pipi kiri papanya
" Berangkat sekarang yuk vin "
" Kamu gak sarapan dulu sayang? " tawar papanya yang tengah duduk disofa
" Gak usah pa, nanti sarapan di sekolah aja "
Satria yang melihat adiknya akan berangkat langsung menyoraki dengan kalimat andalannya
" Awas vin jangan deket - deket, dia belom mandi "Fea langsung memberi tatapan tajam pada abang ya, yang merasa tidak bersalah malah duduk sambil memakan kripiknya
Fea yang akan memberi gamparan mautnya ditahan oleh Alvin, ia pun mengalah dan berjalan mendahului Alvin
" Om, Alvin pamit berangkat dulu " ucap Alvin pamit pada Hardi
" Hati - hati ya Alvin, om titip Fea"
" Kalo mak lampir tuh berulah, lo kerek aja ditiang bendera Vin " teriak Satria dari arah dapur, Alvin yang mendengar hanya tertawa
" Saya pamit om, pasti saya jangain Fea " setelah berpamitan, Alvin berjalan menuju montornya. Ia tersenyum melihat Fea memakai helm yang berdiri disebelah motornya sambil cemberut
" Puas lo ngetawain gue, lo tuh sama kayak abang gue resek "
" iya - iya maaf, udah buruan naik nanti telat lagi " suruh Alvin seraya menyalakan motornya
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYLIGHT
Teen FictionKetika hati ini harus memilih. Fea tak pernah membayangkan kisah persahabatannya akan berakhir seperti ini. Ia harus memilih satu diantara dua orang yang ia sayangi. Ia takut pilihannya akan membawa luka dan kesedihan nantinya Alvin dan Leo, dua na...