.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cklekk
Pintu itu sedikit terbuka dan menampilkan sebuah kepala bersurai blonde yang nampak mengintip dari celah pintu itu.
Mata sipit seseorang itu semakin menyipit ketika matanya menemukan apa yang ia cari.
Sepasang sudut bibirnya terangkat dan tersenyum lebar.
Masuk secara perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun.
Greep!
"Soonyoung?"
Seruan kaget yang menyebut nama Soonyoung itu membuat pemuda yang tengah memeluk tubuh yang terbentuk itu dengan semakin erat dan kekehan kecil nya.
Wonwoo.
Pemuda yang dipeluk erat oleh Soonyoung itu benar-benar terkejut bukan main.
Pasalnya, ia baru saja selesai mandi. Membersihkan tubuhnya dari keringat yang mampu membuatnya merasa sangat lengket.
Ia keluar hanya dengan celana training nya tanpa atasan.
Hanya ada handuk yang menggantung dilehernya dengan sesekali mengusap helaian hitamnya yang basah.
"Apa aku mengejutkanmu?" Tanya Soonyoung yang kini melepaskan pelukannya di perut kotak-kotak Wonwoo yang semakin terbentuk karena olahraga yang akhir-akhir ini ditekuni oleh pemuda Jeon itu.
Pemuda Jeon itu pun berbalik sembari menyampirkan senyumnya.
"Tidak apa."
Soonyoung tersenyum mendengar ucapan Wonwoo.
Meski hanya jawaban singkat tapi Soonyoung tahu jika Wonwoo tengah menyampaikan bahwa pemuda Jeon itu sama sekali tidak terganggu dengan kedatangan Soonyoung dikamarnya.
"Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Tanya Wonwoo yang kini nampak memainkan tangannya diatas helaian blonde milik pemuda Kwon itu.
Nampak kepala bersuarai blonde itu menggeleng pelan.
Membuat helaian rambutnya bergerak kesana-kemari, mengikuti pergerakan kepalanya.
Wonwoo nampak menaikan sebelah alisnya bingung.
"Lalu?"
"Aku ingin tidur bersamamu." Balas Soonyoung dengan santai nya.
Wonwoo akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Seperti biasanya." Gumam Wonwoo.
"Kalau begitu berbaringlah. Aku ingin memakai pakaianku lebih dulu." Ujar Wonwoo yang sembari meletakan handuk kecil dilehernya itu diatas meja kecil yang berada didalam kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALTE MEINE HAND
RandomLangit. Bumi. Angin. Matahari. Bulan. Bintang. Dan awan-awan hitam serta putih pun, menjadi saksi untuk ku dalam mencintaimu. Tanpa kau sendiri pun menyadari bahwa detikan sebuah jam pun tahu, seberapa banyak aku mencintai dari detik menuju menit hi...