Tinggalkan jejak jangan forget!
Happy Reading
•••
Sudah hampir satu bulan lebih, anggota cheers mempersiapkan gerakan untuk lomba mereka nanti. Saat itu juga, alhamdulillah nya tidak ada kendala sama sekali.
Bel pulang sekolah pun sudah menggema sekitar 15 menit yang lalu, hanya ada beberapa orang yang masih berdiam diri di sekolah. Termasuk tim cheers saat ini.
Seperti yang di infokan oleh Nesa- ketua cheers. Hanya ada tujuh belas orang yang akan ikut lomba. Kini, mereka semua sudah berkumpul di lapangan olahraga seperti biasanya. Tapi, saat ini mereka masih duduk duduk manis karena sedang menunggu satu anggota lagi.
Sudah hampir setengah jam, keenam belas anggota cheers menunggu satu anggota lagi. Tapi masih tak ada juga.
"Si Dara kemana, ya? Kok lama banget?" tanya salah satu anggota cheers, yang nampaknya teman Dara.
"Dia balik kali!" balas teman sebelahnya.
"Ahhh, masa sih? Pasti dia kabarin kita di grup." tukas anggota cheers yang tadi.
"Coba lo telfon si Dara, Dev! Siapa tau dia ada halangan." perintah Nesa yang di balas oleh anggukan dan segera cepat mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dara.
"Hallo?" tanya seseorang di sebrang sana yang sedang di telfon oleh Devi. Tak lupa, Devi men-loundspeaker agar bisa terdengar oleh yang lain.
"Dar, lo dimana? Kok nggak kumpul?" tanya Devi masih dengan memegangi handphone-nya.
"Aduhhh... Sorry ya gue lupa bilang ke kalian. Kayaknya gue nggak bisa ikut lanjut sama kalian deh. Gue ngundurin diri yah, soalnya gue nggak bisa-bisa selama kurang lebih satu bulan gue latihan sama kalian." Jelas Dara sedikit panjang.
Jelas saja, mendengar penjelasan Dara tadi mampu membuat Nesa khawatir. Pasalnya, lomba ini diadakan tinggal beberapa minggu lagi.
"Loh kok gitu?" tanya Oliv setelah Dara selesai mnjelaskan.
"Iyaa, sorry banget ya, kak?!" mohon Dara di sebrang sana. "Nggak apa-apa kan?" tanya nya lagi tak enak.
"Gimana, kak?" bisik Devi pada Nesa yang sedang duduk di sebelahnya dengan air muka khawatir.
"Ya udah deh, gapapa. Lagian kalo nanti di paksa nggak bakal bener!" jawab Nesa lalu kembali terduduk lurus.
"Ohh, ya udah deh kalo gitu. Gapapa kok, Dar. Santai aja!" ujar Devi pada ponsel yang masih menyala dan masih menunjukkan layar yang tertera nama Dara di sana.
"Serius nih? Thanks banget ya, hehe. Ya udah kalo gitu gue tutup ya telfonnya!" Balas Dara lalu akhirnya dia pun menutup panggilan dari Devi.
"Yah... Gimana dong, Nes?" tanya Rifa cemas saat Dara sudah memutuskan telfonnya.
"Kita tanya ke anak basket aja apa?" saran Oliv pada mereka semua.
"Jangan! Mending kita cari anggota baru dulu, kak. Abis itu baru kita omongin sama anak basket." timpal Kanya yang merasa saran dari kakak kelasnya itu salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALFA [SUDAH TERBIT]
Teen FictionJudul Pertama : ALFA [PROSES REVISI] Alfaro Arsen Sanjaya. Laki-laki yang sering disapa Alfa itu adalah seorang 'Most Wanted' di Sekolahnya. Bukan hanya karna ia menyandang sebagai Kapten di 'ekstrakulikuler' Basket yg menjadikannya sebagai Primadon...