•Six•

29 13 5
                                    

Don't worry honey,
Cause i will always stay with u,
Today, tomorrow and forever.

-LG-

💛💛

Tragedi Levin salah makan tadi membuat dirinya harus terbaring lemah di Rumah Sakit Bhayangkara Kasih. Dokter bilang alergi nya saat ini tidak cukup parah, karena bila parah maka nyawa Levin akan terancam hanya karena "blueberry".

Dia kini terbaring di atas ranjang rumah sakit ditemani oleh Gevin dan juga mama Nina yang tertidur di sofa sebelah ranjangnya.

"Kak, gue padahal tadi udah berkhayal supaya bisa liat arwah Lo melayang-layang. Eh tapi ga kesampaian." Ujar Gevin tampak serius dan lesu, Levin melotot tidak percaya mendengar itu. Sebegitu bencinya kah Gevin padanya sampai-sampai dia mendoakan dirinya dead.

Levin menghela napasnya kasar, mungkin kelakuannya sudah kelewatan sehingga membuat Gevin sakit hati. "Vin segitu bencinya kah Lo sama gue? Sampe-sampe Lo doain gue mati?" Tanya Levin masih tidak percaya, Gevin sedikit tersentuh dengan ucapan kakaknya. Padahal niatnya tadi hanya bercanda, dia menjadi tidak enak.

Gevin membalikkan tubuhnya membelakangi Levin. "Hahaha gue becanda kali kak, Lo serius amat."
Teriaknya tiba-tiba berbalik lagi sambil menjulurkan lidah nya.

Levin melotot kembali, Gevin sepertinya patut di masukkan kedalam RSJ.

"Awas aja kalo gue udah keluar dari sini, siap-siap deh Lo." Oceh Levin sambil menjitak kening Gevin yang masih mulus itu.

Gevin meringis kesakitan."Nih jidat masih dipake kak, sakit tau." Sengitnya tidak terima.

"Huammm..." Mama Nina tampak lesu dengan wajah baru bangunnya. Dia meregangkan otot-otot nya ke udara sambil menguap sesekali.

Melihat itu muncul ide jahil di otak Gevin. Entah apa yang akan dilakukannya kali ini.

"Mama liat deh masak tadi kak Gevin mau mutilasi adek, terus katanya mayat Gevin mau di buang ke jurang di belakang rumah sakit ini. Ma Gevin takut..." Ujar Gevin dramatis, mendengar itu Levin melotot ketiga kalinya karena ulah konyol Gevin.

Levin hendak protes namun Gevin terlebih dahulu menyampaikan dialog dramnya.

"Ma... Gevin gak mau pisah dari mama..."

Levin menatap datar adiknya itu, dia menyumpah serapahi adiknya di dalam hati.

"Eh kucing beranak, kalo ngomong disaring dulu. Kapan gue ngomong gitu hah??!" Tanya Levin sarkastik tidak senang, Gevin tidak takut sama sekali dengan amarah Levin yang menurutnya lucu itu.

Mama Nina geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anak lelakinya itu. "Kalian itu berisik banget sih!! Mama mau tidur lagi jadi tolong jangan berisik!!" Tegas mama Nina tanpa peduli dengan aduan Gevin tadi.

"Sedih gak lo? Hahaha kacang telur garuda..." Ledek Levin sambil memegangi perutnya yang tidak bisa berhenti tertawa.

"Napas Lo Bau bang, gak usah ketawa!" Ledek Gevin sengit membuat Levin menghentikan tawanya lalu menatap tajam adik nya.

🦄 🦄

Keadaan koridor kini sepi karena bel yang sudah lama berbunyi. Siswa/i belajar sesuai kelas nya masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang