•Two•

66 22 22
                                    

Acara MOS hari ini sudah selesai tanpa kehadiran Irene seorang.

Dia terjebak dengan hukuman konyol yang diberikan Niken si ratu bawel, dia diperintahkan untuk meminta 5 tanda tangan dari anggota Osis dan harus siap sebelum istirahat.

Dan perlu kalian tau, waktu hanya tersisa 5 menit lagi, dan dia belum juga menemukan para anggota Osis.

"Sok ngartis banget sih tuh Osis osis, pake gak keliatan lagi batang idung nya. Kan jadi gue yang ribet!!" Kesal Irene sambil membanting buku serta pulpen nya.

"Sayang kalo dibuang, mending kasih ke gue aja buat kenang-kenangan." Ujar Levin yang tiba-tiba saja muncul di hadapan Irene lalu memberikan kembali buku itu kepada pemiliknya.

Levin tidak sendiri, dia di temani oleh Alven dan Darian.

"Pasti si bos bakal adegan modus." Bisik Darian agak kencang membuat Levin menatapnya tajam bagaikan silet.

"Gak guna lo bisikin gue kampret!" Cibir Alven memutar bola matanya malas.

"Em..em ma-maaf kak, tadi gue cuman lagi kesel--"

"Shutt.. Gue udah tau alasan lo," Potong Levin membuat Irene membelakkan matanya tidak percaya.

'Apa dia cenayang??' Batin Irene.

"Gak usah heran kali, gue cuman becanda doang tadi. Muka lo lucu banget tau gak?? Haha.." Lagi-lagi Irene membelakkan matanya, sedangkan Alven dan Darian hanya memutar bola matanya malas, ya Irene sudah masuk jebakan Levin.

"Btw lo kesel karena apa?" Tanya Levin SKSD membuat Irene agak canggung. Kini Alven dan Darian bagaikan nyamuk, mereka hanya mampu menyimak jika masih ingin hidup aman.

"G-gue disuruh minta tanda tangan anggota Osis gara-gara gue buat kak Niken kesel tadi, tapi gue dari tadi belum ketemu sama anak osis makanya gue kesel dan banting tuh buku ke--"

"Curhat mbak?" Tanya Darian memotong penjelasan Irene.

PLETAK!

Levin menjitak dahi Darian membuat korban meringis." Orang ngomong di denger jangan dipotong goblok!" Sengit Levin dengan mata elangnya.

"S-sorry bos."

"Lo mau tanda tangan gue? Kebetulan gue Ketos loh disini." Ujar Levin dengan bangga membuat senyuman Irene merekah seketika.

"Mau kak!!!" Pekiknya senang.

"Tapi lo harus nyanyi lagu romantis dulu buat kita," Seketika senyuman di wajah Irene pupus begitu saja setelah mendengar syarat yang diberikan oleh Levin.

Dia menatap tajam kearah Levin,lalu Alven dan terakhir Darian. Lalu dia menyeringai misterius.

"T-tapi kak gue gak bisa nyanyi." Cicit Irene dengan nada gugup dibuat-buat.

"Gak papa kok mbak, yang penting hati abang gembira ngedengarnya," Sambar Darian terkikik membuat Irene melotot tak percaya.

"Yaudah deh,"

Irene menarik napasnya dalam-dalam. "BALON KU ADA LIMA....."
Irene bernyanyi dengan suara yang sengaja dijelekkan jelekkan membuat Levin dkk menutup telinganya karena tidak sanggup mendengar suara Irene yang sangat merdu bagaikan petir.

"RUPA-RUPA WARNA NYA...."
Irene terus bernyanyi tanpa menghiraukan reaksi Levin dkk. Suara nya yang cempreng membuat gendang telinga ketiga sekawan itu hampir meledak.

"KUPING GUE PECAH YAOLOH!!!!" Pekik Alven histeris.

"HIJAU KUNING KELABU......"
Irene masih melanjutkan lagu nya sambil menirukan adegan-adegan konyol.

I am IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang