44. Mencoba

47.7K 1.7K 98
                                    

Hola... Hari ini author lagi baik nih hehe. Karena kenapa?

Author up sebelum waktunya🤗 padahal up itu waktunya 3 hari lagi ye kan?? Tapi udahlah ya karena lagi baik...

Jadi kalian juga harus baik, caranya budidayakan vomen sebelum lanjut membaca...

Happy Reading...

•••

Bukan BADIF namanya jika tidak duduk di bangku pojokan kantin.

Kali ini, David, Fary, Ian dan Bagas benar-benar mendapat traktiran dari Alfa. Yaaa sebenarnya Fary yang memaksa. Pastilah, siapa lagi memang??

Kenapa Fary memaksa? Sebab kemarin, rencana mendapat traktiran dari Alfa gagal total gara-gara ada Amara atau biasa Fary sering bilang; 'nenek lampir' datang ke meja mereka yang membuat Alfa pergi.

Karena kemarin Alfa pergi begitu saja ketika Amara datang, mau tidak mau mereka membayar pesanannya masing-masing.

Yang sialnya bagi Fary adalah, dia memesan makanan yang paling banyak. Dan karena paling banyak itulah, hari ini dia tidak mendapat jatah uang jajan dari ibunya karena habis untuk membayar makanan kemarin. Karena memang jatah uang jajan Fary hanya diberi seminggu sekali.

Hari ini mereka sengaja tidak mengajak Shalsa dkk. Toh, sebenarnya di sekolah geng Alfa dan Shalsa tidak sedekat pada kenyataannya. Seperti kesepakatan Shalsa dan Alfa di awal mereka pacaran. Mereka hanya boleh dekat jika sudah diluar sekolah. Jika masih di lingkungan sekolah, sudah bisa dipastikan akan menjadi topik ter-hottt sepanjang masa.

"Sekarang lo gak pergi-pergi lagi kan?" tanya Fary memastikan sebelum benar-benar pergi untuk memesan makanan.

Alfa mengangguk dengan malas. Sebab jika tidak salah dengar, Fary sudah bertanya pertanyaan yang sama sebanyak sepuluh kali lebih. Maka dari itu Alfa hanya mengangguk malas.

"Bawel lo... Si Alfa udah nge-'iya'-in juga daritadi," timpal Bagas yang sudah bosan dengan pertanyaan sama dari Fary.

"Hehe... Yakan takut, coy... Nanti dia pergi-pergi kayak kemaren." kata Fary sembari beranjak dari duduknya.

Mereka yang mendengar hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Fary. Sedangkan Fary sendiri sudah pergi entah kemana.

Tak lama Fary pergi, tempat yang tadi Fary tempati ditempati oleh perempuan yang membuat semua orang di meja itu langsung saling pandang satu sama lain. Termasuk Alfa.

"Gue kira Fary..." gumam David yang sepertinya masih bisa di dengar oleh Amara. Sebab, perempuan itu kini hanya tersenyum.

"Ngapain?" tanya Alfa ketus memandang remeh ke arah Amara sambil bersidekap tangan di depan dada.

"Makan barenglah sama kamu," jawab Amara dengan wajah tanpa dosanya. Sedangkan Alfa. Dia hanya membuang pandangannya ke arah lain.

Keadaan dimeja Alfa hening. Entahlah, mereka juga tidak tau kenapa suasananya jadi secanggung ini. Padahal tadi beberapa saat yang lalu tidak.

Sampai akhirnya, "Alfa..." panggil Amara membuat yang ada di meja itu menoleh ke arahnya. Padahal hanya Alfa yang di panggil, tapi karena reflek dan keadaan hening. Jadi mereka mau tidak mau ikut menoleh. Sedang Alfa hanya bergumam sebagai jawaban.

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang