.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah satu minggu berlalu sejak malam dimana Wonwoo dan juga Soonyoung memutuskan untuk sama-sama berjuang.
Hubungan yang semula renggang itu, kini perlahan mulai membaik.
Bahkan keduanya sudah terlihat melakukan interaksi seperti sebelum keduanya mendapat masalah yang sempat mereka hindari.
Seperti saat ini, Seventeen sedang sibuk berlatih untuk konser World Tour mereka.
Melihat mereka yang bekerja dari pagi hingga pagi lagi, bukan lah sesuatu yang aneh.
Karena biar bagaimana pun, hal itu merupakan resiko dari pekerjaan mereka sebagai Idol yang menghibur banyak orang.
Baik fans mereka maupun non-fans sekalipun.
"Yak! Jeon Wonwoo berhenti sebelum aku habis kesabaran!"
Pekikan nyaring penuh rasa kesal itu, berasal dari sosok Soonyoung yang kini tengah sibuk mengejar Wonwoo dalam ruangan luas tempat mereka berlatih saat ini.
Para member dan juga staff yang berada disana, hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Ada juga beberapa dari mereka yang merasa lucu dengan tingkah kedua nya yang seperti anak kecil berebut mainan itu.
Ya, sejujur nya mereka sudah tidak heran lagi dengan kedua orang yang Love-Hate nya begitu terkenal sepanjang masa.
Wonwoo yang mengganggu Soonyoung pun, itu bukanlah hal aneh lagi bagi mereka jika kata 'Hate' diantara mereka muncul.
Tapi jika kata 'Love' itu sudah kalian lihat maka jangan heran jika melihat pemuda Jeon dan Kwon itu lengket bak perangko yang seolah tidak akan pernah bisa lepas.
"Aku heran dengan mereka berdua. Sebenarnya yang maknae itu siapa?" Gumam Chan yang hanya mengedip lelah melihat kedua hyung-nya yang jarang akur namun nampak manis ketika bersama.
Oho~
Kau hanya tidak tahu saja bagaimana kelakuan mereka jika dibelakang kalian semua, Chan.
Itu bahkan akan lebih membuat otak yang ada dikepala mu itu rusak untuk sementara waktu.
Mungkin.
Mingyu yang berada disamping maknae mereka itu hanya terkekeh pelan. Mengusak pelan rambut brown milik Chan yang lepek karena keringat itu.
"Mereka bahkan lebih kekanakan dariku dan juga Seungkwan maupun Seokmin." Balas Mingyu.
Yang mana hal itu mendapat death glare dari Chan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALTE MEINE HAND
RandomLangit. Bumi. Angin. Matahari. Bulan. Bintang. Dan awan-awan hitam serta putih pun, menjadi saksi untuk ku dalam mencintaimu. Tanpa kau sendiri pun menyadari bahwa detikan sebuah jam pun tahu, seberapa banyak aku mencintai dari detik menuju menit hi...