6

339 51 36
                                    

"Sana!" Suara berat seorang pria menginterupsi kegiatan Sana yang tengah menunggu Jisoo dibawah pohon rindang dekat taman kampus.

Sebelum menoleh ia berdoa dalam hati semoga pria tersebut bukanlah-

"San, ko dipanggilin gak nengok sih?"

-Wonwoo.

Pria tersebut kini sudah berdiri tegak dihadapan Sana dengan tatapan tajam seraya berkacak pinggang. Setelah melihat Wonwoo, ia merutuki diri kenapa ia tidak mengikuti Jisoo ke toilet atau apapun itu ketimbang harus berurusan dengan pria tersebut.

"Ko lu bengong San, lagi mikirin cowo brengsek itu yah?"

"Apa sih Wo? Udah yah gua mau ke toilet dulu, kebelet."

Wonwoo menarik tangan Sana dengan kasar, matanya memerah menahan marah, dan saat itu juga Sana benar-benar takut setengah mati. Kejadian beberapa pekan lalu mengenai Wonwoo kembali mengusiknya dengan kenangan yang buruk. Ia trauma sekali jika Wonwoo sudah begitu, karena akan dipastikan Wonwoo akan mengamuk saat ini juga kepada Sana.

"Lepasin Wo, sakit."

"Lu emang harus dikasih pelajaran biar gak genit sama cowo lain."

"Wo, please jangan disini. Banyak orang Wo, lepasin sakit."

Sana berusaha melepaskan diri dari Wonwoo tapi yang ada malah pria tersebut semakin mencengkeram tangan Sana dengan kasar. Bahkan rintihan Sana saja sudah ia abaikan. Tindakan mereka berdua sudah mulai menyita perhatian para mahasiswa. Satu persatu mereka terdiam dan mulai berbisik-bisik.

"Kalian lihat baik-baik wajah gadis ini. Namanya Sana, dia pacar gua. Jadi kalau ada cowo yang berani deketin Sana, habis lu sama gua." Wonwoo berbicara pada kerumunan mahasiswa tersebut.

"Wonwoo lepasin! Lu bukan siapa-siapa gua!"

"Gua gak bakal marah kalau lu gak terus-terusan jalan sama cowo lain, San."

"Eh Wonwoo gila lu yah!" Jisoo yang baru keluar dari toilet melihat kerumunan dan memergoki tindakan anarkis Wonwoo segera berusaha melepaskan cengkeraman Wonwoo di tangan Sana. Tapi hasilnya nihil, tubuh munyil Jisoo malah didorong oleh Wonwoo hingga terhuyung ke rerumputan.

"Pasti Jisoo kan yang ngajarin lu kaya gitu San?"

"Wonwoo lepasin Sana gak?!"

"So, jangan dekatin gua." Lirih Sana, ia tidak mau alergi Jisoo kambuh atau Jisoo yang jadi sasaran kemarahan Wonwoo, cukup ia saja.

"Lu cowo tergila yang pernah gua temuin!" Pekik Jisoo pada Wonwoo.

Sana menggeleng pelan pada Jisoo. Bahkan sekarang mata Sana sudah berkaca-kaca. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi Wonwoo. Dan yang ada dipikiran Sana hanya satu orang, Jungkook.

"Kenapa? lu mau nangis?" Wonwoo tertawa sinis menatap Sana, "cewe gitu yah San, dia yang buat salah eh dia yang nangis seolah-olah korban. Jangan cengeng San, lu gak cocok kaya gitu."

Jungkook, gua janji bakal buat lu jadi cowo normal. Please sekarang gua butuh bantuan lu.

Sana memberanikan dirinya, "Jangan ganggu gua atau gua bilangin Jungkook."

Jisoo terdiam, ia bisa melihat Sana berusaha melotot tajam ke arah Wonwoo walau suaranya bergetar saat mengucapkan kalimat tersebut.

"Oh jadi nama selingkuhan lu Jung-"

"Ada yang manggil gua?"

Dan entah darimana Jungkook muncul dengan wajah yang ia buat sebisa mungkin terlihat slengean. Beberapa mahasiswa mulai heboh, pasalnya ini akan jadi pertandingan seru di kampus, dan jarang sekali melihat Jungkook bisa terhubung dengan gadis di kampus. Wonwoo si cuek maniak cewe versus Jungkook si cuek sombong.

NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang