1

557 57 17
                                    

"Sansan, cowo itu ngeliatin lu terus." Bisik Jisoo kepada Sana yang tengah melahap jajangmyeonnya. Sana mendongakan wajahnya, merilik sekilas sosok lelaki muda diseberangnya yang tengah duduk sendirian dan mengaduk-aduk jajangmyeon seraya memperhatikan dirinya. Seketika lelaki tersebut mengalihkan pandangannya gugup.

"Biarin ah." Sana kembali melahap dengan ganas.

"Tuh kan San, dia ngeliatin lu lagi." Jisoo mencubit lengan Sana gemas.

"Berisik Jisoo gue lagi makan. Lu kaga makan bukan bambank?"

"Kayanya dia jodoh lu deh San."

"Besok-gue mau liatin Kai EXO-makan aja-biar dibilang gue jodohnya doi." Ucap Sana terbata-bata sambil makan.

"Beda oncom. Dia tuh gentle banget, masa dia suka sama cewe yang makannya maruk kaya lu."

Sana memandang lelaki tersebut dan ia dapat melihat lelaki itu berkata "neomu kiyowo" sebelum akhirnya lelaki tersebut pura-pura memakan Jajangmyeongnya.

Ngapa sih tuh bocah, gerogi amat ngeliatin cewe.

Sana meletakan sumpitnya dengan kasar dan mendengus kesal.

"Woy cowo baju hitam."

"Sansan, mau ngapain San?" Tanya Jisoo panik, pasalnya hampir semua mata melihat ke arah mereka, terkecuali pemuda berbaju hitam yang sedari tadi memperhatikan Sana.

"Eh budek lu yeh." Teriak sana sambil melemparkan mandu ke arah pemuda tersebut.

Yang dipanggil akhirnya menatap sana dengan polos.

"Iyah elu cowo baju hitam, siapa lagi."

Dia menunjuk dirinya sendiri dengan heran.

"Gak usah yah lu liat-liat gue. Pake bilang gue kiyowo segala lagi."

"Tapi-"

"Gue tau gue kiyowo elah. Sorry gue gak suka penguntit kaya lu."

"Maaf mba-"

"Maaf maaf. Lu bukan level gue, dasar anak kecil."

"Mbaknya sudah selesai ngomong?" Tanya pemuda itu sopan. Sana malah makin sewot dipanggil mbak, emangnya dia kasir koreamaret.

"Mbak mbak, sejak kapan bapak gua ngelahirin anak kaya elu."

"Bapak kan emang gak ngelahirin San." Sana menatap Jisoo tajam.

Pemuda itu menghela nafas panjang kemudian meletakan beberapa lembar won diatas meja. Ia membungkuk hormat kepada orang-orang disekitar tempat makan tersebut yang sempat memperhatikan mereka, mengisyaratkan bahwa mereka bisa melanjutkan aktifitas mereka yang terganggu karena Sana. Ia hampir saja berhasil pergi dari tempat itu dan meninggalkan Sana sendirian jika saja Sana tidak menarik tangannya. Iyah sekarang tuh posisinya Sana lagi megang tangan pemuda yang dikatain penguntit itu.

"Mau kemana lo?"

Pemuda itu menolehkan kepalanya dan melihat Sana. Ia menunjuk wajah Sana, sedangkan yang ditunjuk hanya mengedip-ngedipkan matanya, takut diapa-apain.

"Mukanya belepotan mba." Jawab pemuda itu santai.

Sana melepaskan tangan pemuda tersebut dan berusaha membersihkan mulutnya. Pemuda itu tak berusaha menunggu Sana, ia berlalu melewati gadis tersebut menuju pintu keluar. Sana segera mengejar lelaki itu, masalahnya masih belum selesai.

"Neng bayar dulu neng!" Teriak Ahjuma penjual Jajangmyeon.

"Jisoo bayarin gua!" Teriak Sana sebelum akhirnya ia berhasil lolos dari tagihan yang ia makan.

NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang