Jungkook masih mengomel dalam hati tentang sikap kakaknya yang memalukan di dalam taksi tadi. Ia menendangi batu-batu kecil di tengah jalan dengan gemas. Tapi tiba-tiba ia kepikiran satu perkataan kakaknya-
"Tapi kan makin susah dapetin Sana kalau lu gak klarifikasi."
Bacot banget dah abangnya. Emangnya siapa sih Sana?
Sana cuma cewe nyebelin yang udah manggil dirinya penguntit, dan lebih parahnya lagi gadis tersebut ternyata tinggal di sebelah kosannya sambil berpikir bahwa dirinya Homo. Pikiran dari mana coba.
Tapi Mbak Sana emang cantik sih.
Jungkook menggelengkan kepalanya, mikir apa sih dia ini. Ia mulai menatap lurus ke depan, fokusnya kini tidak pada batu-batu di jalan. Jungkook melirik sekilas ada keramaian mahasiswa kepo yang sedang berkumpul entah menonton pertunjukan apa, yang jelas Jungkook berusaha agar ia tidak melihat ke arah kerumunan tersebut.
"Kalian lihat baik-baik wajah gadis ini. Namanya Sana-
Mbak Sana?
Jungkook yang tengah melewati kerumunan itu pun mau tidak mau akhirnya berhenti dan berusaha melihat kehebohan tersebut. Ia terkejut melihat pria yang sempat memukulnya di kedai Jajangmyeon tersebut menunjuk-nunjuk setiap lelaki yang ada di kerumunan tersebut. Lalu fokus Jungkook beralih ke gadis di sebelahnya yang tampak lemah dan berusaha mati-matian melepaskan cengkeraman pria tersebut.
Dia Sana.
-dia pacar gua. Jadi kalau ada cowo yang berani deketin Sana, habis lu sama gua."
Salah satu alis Jungkook terangkat, oh jadi ini alasan kenapa cewe tersebut takut dengan pria yang bernama-ah Jungkook lupa siapa namanya. Tidak penting juga. Sudah ah dia ingin pergi ke perpustakaan. Jungkook bukannya ingin mengingkari janjinya, tapi ia tidak berniat membantu Sana yang sudah menduga dirinya gay. Dia tidak ingin terlibat dengan gadis yang ribet seperti Sana.
Jungkook mulai menghindar dari kerumunan tersebut, ia juga sudah melihat teman Sana yang satu kamar dengan gadis tersebut, pasti sekarang Sana aman.
"Jangan ganggu gua atau gua bilangin Jungkook."
Langkah pemuda itu terhenti, ia kembali menatap Sana. Dan dapat ia lihat wajah Sana berusaha dibuat segalak mungkin. Padahal orang lain dapat dengan jelas melihat keringat bercucuran di wajah cantik Sana.
"Bodoh." Monolog Jungkook sebelum ia menembus kembali kerumunan tersebut dan berhasil berhadapan dengan mereka.
"Ada yang manggil gua?"
Jungkook melihat wajah Sana.
Tenang Mbak, lu aman. Gua gak bakal tinggalin lu sendiri.
Jungkook menghela napas setelah ia keluar dari ruang kesiswaan. Ia melirik kakaknya sedikit takut.
"Maaf yah Hyung." Ucap Jungkook pelan. Jin melihat wajah adiknya dengan seksama lalu tersenyum.