Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pipp!
Cklek
Pintu yang dibuka dengan password itu terbuka lebar.
Didepannya menampilkan ruangan yang sudah begitu gelap.
Jelas saja, ini bahkan sudah pukul tiga pagi. Para penghuni nya tentu saja sudah jatuh tertidur di kasur empuk mereka masing-masing.
Namun langkah kaki dari sosok yang membuka pintu itu, hanya tertuju kearah lurus. Menuju sebuah kasur berukuran sedang yang dihuni oleh seorang pemuda lainnya di tengah sana.
Sosok itu duduk di pinggiran kasur itu dengan wajah lelahnya.
"Wonu-ya...." Panggil sosok itu dengan suara pelannya.
Membuat sosok yang dipanggil namanya itu merasa sedikit terganggu hingga terbangun dari tidur nya.
Mata rubah itu menyipit ketika mata nya tidak dapat melihat dengan jelas siapa sosok yang berada di atas kasur nya ditengah kegelapan saat ini.
Meraih kacamata nya saat ia merasa putus asa karena tidak dapat melihat dengan jelas.
"Soonyoung?" Seru nya kala ia mulai mengenali siapa sosok yang ada di hadapannya saat ini.
"Emm." Balas Soonyoung sembari menidurkan dirinya diatas tempat tidur milik teman se-Line nya.
Membuat Wonwoo mendudukan dirinya dan menatap pemuda yang tidak lain adalah Kwon Soonyoung itu sudah berbaring disebelahnya.
"Sedang apa kau disini?" Tanya Wonwoo dengan kening berkerut nya.
Soonyoung yang semula sudah menutup matanya pun sontak langsung membuka matanya.
Menatap Wonwoo yang kini juga tengah menatapnya dengan pandangan mengantuk.
"Biarkan aku tidur disini denganmu." Ujarnya dengan bibir mengerucut lucu.
"Kamar mu ada, kenapa kau justru disini?"
"Aku butuh pelukanmu."
"Aku bukan Jihoon kalau kau tidak lupa ingatan."
"Siapa yang bilang kau Jihoon-ie? Aku kan hanya bilang ingin dipeluk olehmu, pabbo-ya.."
"Jihoon ada, kenapa kau malah meminta pelukan padaku?" Tanya Wonwoo dengan nada sarkas.
Membuat Soonyoung yang mendengar jawaban itu seketika mencebikkan bibirnya.
"Karena kau sahabatku."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALTE MEINE HAND
RandomLangit. Bumi. Angin. Matahari. Bulan. Bintang. Dan awan-awan hitam serta putih pun, menjadi saksi untuk ku dalam mencintaimu. Tanpa kau sendiri pun menyadari bahwa detikan sebuah jam pun tahu, seberapa banyak aku mencintai dari detik menuju menit hi...