•Three•

51 16 7
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Irene masih terlelap di alam mimpi saking lelah nya ia sampai lupa untuk sekedar mengganti seragam sekolah nya. Posisi tidur nya begitu tragis dengan kepala di ujung ranjang yang hampir saja mau menempel pada lantai serta tangan yang direntangkan, terakhir jangan lupakan keadaan kaki nya dengan sepatu yang terkenal lumpur dan kini  sudah tertempel di sprei kasurnya.

Ck!

Dalang dari semua ini adalah Pak Tejo yang lupa untuk menjemput Irene pulang sekolah, alhasil dia harus menempuh perjalan sekitar 3,5 Km setelah turun dari angkot untuk sampai kerumah nya.

Tokk!! Tokk!!

"Non... makan malam sudah siap!!" Panggil Bi Ira dengan berteriak dari balik pintu kamar Irene. Bi Ira sudah lama bekerja di rumah Irene, hampir 10 tahun Irene selalu diperhatikan oleh Bi Ira tanpa ada nya kehadiran papa dan mamanya.

"NON IRENE MAKAN DULU!!!" Bi Ira lagi-lagi berteriak membangunkan Irene yang kebo.
Namun, gadis cantik itu tidak kunjung bangun padahal Bi Ira sudah menggedor-gedor pintu kamar nya.

Tokk!! Tokk!!

Irene menggeliat merasa terganggu dengan suara itu. "Huam...." Dia bangun sambil merenggangkan otot-otot nya ke udara. Lalu, dia kembali tidur lagi.

"NON IR--"

"Bi kenapa teriak-teriak sih? Berisik tau," Potong remaja laki-laki dengan tampang kesal nya, Bi Ira hanya cengengesan mendengar nya. "Malah cengengesan."

"Gini loh den, dari tadi tuh bibi udah bangunin non Irene, tapi non Irene nya gak bangun-bangun makanya bibi teriakin. Lah tapi tetep aja gak bangun."

Pria itu mengangguk paham, dan tiba-tiba terlintas ide konyol di otak nya. "Saya aja bi yang bangunin Irene, mending bibi siapin makanan aja dulu buat papa sama mama."

"Yaudah kalo gitu bibi kebawah dulu ya den." Pamitnya yang dibalas anggukan oleh pria tadi.

'Let see..' Batin nya menyeringai.

Pria itu berdehem sejenak. "Irene... bangun sayang..." Ujar dengan suara yang dilembut-lembutkan. Tapi tetap saja Irene tidak kunjung bangun.

Tokk!! Tok!!

"IRENE!!!!" Panggil nya lagi, kali ini dengan volume suara yang meninggi.
Tapi, tetap sama Irene masih belum beranjak dari kasur nya.

Dia menyeringai misterius. "IRENE SAYANG!! BANGUN!! BANG VIAN KESAYANGAN LO UDAH PULANG DARI SWISS!!" Mendengar itu tiba-tiba Irene kelabakan, dia panik, senang, terkejut, sedih semua sudah bercampur bagaikan gado-gado.

Irene beranjak dari kasur nya dengan tergesa-gesa, lalu membuka pintu kamarnya. Tapi anehnya dia malah mendapati kakak laki-laki nya nya yang sedang tertawa sambil memegangi perut nya itu. Kening nya menyerngit heran.

"JANGAN BILANG LO BOHONG??!!" Bentak Irene dengan mata memicing dan aura menusuknya keluar, membuat sang kakak tiba tiba terdiam kaku di tempat.

'Kaya nya gue salah ide deh.' Batinnya.

Air mata Irene berhasil lolos begitu saja, ya itu semua ulah dari kakak nya. Irene menangis dalam diam dengan air mata yang sudah bercucuran.

"Gue benci Lo Fernan!!!"


💛💛


"Pak Tejo ayo berangkat ntar Irene telat nih!!" Pak Tejo yang merasa di panggil langsung bergegas menuju mobil yang terparkir rapi di bagasi.

Fernan tersenyum kecut melihat sikap Irene yang cuek. Biasanya dia selalu mengecup singkat pipi Fernan sebelum berangkat sekolah, tapi kali ini berbeda dan itu semua karena kejadian semalam.

I am IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang