.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kening itu mengerut samar ketika rasa dingin, menjalar dari kening milik sosok yang kini tengah terganggu tidur nya.
Mata sipit yang nampak membengkak itu terbuka perlahan.
Sosok yang tidak lain merupakan Jeon Wonwoo itu, membuka paksa kedua matanya yang masih terasa berat itu, untuk mengetahui hal apa yang sekira nya telah membuat nya terjaga.
Ketika bahkan seluruh tubuhnya begitulah sakit untuk sekedar digerakkan.
Hal yang pertama kali ia lihat ketika matanya terbuka sempurna itu adalah langit-langit kamar yang lampunya masih menyala terang benderang.
Ia ingat, setelah Jihoon meninggalkan kamar nya ia pun sudah tidak sanggup lagi untuk segera menutup matanya yang berat itu.
Hingga akhirnya ia jatuh tertidur.
Namun sekarang ia justru merasa waktu istirahatnya benar-benar terganggu.
"Kau bangun?"
Sebuah suara yang menyapa nya itu membuat Wonwoo mengalihkan pandangannya pada sumber suara.
Mata sipit yang semula nampak sendu itu sedikit membulat ketika matanya mendapati seseorang yang tidak ia percayai akan menjenguknya itu justru sekarang sosok itu ada tepat didepan matanya.
"Soonyoung.." Lirih Wonwoo dengan suara seraknya yang parau.
Sujujurnya sosok yang tidak lain adalah Kwon Soonyoung itu meringis pelan ketika mendengar bagaimana seraknya suara pemuda Jeon itu.
Namun ia menahannya dengan hanya menampilkan wajah datarnya.
Bangkit dari ranjang milik Jeonghan yang ia duduki dan mendekat kearah Wonwoo.
Meraih segelas air berisi air putih itu, lalu membantu pemuda Jeon itu bangkit dari posisi tidur nya untuk minum agar dingin nya air itu mampu membasahi kerongkongan Wonwoo yang kering.
"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Wonwoo setelah selesai dengan minuman nya.
"Menjagamu. Memangnya apa lagi?" Balas Soonyoung ketus sembari berpura-pura sibuk merapikan meja nakas yang berantakan akibat obat-obatan yang disediakan untuk pemuda Jeon itu.
"Dimana Jeonghan-hyung?" Tanya pemuda kelahiran Juli itu lagi.
Jujur saja, ia bukan nya tidak suka bila Soonyoung memperhatikannya.
Yang ia tidak suka adalah, Jika Soonyoung hanya terpaksa untuk menjaganya.
Karena ia tahu betul, bahwa pemuda Kwon itu masih lah belum memaafkan nya atas kejadian beberapa waktu lalu.
"Kenapa? Kau tidak suka jika aku yang merawatmu?" Pertanyaan itu Soonyoung lontarkan bersamaan setelah ia mendudukan tubuhnya diranjang yang seharusnya di tempati oleh hyung tertua nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALTE MEINE HAND
RandomLangit. Bumi. Angin. Matahari. Bulan. Bintang. Dan awan-awan hitam serta putih pun, menjadi saksi untuk ku dalam mencintaimu. Tanpa kau sendiri pun menyadari bahwa detikan sebuah jam pun tahu, seberapa banyak aku mencintai dari detik menuju menit hi...