7 days

3.5K 216 14
                                    

Metahari hampir tenggelam, tetapi sowon khawatir jimin belum juga pulang.

Padahal jimin pulang jam 3 sore tapi ini sudah menunjukan pukul 6 malam.

Jimin berjalan dengan lemas, hari imi dia hanya makan roti saja, belum dia lupa membawa obatnya.

Ia pulang terlambat karena tugas tambahan dari guru dan menyalin tugas saat tadi ia pingsan tak sadarkan diri di kelas.

Ia memaksakan diri untuk pulang,ia takut sang eomma khawatir kepadanya.

Tapi makun lama ia berjalan rasa sakit di kepalanya makin menjadi. Ia berada di pinggir jalan.

Jimin sudah tak kuat lagi, matanya perlahan lahan memburam. Dan.....

Gelap...












Drdrdrdr....

Hallo...

Dengan.....

Anak anda....

Baiklah dok saya akan segera kesana.

Sura menyambat jaketnya dan sweeter jimin lalu berlari ke mobil, ia melaju dengan cepat, tanpa menghiraukan klakson mobil lain karena mobil sowon.

Tapi ia tak peduli dengan hal itu. Ia hanya ingin cepat cepat melihat anaknya, jimin.

Ruang UGD tak kunjung terbuka membuat sowon sangat khawatir. Ia mengigit kukunya untuk meringankan kekhawatiranya.tapi hatinya menolak.

Kreet...

Pintu ruang UGD terbuka, menampakan pria berjas putih ala dokter.

"bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya sowon khawatir.

"apakah anak anda telat makan dan blm meminum obatnya? " tanya dokter.

"saya tidak tahu dok, setau saya tadi anak saya sudah menyuruh anak saya minum, tapi sepertinya ia tak meminumnya" ucap sowon ke dokter.
"baiklah, jimin akan menginap beberapa hari disini, mengingat kondisi tubuhnya yg rentan membuat kondisinya tambah buruk" ucap dokter.

"saya sarankan bila jimin sudah sadar, tekan tombol di samping ranjang jimin" ucap dokter kembali.

"baik dok, saya permisi ke ruangan anak saya" ucap sowon yang diangguki oleh dokter.



























Sowon sedikit berlari ke ruangan jimin.

Tak lama ia sudah sampai di deoan pintu ruangan jimin, ia membukanya dengan hati hati, dilihatnya jikin yang mungil terbaring di ranjang pesakitan lagi. Tubuh mungil yang hampir seluruhnya tertutupi selimut putih bersih.

Diusapnya surai rambut jimin yang berwarna pirang. Sowon mengenggam tangan jimin seakan tak mau melepaskan jimin.

Jimin adalah malaikatnya, penyemangat hidupnya ia tak mau kehilamgan jimin begitu saja.

Ia melihat wajah jimin yang pucat dan kian menirus, ia ingat waktu jimin punya pipi yg chubby dan badan yg berisi, tapi sekarang adalah kebalikanya.

Sowon harus semangat demi jimin, anaknya.



'eughh.. '

Leguhan yang berasa dari bibir namja mugil itu.

Sowon yang mendengar leguhan itu langsung memencet tombol di samping jimin, sambil mengenggan tangan jimin.

Jimin berusaha membuka matanya tapi tubuhnya menolak, ia kembali berusaha.

Sowon melihat mata sayu jimin terbuka. Mata bulan itu seperti kehilangan cahayanya, sinarnya meredup.

"sayang...ini eomma" ucap sowon mengenggam tangan jimin yang tetbebas infus.

Dokter membuka pintu ,dan langsung berlari menagani jimin,

Sowon pun keluar, karena takut menggangu aktivitas dokter.

"anak anda sudah baik baik saja,tak ada yang serius, hanya butuh istirahat saja, pastikan anak anda makan dengan teratur dan dan mwminun obatnya debgan teratur juga" ucap dokter menjelaskan.

"baiklah dok saya mengerti" ucap sowon.

Sowon masuk me ruangan jimin, dilihatnya jimin tertidur kembali karena efek obat yang diberikan dokter tadi.







Chanyeol sudah datang dari tadi yang mendapat kabar bahwa jimin masuk rumah sakit.

"jim...makanlah.. " ucap sowon khawatir karena sedari tadi jimin tak mau makan makananya.

"aku tak mau eomma, perutku tak enak" ucap jimin lesu.

"setidaknya sedikit saja chim, untuk menganjal perutmu, kau belum minum obat" ucap chanyeol yang ikut turun tangan agar jimin mau makan.

"baiklah eomma aku akan coba. .." ucap jimin lalu membuka mulutnya yang bersedia memasukan makanan yang disuapkan oleh eommanya.

Tak beselang lama kemudian.

Hoek... Hoekk..

Jimin memuntahkan semua makanan yang baru saja di masukan ke dalam mulutnya di ranjang yang ia tempati

Sowon sangat khawatir langsung memencet tombol, dan merangkul jimin agar tidak limbung sebelum dokter datang.

Dan seseorang berdiri di depan jendela kamar jimin dengan smink nya.

'sebentar lagi akan berakhir jimin-ssi'










🏃🚄💨💨💨
coming!

Hai guys.....
Gimana guys lanjut or nggak?

Sorry bgt kalo up nya lama :(

Aku sibuk banget...

Jgn lupa vote and comment guys

Yaudah guys tunggu aja kelanjutanya ya ;)

Bye """""

Goodbye All (pjm) {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang