Gwenchana
Part II
***
Chanyeol berusaha mendapatkan informasi dari radio mobilnya. Beberapa saluran sudah tidak berfungsi, namun sisanya masih bisa menyiarkan berita terkini. Dari sana ia mengetahui bahwa Kota Seoul sudah mati total dan masuk dalam kondisi karantina. Tentara akan segera mengkarantina kota tersebut dalam waktu 24 jam. Semua perbatasan akan ditutup dan tidak ada yang boleh keluar-masuk tanpa seijin petugas berwenang.
Krssk! Krrsskk!
Tiba-tiba suara radionya menghilang, Chanyeol semakin bingung. Ia mencoba mencari saluran lainnya namun kini semuanya mati total.
"Sial!" desisnya kesal.
Dalam perjalanannya menuju perbatasan, Chanyeol terhenyak melihat pemandangan yang ada di sekitarnya. Seluruh jalan semerawut, mobil-mobil di seluruh sisi jalan terbengkalai. Saat itu Chanyeol mendengar suara bunyi dari mobilnya. Matanya melihat tanda merah di gambar tangki bensinnya. Itu adalah peringatan jika bahan bakarnya sudah hampir habis. Chanyeol kebingungan. Ia tak mungkin menemukan tempat pengisian bahan bakar di jalanan tersebut, karena itu adalah jalanan bebas hambatan. Mau tak mau ia harus berhenti.
Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rendah, matanya memindai sekelilingnya mencari mobil yang ditinggalkan pemiliknya. Berharap bisa menemukan satu kendaraan yang dapat dia pakai untuk melanjutkan perjalanannya. Hingga kemudian matanya menangkap sebuah mobil jeep yang kelihatan cukup kuat. Ia segera menepikan mobilnya ke dekat mobil itu. Mematikan mesinnya dan memperhatikan sekitarnya sebelum akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari dalam mobilnya.
Sebenarnya ia tak yakin kalau tempat itu aman, karena ada beberapa mayat yang terkulai di jalanan. Tapi mereka sudah tidak bergerak, kemungkinan sudah mati. Namun itu tidak mengurangi rasa kekhawatirannya.
Akhirnya, ia memberanikan diri untuk mendatangi mobil tersebut dan mengecek isinya. Beruntung, karena kunci mobil tersebut masih menggantung di sana sehingga Chanyeol tidak kesulitan untuk menyalakan mesinnya. Pria itu naik dan menutup pintu mobilnya, mengecek mesin di depannya. Ini seperti mobil yang pernah dia pakai sebelumnya, jadi dia tidak terlalu bingung bagaimana mengoperasikannya.
Chanyeol menyalakan mesinnya dan mengecek tanda bahan bakarnya. Ia benar-benar lega saat itu karena bahan bakarnya masih dalam kondisi full tank. Chanyeol mempersiapkan diri, menyetel kaca spionnya dan memanaskan mobilnya. Tetapi telinganya tiba-tiba mendengar sesuatu di belakangnya, matanya sigap melihat ke kaca spion tengah dan mendapati sesuatu di kursi belakangnya. Ia mengambil napasnya segera sebelum tangannya bertindak. Dengan cepat, Chanyeol menghentakkan sikut tangannya menghajar mayat hidup yang tertinggal di kursi belakang. Mayat tersebut terpental hingga membanting punggung kursi, Chanyeol segera mengambil pemukulnya dan keluar dari mobil tersebut. Namun bukannya kabur, ia justru membuka pintu kursi belakang dan menarik kaki mayat hidup tersebut hingga jatuh ke tanah. Dengan brutal, pria tinggi itu memukul pemukulnya ke kepala sang mayat beberapa kali hingga hancur.
"Aaarrgggh!!"
Setelahnya, Chanyeol berdiri dengan kedua kaki yang lemas. Wajahnya memerah dengan napas yang memburu dan keringat yang mengucur. Namun, ia segera menyekanya dengan cepat lalu kembali naik ke dalam mobil dan mengunci seluruh pintu mobil. Tangannya sigap memutar gigi dan segera pergi meninggalkan tempat itu.
***
Chanyeol tidak pernah membayangkan sebelumnya untuk membunuh. Walaupun ia tahu yang ia binasakan adalah makhluk yang sudah mati. Namun melihat hasil perbuatannya yang benar-benar brutal membuatnya berpikir bahwa dia sendiri sudah gila. Tetapi ia harus melakukannya. Chanyeol tak mungkin membiarkan dirinya disakiti demi melindungi anaknya.