Apabila cinta datangnya dari Allah, apakah benci juga dari Allah?

48 4 0
                                    

" Lebih mudah mengubah gunung menjadi debu daripada menanamkan cinta di hati yang dipenuhi kebencian."
~Ali bin Abi Thalib

🍁🍁🍁

...... dr. EQBAL AFRAZ.

      Ah, ternyata ini orangnya. Orang yang meninggalkan name-tagnya di Masjid waktu itu dan tak sengaja aku menatap matanya.

      Aku terdiam..

     Sejenak aku mematung dan kusadari dia sungguh menawan. Pupil matanya berwarna biru langit, hidung mancung, kulit putih, badan yang tinggi semampai, serta kumis tipis yang hampir tidak kelihatan. Sekilas tampak seperti bule namun tetap ada wajah Indonesia-nya.

      " Astaghfirullah..." bisikku dan segera memalingkan wajahku.

      " Terima kasih dok.." ucapku padanya.

      " ehmm.. i-iya sama-sama," jawabnya sedikit salah tingkah.

      " Assalamu'alaikum..." ucapku sambil berbalik meninggalkannya.

      " Waalaikumussalam," jawabnya yang hampir tak terdengar.

      Aku kembali menemui ummi, setelah pertemuan tak terduga dengan salah seorang dokter di rumah sakit ini.

      Apakah aku akan bertemu dengannya lagi? Ah.. entahlah.

**

      Akhirnya, setelah ummi selesai check up kami langsung segera pulang.

      Ketika didalam mobil selama perjalanan,

      Tik...tik...tik...

      Hujan turun rintik-rintik, yang kemudian menjadi deras.

      Allahumma sayyiban nafii'an...

      Ku lajukan mobil ku dengan hati-hati, tidak terlalu cepat tapi juga tidak lambat. Ummi tertidur di sebelahku, ya.. memang suasana saat ini sungguh menenangkan.

      Sesampainya dirumah, aku bangunkan ummi dan kami memasuki rumah bersamaan.

      " Ummi mandi gih, udah jam 5 sekalian sholat ashar mi.." kataku pada ummi.

      " Iya...iyaa... Kamu jugaa, cerewet banget anak ummi ini," jawab ummi.

      " Hehehe, Syah cerewet karena ummi juga cerewet, sayangg ummii," ucapku manja seraya memeluknya.

      " Hmmm kamu inii, yaudah sana mandi," jawab ummi.

      " Iyaaa ibu ratuu," kataku sambil menaiki tangga menuju kamarku.

      Sesampainya dikamar aku langsung mandi dan dilanjutkan dengan menunaikan sholat ashar. Sebagai muslimah yang sudah dewasa, tentunya aku sudah berkewajiban untuk melaksanakan sholat lima waktu dan menjalankan ibadah-ibadah wajib yang lainnya. Serta akan lebih baik jika ditambah dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya.

      Selesai melaksanakan sholat ashar lalu aku lanjutkan dengan berdzikir sembari menunggu waktu sholat magrib.

      Astaghfirullahal adzim.... Astaghfirullahal adzim.... Astaghfirullahal adzim....

      Mataku terpejam sambil merenungi telah kulewati.

      Kenangan itu menghampiriku lagi...

**

      " Ampuunn bii... Ampun, Syah janji nggak akan nakal lagi..." Pekikku namun abi tetap memukuliku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aisyah dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang