SERANGAN MENDADAK

86 13 2
                                    

Happy reading!!

Keadaan sangat sangat gaduh begitu saja Jaehyun dapat panggilan dari kantor pusat ayahnya di korea sana, baru saja mereka di kabari  bahwa Alan kena serangan tiba tiba.

"Chae, buruann pesawat haraboeji sebentar lagi nyampe di airport" Teriak Jaehyun dari bawah.

"A-ayoo bang J-jaehyun, ayahh gak kenapa kenapa kan?" Ucap Chaeyeon sambil sesegukan.

Jaehyun tak bisa menjawab karna dia sendiri pun tak tahu jelas gimana keadaan ayahnya di sana.

"Udah buruan" Balas Jaehyun lalu berlari ke mobil.

◇◇◇◇◇

Mingyu terlihat bingun kali ini, kelas yang ia masuki benar 11 ips 3 namun yang di carinya tak ada. Tak pusing pusing Mingyu langsung bertanya pada sekretaris kelasnya.

"Muridnya hadir semua" Tanya Mingyu.

"Eh, gak tau pak tunggu. Saya juga masih ngabsen" Balas si sekretaris.

Merasa ada yang kurang sekretaris akhirnya menghitung ulang jumlah murid, biasanya kalau tidak hadir selalu memberi surat.

"Ada yang gak masuk?" Tanya sekretaris pada temannya.

"Ceyon kagaa adee, jah" Celetuk salah satu murid.

"Keterangannya apa?"

"Auu, tanya Somi noh"

"Somm, Chaeyeon kemana?"

"Gak tau, hp nya gak aktif"

"Alpha-in dulu ye"

Tumben tumbenan Chaeyeon mematikan telfonnya, dan tidak mengabari sama sekali. 

Belum lama pelajaran di mulai, guru bk masuk ke kelas meng-infokan Chaeyeon tidak masuk dengan keterangan izin.

◇◇◇◇◇

Incheon airport-korsel

Chaeyeon dengan Jaehyun baru saja mendarat malam hari di Korea Selatan. Tanpa membuang waktu, mereka langsung ke rumah sakit yang di tuju.

"Halmeoni, ayah gimana?" Tanya Jaehyun pada neneknya.

"Ayah-mu itu terlalu memforsir pekerjaanya, pulang larut, minum minum tak terkontrol" Jawab halmeoni sambil menenangkan Chaeyeon.

Beberapa hari sudah di habiskan Chaeyeon dan Jaehyun di korea, ayahnya mulai membaik namun tak bisa bekerja sebanyak dulu.

"Jaehyun haraboeji mau bicara sebentar" Ucap haraboeji sambil menepuk pundak Jaehyun.

"A-ah ne" Balas Jaehyun.

Segelintir angin meniup niup rambut Jaehyun dan haraboeji dari balkon rumah mereka, di temani secangkir kopi dan teh.

"Haraboeji sudah tua, ayah mu pun akan menua. Ayahmu anak tunggal salah satunya penerus cuma kamu sama Chae-nie" Terang haraboeji pada Jaehyun.

"Maksud haraboeji?" Tanya Jaehyun yang kurang mengerti.

"Haraboeji mau kamu sama Chaeyeon  menetap di Korea untuk beberapa waktu" Lanjut haraboeji tegas.

Jeg. Jantung Jaehyun seketika berhenti kaget, tak tau harus menanggapi seperti apa. Masalah ini semestinya di rundingi bersama.

Terlihat Chaeyeon baru saja mengantar nampan obat dan makan siang ayahnya.

"Hai ayah, Chae bawa mam buat ayah" Ucap Chaeyeon sambil meletakan nampan di atas nakas sebelah tempat tidur.

"Hai sayang nya ayah, sini" Balas ayahya sambil menutup majalah yang baru ia bacanya.

Chaeyeon dengan setia menunggu ayahnya makan, makan siangnya beserta meminum obatnya.

"Chae, Chae sayang ayah?" Tanya ayahnya dengan mengelus lembut rambut anaknya.

"Ayah itu superhero nya Chae, ayah itu panutan Chae, ayah segalanya buat Chae. Jadi Chae gak sayang ayah" Balas Chaeyeon dengan suara imutnya.

"Lho Chae gak sayang ayah?"

"Manaaa adaa coba anak yang gak sayang sama ayahnya kalo ayahnya udah kaya superhero, Ayah tuh segalanya buat Chae. Jadii jangan sakit sakit lagi" Ucap Chaeyeon langsung bangun dari tiduran di paha ayahnya.

"Jadi kalo Chae sayang ayah, Chae mau bantuin ayah?"

"Emang ayah butuh bantuan apa?"

"Chae, mau gak tinggal di Korea. Tapi terserah sama Chae kok, ayah gak mau maksa"

Sama terkejutnya Chaeyeon saat di minta untuknya tinggal di Korea, kenangan indonesia masi terlalu berharga untuk di lupaka.

"E-eh C-ch-chae Mau lah ayah" balas Chaeyeon terbata.

"Beneran? Ayah. langsung siapin semuanya untuk keperluan kamu"

"Th-tapi perusahaan ayah di indonesia? Gimana?"

"Banyak teman ayah di sana, perusahaan di sana bisa di gabung sama KIM COMPANY punya ayah temanmu Sejeong, J CORP punya ayah Somi" Balas ayah dengan mimik ceria.

"Yang penting yang utama tetap di pegang keluarga, nanti abang mu juga yang melanjutkan" Lanjut ayah.

Chaeyeon mengembangkan senyumnya, apa yang membuat keluarganya bahagia semua bisa di korbankannya. 

Tbc.

Hahay coy aing kambek
Mwehe aku yang buat ni cerita kok aku yang bingung sama alur ya heheheh

Tapi lanjut aja deh ya maap nih kalo berantakan, work pertmaa niiww cemiw

Kritik dan saran ku sangat butuhkan, comment dan vote jugaa yaa luv u






Storyline | Chaeyeon × MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang