•Four•

52 12 4
                                    

Setelah mendengar kata nikahin seluruh kaum hawa bukan nya diam kini malah berteriak histeris minta dinikahkan oleh Levin si badboy. Ck!

Levin menepuk jidatnya. "Salah ngomong nih gue. Huft..." Dia menggerutuki kebodohan nya, bisa-bisa nya dia menyebut kata nikah.

"Kakk... Aku mau dinikahin dong!!!"

"Levin aku padamu!!!"

"Kak Levin mau punya anak berapa sama aku??"

"Langsung ke KUA yuk!!"

"Kak kita bakal nikah dimana??"

Irene memutar bola matanya malas mendengar komentar dari teman sekelasnya. Dia mendelik tajam kearah Levin, ntah kenapa mood nya tiba-tiba menjadi tidak bersahabat.

Retina mata Levin terkunci menatap Irene, gadis berambut panjang terurai itu tampak badmood.

"DIAM!!!" Teriak Levin kencang membuat seisi kelas mendadak hening, Irene juga hampir saja menjerit karena terkejut.

"KALO KALIAN BISING LAGI, GUE BAKAL BULLY KALIAN SELAMA SEBULAN!!"

Semua menjadi kicep tak berani untuk membantah, itu tidak berlaku bagi wanita saja namun pria juga takut berhadapan dengan Levin.

"Kak?" Panggil Lita, gadis berlesung itu berjalan kedepannya Levin. Levin menaikan satu alis nya bertanya.

"Saya permisi ke toilet kak, SESAK BOKER ANJIR!!!" Tanpa izin dari Levin, Lita lari terbirit-birit menuju toilet meninggalkan semua murid yang terbahak-bahak di ruang kelas. Levin tertawa geli melihat Lita, bisa-bisa nya ada wanita yang modelnya gitu.

"Oke saya akan membahas tentang CINTA." Lanjut nya tenang, tak ada yang berani protes padahal di dalam otak mereka sudah banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan.

"CINTA itu bagaikan rumus MATEMATIKA begitu rumit namun harus tetap diperjuangkan jika ingin mendapat hasil yang bagus. Di dalam AGAMA jika CINTA sudah dipertemukan oleh yang Maha Kuasa maka akan terjadi sebuah PERKAWINAN dan dari PERKAWINAN tersebut akan membentuk suatu KELUARGA. Dalam BIOLOGI Saat SEL TELUR dan SPERMA bergabung itu akan membentuk sebuah janin dalam kandungan, setelah anak itu dilahirkan otomatis jumlah KELUARGA akan bertambah. Jumlah suatu KELUARGA dapat mempengaruhi setiap pendapatan perkapita. Cinta memang rumit namun harus di perjuangkan dengan hal yang menarik seperti cinta gue ke IRENE." Jelas Levin panjang lebar membuat semua murid melongo tidak percaya. Namun, seketika mereka semua sadar jika Levin menyebut nama Irene.

"Cie...cie Ca nama Lo disebut sama pangeran...cie..cie." Goda Ovi sambil menoel pipi Irene yang sudah seperti tomat.

"Cieee Irene..." Sorak semua murid menggoda, membuat Levin menyeringai misterius tapi tidak satu pun yang tau.

"Sudah-sudah kasihan Irene, liat deh pipi nya udah merah kaya cabe setan. Hahaha..." Ledek Levin membuat semua siswa/i X IPS 1 tertawa geli. Irene menatap tajam Levin, tapi Levin malah mengedipkan mata nya sebelah dan membuat Irene ingin muntah.

"Cinta sa--"

"Cinta apa Levin?!" Potong Bu Rukmi yang baru saja balik dari Toilet. Levin memegangi dada nya terkejut melihat Bu Rukmi yang sudah seperti jailangkung datang tak diundang pulang tak dijemput.

"Astagfirullah ibu ini bikin saya kaget aja deh, untung saya gak punya penyakit jantung." Cerca nya panjang lebar, namun tidak membuat guru itu prihatin sedikitpun.

"Nih kasih ke orang tua kamu!" Titah Bu Rukmi memberi amplop coklat kepada Levin. Bukannya takut, pria itu malah senang menerima nya.

"Makasih Bu." Ujarnya lalu meninggalkan Bu Rukmi yang geleng-geleng kepala melihat tingkah Levin. Sebelum tubuh Levin sempurna keluar dari pintu bercat coklat itu, tak lupa Levin memberi kembali kedipan mata pada Irene. Membuat kelas menjadi riuh seketika.

I am IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang