(COMPLETED)
"Jika saja aku memiliki mesin waktu, aku ingin memutar kembali waktu yang pernah kusia-siakan dan kembali kepadamu, memohon agar kau memaafkan aku."
Cerita ini terinspirasi dari PV Girls' Generation - Time Machine. Tiap chapter akan men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salju turun tadi malam menyelimuti kota California. Seperti selimut putih yang besar, hampir seluruh kota ditutupi oleh salju. Pemandangan yang cukup langka karena tidak biasanya salju menutupi kota seperti ini.
Tiffany Hwang berjalan terseok di tengah hamparan salju yang putih. Wajahnya terlihat pucat, matanya sedikit sembab. Meskipun tampak sedikit kusut, tidak menutupi kecantikan yang dipancarkan oleh gadis itu.
Kulitnya yang pucat senada dengan warna salju yang berada di bawah kakinya. Tiffany memegang erat payung di tangannya, menghalangi dirinya dari salju yang terkadang masih jatuh dari langit.
Tidak banyak orang yang ia temui di jalan saat ini. Tiffany masih bisa menghitung berapa orang yang berpapasan dengannya. Tapi mereka semua berjalan sangat cepat, melawan rasa dingin yang masuk ke dalam tulang.
Anehnya Tiffany tidak merasakan rasa dingin itu. Hatinya masih lebih terasa dingin dibandingkan rasa dingin yang menyerang tubuhnya. Saking dingin hatinya, ia merasa kebal terhadap apa pun yang ada di sekitarnya.
Setelah kepergian kekasihnya, tidak ada satu pun bagi Tiffany yang dapat menggantikan sosok lelaki itu di relung hatinya. Hatinya menolak siapa saja yang berusaha menggantikan posisi kekasihnya itu.
Bukan kemauan Tiffany melakukan itu. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dari kesedihan yang ia rasakan. Berkali-kali ia jatuh dan bangkit untuk kembali menjadi dirinya yang dulu, tapi luka di hatinya masih belum sembuh.
Sekuat apa pun dia berusaha untuk melupakannya, tetap saja dia masih tidak mampu. Jejak laki-laki itu terlalu besar mengisi hidupnya.
Tiffany menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh kembali dari pelupuk matanya. Ia sudah lelah menangis. Tiffany tidak mau menangis lagi. Matanya sudah terasa sakit dan air matanya sudah terkuras habis.
Dia masih tidak paham mengapa kekasihnya itu pergi meninggalkannya. Mungkinkah ini masih berhubungan dengan kesalahan beberapa waktu lalu yang ia tidak sengaja lakukan?
Bukankah waktu itu lelaki tersebut sudah memaafkan kesalahan Tiffany dan memberitahunya untuk melupakan semuanya? Kenapa pada akhirnya dia tetap meninggalkan Tiffany?
Tiffany kembali menangis. Untung saja dia membawa payung dan bisa menyembunyikan dirinya dari pandangan aneh orang-orang. Ia tidak mau menarik perhatian orang lain dengan keadaannya yang sedang tidak baik seperti itu.
Apa lagi yang dia harapkan dalam hidupnya? Cintanya saja sudah pergi meninggalkan gadis itu. Tiffany merasa hidupnya sudah tidak berarti lagi.
Seseorang yang menjadi penyemangat hidupnya sudah melangkah jauh meninggalkannya dan tugas Tiffany sekarang menghapus setiap jejak yang lelaki itu tinggalkan.
"Apa kau bahagia sekarang?"
Kabar terakhir yang Tiffany dengar mengenai lelaki itu bahwa kekasihnya sudah menjalin kasih dengan orang lain. Dia sudah menemukan kebahagiannya sendiri. Tanpa Tiffany di sisinya.
Sedangkan di sini, seorang diri Tiffany mencoba bangkit dari keterpurukannya. Mencoba kembali mengumpulkan kepingan hatinya yang telah hancur berkeping-keping.
Tiffany tidak bisa menyalahkan laki-laki itu sepenuhnya. Bagaimana pun juga kesalahan sampai hubungan mereka kandas ada di tangannya.
Andai saja dia tidak melakukan kesalahan itu? Andai saja dia bisa mengubah kembali semuanya seperti sedia kala? Akankah laki-laki itu masih setia berdiri di sampingnya, tertawa bersamanya?
Gadis itu berjalan tapi ia merasa tidak menapak dengan benar di tanah. Kakinya terasa berat. Selangkah demi selangkah berjalan menyusuri jalanan yang pernah mereka lewati bersama. Jalanan yang ia pernah lalui bersama laki-laki itu.
Kenangan manis yang tertinggal di belakang, juga kenangan pahit yang masih menggantung di hatinya. Ia ingin melepaskan semuanya dan kembali seperti dahulu.
Ia ingin bisa bahagia seperti dahulu.
Meski ia tahu ada satu hal yang tidak bisa dia ubah. Tiffany tahu meski pun ia berharap bisa memutar waktu dan kembali kepada laki-laki itu, semua akan terasa berbeda sekarang. Sudah tidak sama lagi.
Jika laki-laki itu sudah berhasil meraih kebahagiannya, apakah Tiffany akan tetap stuck di tempat yang sama? Apa dia tidak lelah hidup seperti itu?
Tiffany juga harus bahagia, bukan? Jika tidak bersama dengan orang yang dia cintai, ia harus mulai mengubah jalan hidupnya dan meraih kebahagiannya sendiri, bukan?
Gadis itu menengadah menatap langit yang cenderung masih berwarna kelabu. Meskipun ada matahari, tapi tidak terasa hangat seperti biasa. Satu per satu salju juga masih turun dan sesekali mengenai pipinya.
Senyum terulas di wajahnya. Sudah lama ia tidak tersenyum, rasanya masih terasa asing dan berat.
Bukan senyum selepas seperti biasanya yang selalu menghiasi wajah cantiknya. Senyum lebar yang sampai-sampai matanya hanya segaris. Yang membuat pipinya terasa sakit karena terlalu sering ia tersenyum.
Ia harus bahagia juga untuk dirinya sendiri. Bukan untuk orang lain, tapi untuk dirinya sendiri.
Tekad bulat sudah Tiffany tetapkan di dalam hatinya. Meskipun tanpa orang itu, Tiffany akan berbahagia untuk dirinya sendiri. Bahkan lebih bahagia dari pada sebelumnya.
Sambil menurunkan kembali wajahnya, terlihat keyakinan timbul dari ekspresi itu. Tiffany sudah bertekad bulat untuk terlahir kembali menjadi pribadi yang lebih baik.
Setiap manusia melakukan kesalahan, Tiffany yakin akan hal itu. Tapi bukan berarti setiap manusia harus terpuruk akan kesalahan yang dia perbuat, bukan? Justru Tiffany merasa dia harus bangkit dan kembali menata hidupnya, memperbaiki setiap kesalahan yang dia perbuat di masa lalu.
Kali ini langkah kakinya terasa mantap. Kepercayaan dirinya mulai bangkit dalam diri gadis itu. Dia sudah memutuskan untuk menghapus jejak masa lalunya dan menyambut hari baru.
Aku akan lebih baik dan bahagia lagi, sama dengan saat aku memutuskan untuk menghapus jejakmu dan terlahir kembali.