pulang, dingin.

72 24 3
                                    

22 Desember 2019















Konsentrasiku buyar ketika Carlisle meneleponku. Aku sedang berlatih paduan suara juga puisi untuk penampilan natal di gereja dekat rumah. Suster Kelly memperbolehkanku mengangkat telepon.

"Kenapa, Carlisle?" tanyaku.
Carlisle terdengar terengah-terengah. "Kamu di mana, Sa?"

Aku menelan salivaku dengan susah payah. Aku meminta izin Suster Kelly untuk menelepon di luar sebentar.

"Kenapa, sih?"
"Kamu di mana?" tanyanya dengan lebih tenang.
Aku menghela napas. "Di gereja."
"O-oh, aku ganggu, ya?"
"Nggak," jawabku bohong. "Kenapa, sih?"

"Nggak apa," jawab Carlisle gugup. "Aku nyari kamu. Tadi aku ke rumahmu, tapi kamu nggak ada."

"Kamu ke rumahku?" tanyaku kaget. "Kan udah aku bilang, aku nggak ada di rumah sampai besok. Kamu udah pulang?"
"Belum, hehe," jawab Carlisle kikuk.
"By the way, kenapa nyari aku?"

Tapi Carlisle sudah menutup panggilan, sebelum dia sempat menjawab.

chance // hrj ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang