Petrichor

87 14 12
                                    

" I can Smell Rain before a Drop falls "

🍁🍁🍁

      KRIINGGGGG....!!!! Seketika aku terbangun, alarm jam bekerku berdering menandakan bahwa aku harus bangun. Saat ini waktu menunjukkan pukul 02.30 malam, aku memang sengaja menyetel jam bekerku pada pukul ini untuk membangunkanku sholat Tahajjud. Perlahan aku turun dari tempat tidurku menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelah mengambil wudhu segera kugelarkan sajadah dan memakai mukena,

      "Allahu Akbar.........".

.

.


Setelah selesai shalat tahajjud aku duduk diranjangku sambil membaca novel. Namun, tak disangka akupun tertidur.

      "Aisyah, bangun nak... Kamu ada kuliah kan?," Sapa Ummi yang membangunkanku.

Sontak aku terbangun,

     " Iyaaa Ummii, astaghfirullah .. aku belum sholat subuh," Gumamku.

Segera cepat-cepat aku mandi, berpakaian, dan sholat subuh. Setelah semua selesai, aku melihat arloji ditanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi.

      "Astagaaaa, kelasku dimulai jam 08.00," ucapku terburu-buru, dalam hati merutuki diri kenapa diri ini lalai sekali.

Sesampainya dibawah ummi langsung menyuruhku sarapan

      "sarapan dulu syah, baru berangkat," kata ummi.

      "Aisyah minum susu aja, udah telat nggak keburu mi..," kataku sambil meminum susu segelas dan segera beranjak.

     "Aisyah pergi dulu mi, Assalamu'alaikum," kataku sambil menyalami tangan ummi dan menciumnya.

      Ku buka pintu rumah dan aku terhenyak,
      "Eehhmmm...," Pikirku.

      Ya... Aroma lembab ini lagi, aroma yang muncul sebelum hujan, dan aroma yang menenangkan. Aku tahu aroma ini bahkan sudah tak asing lagi malah aku menyukainya, sangat menyukainya. Tapi, aku juga tahu bahwa ketika aroma ini muncul sebentar lagi pasti akan hujan.

      Teringat saat di kampus bahkan teman-temanku menjulukiku 'Aisyah si Peramal Hujan' . Aneh kan?

Salah satu temanku Adan pernah berkata,

      "Oyy syah, kamu ini aneh-aneh saja, hujan kok bisa di cium baunya, emang hujan punya ketek ya?" Semua temanku tertawa.

      Yah.. inilah entah kenapa aku tahu akan datangnya hujan dari Aroma ini.

      Seketika aku bingung aku harus naik ojek online atau bawa mobil. Kalau aku naik ojek online, nanti aku kehujanan, belum lagi jarak dari rumah ke kampus terbilang jauh. Tapi kalau aku bawa mobil, pasti macet dan aku akan terlambat lebih lama lagi.

      "Aaarrrgghhhh..." Gumamku dalam hati. Akhirnya aku putuskan untuk bawa mobil saja.

      Diperjalanan ternyata benar saja macet dan sesuai dugaanku, hujan. Aku hanya bisa bersyukur karena tidak kehujanan, namun aku mengucap dzikir agar Allah tenangkan hati ini. Bagaimana tidak tenang, teman-temanku sudah banyak menelpon menanyakan keberadaan diriku, karena dr. Fariz sudah masuk kelas. dr. Fariz merupakan dosenku. Dosen killer yang tak segan memberikan banyak detensi kepada mahasiswa yang telat masuk kelasnya.

Aisyah dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang