10. Merepotkan Terus

69.3K 2.8K 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak di bagian pojok kiri bawah!

Happy reading...

•••

Pagi ini, Alfa nampaknya sangat santai. Dia tidak terlalu terburu-buru untuk pergi ke sekolah. Karna sesuai info, tim basket dan tim cheers akan dispen. Jadi mau datang kapan pun tidak masalah.

06.55 WIB

Alfa masih santai di meja makannya sekarang. Dia masih duduk manis sambil memakan roti bakar yang dibuatkan bundanya.

"Loh? Abang masih sarapan? Lima menit lagi jam tujuh loh, Bang!" tanya Vira yang baru datang dari kamarnya.

"Iya bun, tau. Tapi abang hari ini dispen! Jadi buat tim yang mau ikut lomba gak akan ikut belajar." jelas Alfa sambil terus mengunyah rotinya yang belum habis.

"Bener gitu?" tanya Vira meyakinkan.

"Iya..."

"Yaudah, kalo gitu bunda mau pergi dulu. Mau ke butik! Inget, gak boleh lama-lama di rumah. Cepet ke sekolah!" perintah Vira. "Bunda duluan ya, Bang." pamit Vira lalu berlalu dari hadapan Alfa.

Setelah Bundanya pergi, kini Alfa melanjutkan memakan roti bakarnya yang masih tersisa satu lagi.

Saat dia terdiam dengan fikiran kosongnya, dia tiba-tiba ingat bahwa dia ada urusan.

Langsung saja, Alfa membawa tasnya. Dan langsung menyambar kunci motornya yang tergantung di dekat lemari es.

•••

Saat ini, di sekolah. Lebih tepatnya di lapangan. Anggota cheers dan anggota basket sudah berkumpul.

Seperti yang di informasikan, mereka kini tengah bersiap-siap untuk latihan. Tim cheers sedang berganti baju dengan kaos biasa. Tim basket yang sedang melakukan pemanasan, sambil menunggu kapten mereka datang.

Tak lama kemudian, orang yang di tunggu-tunggu oleh anggota basket akhirnya datang.

"Wehh, Alfa!" panggil Fary saat melihat Alfa yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Liat Shalsa gak?" tanya Alfa saat sudah sampai di tempat temannya berkumpul. Tak memperdulikan panggilan Fary tadi.

"Kenapa lo cari dia? Tumbenan amat?!" balas Bagas sedikit bingung.

"Dia belum isi formulir. Hari ini, hari terakhir buat kumpulin data peserta lomba." jelas Alfa cemas.

"Dia kalo gak salah di ruang ganti" balas David saat mendengar penjelasan Alfa.

"Okee" tapi sebelum Alfa beranjak untuk pergi menuju ruang ganti, anggota cheers sudah terlihat berhamburan keluar dengan pakaian yang sudah diganti.

Alfa langsung diam saat melihat Shalsa keluar dari ruang ganti, Alfa berfikir Shalsa terlihat begitu manis dengan lagging warna hitam, dan di padukan dengan kaus pink polos, sepatu putih. Ditambah dengan rambut Shalsa yang diikat satu asal.

Saat tiba-tiba ada yang menepuk bahu Alfa hingga membuat Alfa tersadar dari lamunannya.

"Dia emang cantik! Tapi gak usah segitunya kali, Al!" ejek David saat melihat Alfa melamun, tak lupa David tersenyum penuh arti pada Alfa.

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang