Part 5

71 9 10
                                    

Semua tak lagi sama.
-Grey-

*****

''Emmm iya deh''

Dengan terpaksa Grey meng-iya-kan keinginan Athala. Sebenarnya Grey juga bingung, apa-apa yang telah berubah tak akan sama bukan.

Mendengar jawaban Grey, Athala tersenyum begitu manis. Bahkan sangat manis. Perempuan manapun yang melihatnya sepertinya akan mabuk kepayang.

''Ngapain sih lo, sok mengandung C6H12O6 aja"

Grey kesal, mengapa Athala sangat suka senyum kepadanya. Padahal, ia sudah bersikap sangat dingin.

"Jadi sekarang boleh kan kita jalan-jalan?"

Athala masih ragu menanyakan hal itu. Ia takut mood Grey berubah seketika.

''Hmm.. iya tapi muka gue udah kucel abis keluar''

Grey berkali-kali memperhatikan dirinya yang tidak layak diajak jalan.

''Biarin aja, kalo kamu makin cantik ntar Aku gak bisa move on"
Ucap Athala menggombal.

"Idih iu bat lo bilang aku-kamu''
Ekspresi masam grey sangat lucu bagi Athala.

Ah, ingin saja Athala mencubit kedua pipi gembul Grey, tapi sayang, Grey sangat anti terhadap sentuhan. Siapapun itu.

"Yaudah yuk''

Athala mendorong pelan punggung mungil Grey. Mudah saja baginya, tinggi badan Grey hanya 150cm, sedangkan Athala sudah mencapai 175 cm.

"Ta, mobil lo baru ya?"
Grey memperhatikan mobil berwarna silver yang akan mereka tumpangi.

"Iya, Bokap gue yang beliin. Gue ngga minta sih padahal" .
Ucap Athala membuka pintu bagian depan untuk Grey.

''Kok diem?"

Athala heran mengapa Grey tidak masuk? apakah ia tidak suka dengan mobil ini?

"kursi tengah aja yah ta''
Seakan ketakutan grey ingin duduk di belakang saja.

"Gue kayak sopir dong rey''
Athala tidak ingin menyia-nyiakan tampang bak model miliknya. Terlalu tampan untuk dijadikan supir.

''yauda ngga jadi nih?''
Ancaman itu tidak mampu Athala tolak. Baiklah, sepertinya ia harus bersabar menghadapi manusia seperti grey.

'untung sayang'.
Batin Athala.

Diperjalann, Tidak ada obrolan berarti di antara mereka. Grey pun tidak mungkin memulai pembicaraan, ia tidak ahli dalam hal itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka sampai di salah satu pusat pembelanjaan.

''Ngapain sih kesini, kapan gue sukanya coba''
Grey tidak suka diajak ke mall. Selain tidan punya uang, ia juga tidak suka keramaian.

''Lo suka beli sticky, brushpen, stabilo, washi type gitu kan?''

Athala sangat tahu barang kesukaan Grey. Disaat cewek lain ingin mengoleksi make up, Grey justru ingin mengoleksi stationary untuk keperluan catatannya.

''Hm, iyasih''
Grey membenarkan dugaan Athala.

''Yaudah ayok''
Athala menarik tangan grey, lagi.

"Enggak usah pegang tangan gue athala yang manis''
Dengan cepat grey menepis tangan Athala.

Athala tidak bisa menahan senyumannya, baru kali ini Grey berkata demikian. Ah, ingin rasanya mengabadikan momen itu.

GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang