Musim semi tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Bukan. Bukan karena cuaca yang masih terasa dingin karena pergantian dari musim dingin ke musim semi, melainkan sesuatu yang lain.
Jika membicarakan cuaca, memang musim semi tahun ini terasa lebih dingin. Rasa dingin akibat pergantian musim mungkin masih bisa ia tahan, tetapi ia merasakan dingin di tempat lain.
Rasa dingin yang ia rasakan merengkuh hatinya.
Rasa dingin yang tidak biasa, rasa dingin akibat kehilangan sesuatu. Sesuatu yang sangat berharga baginya. Dia kehilangan cintanya.
Memakai gaun berwarna merah sembari duduk di salah satu bangku yang terletak di pekarangan rumahnya, Tae Yeon--nama gadis itu--menyambut musim semi tahun ini dengan wajah sendu. Tidak nampak raut kebahagiaan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Gadis itu tidak bisa merasakan kebahagiaan menyambut musim semi--musim favoritnya. Musim dimana bunga-bunga cantik mulai bermekaran. Musim dimana cuaca dingin berganti menjadi lebih hangat. Musim semi juga mengingatkannya pada hari di mana dia dilahirkan ke dunia.
Dan musim semi juga yang membawanya kepada lubang kesedihan.
Bagaimana ia bisa merasakan kebahagiaan jika orang yang sangat gadis itu cintai pergi meninggalkannya?
Akibat satu kesalahan yang ia lakukan, akhirnya Tae Yeon kehilangan semua. Dan sekarang ia benar-benar menyesal dengan apa yang telah dilakukan olehnya.
Bukan penyesalan namanya jika datang di awal.
Gadis itu menengadahkan kepalanya menatap langit. Bahkan langit saja tidak mendukungnya.
Langit sangat cerah hari ini. Bunga-bunga yang tumbuh di pekarangan rumahnya juga tumbuh dengan indahnya. Mentari malu-malu bersinar dari balik awan, memancarkan cahayanya yang hangat. Angin menghembus perlahan menerpa rambut gadis itu, melayangkan beberapa helai rambutnya ke udara.
Benar-benar satu hari yang sempurna.
Wewangiam harum segar alami dari bunga-bunga itu menyeruak ke dalam hidung. Bunga-bunga itu tumbuh dengan sangat cantik dan terawat. Tetapi kecantikan bunga itu tidak menggubris perhatian Tae Yeon.
Warna bunga yang merah seperti darah mengingatkan Tae Yeon pada luka hati yang sedang ia rasakan. Hatinya berdarah, gadis itu tidak mampu menahan luka di hatinya. Terasa sakit jika mengingat kembali kenangan yang pernah ia lewati bersama orang yang sangat ia kasihi.
Apa yang ia harus lakukan sekarang? Semua yang gadis itu lakukan hanya sia-sia.
Tae Yeon bahkan tidak mampu menahan kekasihnya itu untuk tidak pergi meninggalkannya. Cintanya sudah terlanjur kecewa dengan apa yang telah diperbuat oleh gadis itu.
Satu kesalahan yang gadis itu perbuat telah menjungkir balikan dunianya. Satu kesalahan yang Tae Yeon perbuat berakibat fatal pada kehidupan percintaannya.
Tanpa gadis itu sadari, air mata jatuh membasahi pipinya. Kenangan akan kekasihnya berputar di pikirannya. Ia tidak sanggup menahannya rasa sedihnya lagi.
Baik kenangan manis atau pun pahit, semuanya berputar di kepala Tae Yeon. Kenangan saat pertama kali berkenalan, kencan pertama, bahkan pertengkaran pertama mereka. Senyuman tipis terbentuk di wajah gadis itu meskipun ia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh.
Air matanya mengalir makin deras ketika ia mengingat peristiwa itu. Peristiwa yang sampai saat ini menjadi momok untuknya. Peristiwa yang menghantui dan menimbulkan rasa penyesalan yang teramat dalam di diri Tae Yeon. Tae Yeon harus kehilangan cintanya.
Tidak pernah ia melihat kekasihnya semarah itu pada dirinya. Biasanya ia akan segera memaafkan gadis itu dan hubungan mereka akan kembali seperti semula. Mesra seperti sebelumnya.
Tapi tidak untuk hari itu.
Semuanya berakhir begitu saja. Kesalahan yang dilakukan gadis itu benar-benar membuat kekasihnya mengambil keputusan final. Hubungan mereka yang sudah dibangun beberapa tahun terakhir akhirnya kandas.
Laki-laki itu meninggalkan Tae Yeon dalam jurang kesedihan. Dia meninggalkan gadis itu dalam penyesalan dan tidak memberikan kesempatan untuk mengubah semua, menjelaskan semuanya.
Dan gadis itu tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
Dunianya sudah runtuh. Orang yang ia kasihi sudah pergi. Sekarang ia ditinggalkan dengan seribu satu kesedihan dan penyesalan yang tidak sempat ia perbaiki.
Tae Yeon menunduk. Bahunya bergetar menahan tangis. Sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tidak jatuh lagi.
Semenjak kepergian kekasihnya itu, ia sudah tidak dapat menghitung berapa kali ia menangis dalam sehari. Sudah berapa liter air mata yang ia keluarkan dari matanya. Ia sudah tidak mempedulikan penampilannya. Terlalu sakit hatinya untuk mempedulikan hal lain.
"Maafkan aku." Bisik Tae Yeon pelan. Isaknya semakin kuat seiring permintaan maaf keluar dari bibirnya.
Jika ia bisa bertemu kembali dengan kekasihnya itu, hanya satu yang ia inginkan darinya; agar laki-laki itu menerima permintaan maaf dan mau memaafkan dari Tae Yeon. Jikalau tidak bisa kembali ke sisi laki-laki itu, Tae Yeon dengan berbesar hati akan menerimanya.
Itu hukuman yang setimpal untuk dirinya dan kesalahan yang ia perbuat.
"Seandainya aku memiliki mesin waktu, aku ingin kembali bertemu denganmu dan mengubah segala sesuatu yang aku perbuat agar kau memaafkan aku lagi."
Ya, jika saja ada mesin waktu di dunia ini, Tae Yeon hanya menginginkan agar kesalahannya dimaafkan. Ia akan berusaha sekeras mungkin agar kesalahannya itu dapat dimaafkan dan akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Air mata terus mengalir, penyesalan masih ia rasakan--atau bahkan tidak akan bisa gadis itu lepaskan dari dirinya. Ini hukuman karena telah membuat orang yang Tae Yeon kasihi pada akhirnya meninggalkan gadis itu.
Musim semi baru saja dimulai, waktu rasanya bergerak lambat jika menghabiskannya seorang diri. Ia sangat merindukannya, merindukan sosok itu.
Kenangan ini akan terus tersimpan di diri gadis itu. Baik kenangan manis atau pun rasa penyesalan, akan Tae Yeon simpan baik-baik dan ia kubur dalam dirinya. Akan ia jadikan pelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya.
Harapannya masih sama, dapat bertemu kembali dengan kekasihnya dan mendapatkan pengampunan. Hanya itu yang ia inginkan.
Ia harap musim semi di tahun mendatang dapat dinikmati dibandingkan tahun ini. Ia berharap luka di hatinya dapat sembuh seiring berjalannya waktu.
Maafkan aku...
- END OF TAE YEON'S PART -
***
Sambil menunggu dapat ide untuk chapter selanjutnya untuk "Di Antara Kalian"--yang memang lagi mati ide. Terinspirasi-- bukan, memang ini song fiction jatuhnya. Dan ini pure fanfiksi yang diambil dari lagu SNSD - Time Machine. Aku sengaja tidak mengganti nama tokohnya karena satu sisi tidak terpikir nama AU-nya, satu sisi juga biar lebih kerasa (apanya?). Ya intinya, ini mengisi kegabutan dan sambil memikirkan buat chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME MACHINE
Fanfiction(COMPLETED) "Jika saja aku memiliki mesin waktu, aku ingin memutar kembali waktu yang pernah kusia-siakan dan kembali kepadamu, memohon agar kau memaafkan aku." Cerita ini terinspirasi dari PV Girls' Generation - Time Machine. Tiap chapter akan men...