Pada akhirnya semua akan berakhir pada kata 'pernah'.
-Grey-****
Proses belajar-mengajar di hari itu selesai pukul 02:00, Grey dan kawan-kawan (Iin, Dian, serly) menjenguk Athala yang entah sakit atau ditelan bumi.
''Re, lo ngga beli apa gitu buat ata?"
Tanya dian dengan suara pelan."Lah emang gue siapa nya? lagian gue nggak punya duit"
jawab Grey santai penuh kejujuran.''Hmm yaudah"
Dian mengedikkan bahu pasrah dengan jawaban Grey.''Ayo ah, lama deh"
Serli sudah tidak tahan dengan cuaca panas di parkiran sekolah.Mereka berempat akhirnya meninggalkan pekarangan sekolah menuju rumah Athala dengan tangan kosong. Sangat menyedihkan bukan:v
Pekarangan luas dan design rumah yang glamor mulai mereka masuki, untuk yang pertama kalinya Serly ke rumah Athala. Ia tak henti-hentinya berdecak kagum.
''Astaga re, kalo lo jadian sama Atha auto jadi anak sultan serius"
Ucap Serly yang dihadiahi pelototan gratis dari Grey.''Eh tapi bener sih, kita juga bisa jadi temen anak sultan haha"
Ucap Iin menambahkan ocehan serly.Grey mengacuhkan humor yang receh baginya.
"Nah kalian gih yang salam''
Ucap Grey santai saat mereka sampai di depan pintu utama.''Lah kok kita sih, lo kan Cemcemannya re"
Namanya juga sopo ya, Serly mengatakannya dengan santai."Apaan, yang ngajak kesini siapa coba? Kalian kan? Ya kalianlah yang salam"
Grey tak mau kalah, enak saja dirinya diperalat oleh ketiga curut kucel."Dih, lo lah re masa kita. lo itu udah sering kesini kan? udah taulah seluk beluk ni rumah"
ucap Dian menambahkan.Tiba-tiba pintu terbuka, keempat manusia yang berada dibalik pintu terlonjak kaget dan hanya bisa menganga.
Sosok laki-laki tampan menatap tajam ke arah mereka. Menautkan kedua alis tebal bak ulat bulu yang bertemu.
"Kalian siapa?"
Tanya sosok laki-laki yang membuka pintu tadi.Tunggu, bukankah mereka yang harus bertanya kamu siapa? Seingat mereka Athala tidak punya saudara apalagi setampan ini.
"lah Lo siapa?"
Pertanyaan yang seharusnya disamadengankan dengan pernyataan malah di balas dengan pertanyaan. Sopo memang:v pikir Dian, Grey dan Iin.
"Gue Athara, kakaknya Athala"
Pernyataan itu spontan membuat Grey dan kawan-kawan kaget, kenapa makhluk tampan seperti ini bisa bersaudara dengan Athala? Ya memang sih Athala juga tampan, tapi ini? jauh lebih tampan.
"oh, kita temennya Athala kak, kita mau jenguk dia, lagi sakit ya?"
Iin tiba-tiba menggeser teman-temannya agar berdiri tepat di depan Athara."Dia nggak sakit"
'gila, ni orang. fix, pembendaharaan kata-katanya kurang mumpuni kayaknya'. batin Dian.
''Bagus deh, kita pamit pulang"
Ucap Grey santai yang mendapat protes dari teman-temannya."Lah kita aja belum ketemu sama Athala re, ngapain pulang. Bencos mahal re"
Ucap Dian penuh sindiran.''Bencos?"
Baik Athara, Grey , Serly dan Iin menampakkan raut wajah bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grey
JugendliteraturBaginya Matematika adalah separuh dari dirinya. Matematikalah yang membuat seorang Grey memiliki dua dunia. Dunia nyata dan dunia maya. Pada umumnya, kebanyakan orang menggunakan sosial media untuk mengekspos keseharian agar terlihat kekinian. Namun...